bacaterus web banner retina

Inilah 5 Film Indonesia yang Mirip dengan Film Yuni (2021)

Ditulis oleh Suci Maharani R

Tidak bisa dipungkiri lagi, Yuni (2021) menjadi film penutup tahun yang wajib sekali untuk ditonton. Apalagi oleh para remaja perempuan, film ini akan membuka mata mereka soal pergaulan dan arti bertanggung jawab untuk hidupnya. Banyak hal yang dikira lumrah, contohnya fenomena perjodohan anak, menikah untuk menutupi aib kehamilan hingga praktek patriarki dalam keluarga.

Film ini menunjukkan realita apa yang sedang dihadapi oleh anak perempuan, kebebasan mereka terancam oleh tradisi. Selain film Yuni (2021), sebelumnya beberapa sineas Indonesia juga pernah membuat film yang mengkritik isu sosial yang dihadapi para perempuan. Sebut saja film Perempuan Berkalung Sorban, eksploitasi perempuan yang harus menurut pada laki-laki sesuai ajaran agama.

Makanya kali ini kita akan membahas, film-film apa saja yang memiliki cerita yang mirip seperti film Yuni (2021). Pasti sudah pada penasaran dong? Jangan sampai terlewatkan, kamu bisa mendapatkan jawaban lengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Sinopsis dan Review Film Indonesia Yuni (2021)

1. Perempuan Berkalung Sorban

Perempuan Berkalung Sorban
  • Tahun Rilis: 2009
  • Genre: Drama, Romantis
  • Sutradara: Hanung Bramantyo
  • Pemeran: Revalina S. Temat, Widyawati, Oka Antara, Reza Rahadian
  • Produksi: Kharisma Starvision Plus

Perempuan Berkalung Sorban (2009) harus berada diurutan pertama, pasalnya film ini memang sangat mirip dengan Yuni (2021). Bedanya, Yuni mengisahkan perjuangan seorang remaja melawan perjodohan anak sambil mencari jati dirinya. Sedangkan kisah Anissa (Revalina S. Temat) lebih berliku dan penuh linangan air mata.

Anissa hidup dalam lingkup tradisi konservatif yang berpedoman pada al-Quran, Hadist dan Sunnah, sementara buku modern dianggap menyimpang. Perempuan ini dikenal sangat cerdas, berkarakter, berani dan memiliki pendirian yang kuat. Bahkan ia bercita-cita untuk meneruskan pendidikannya ke Kairo, Mesir dan hampir berkuliah di salah satu universitas di Yogyakarta.

Sayangnya Anissa harus tunduk di bawah praktek patriarki, dimana seorang perempuan diharuskan tunduk pada laki-laki sesuai dengan ajaran Islam. Annisa tidak kuasa melawan hal ini, hingga akhirnya ia terpaksa menikah dengan putra seorang Kyai. Sayangnya pernikahannya tidak berjalan dengan baik, sang suami berselingkuh hingga menghamili seorang wanita.

Tak terima akan hal ini, Annisa meminta diceraikan karena suaminya sudah berkhianat dan suka memukulinya. Namun semua orang menganggap Annisa sudah menyalahi kodratnya, bagaimana seorang wanita berani meminta cerai pada suaminya. Untungnya ada satu orang yang selalu berada dipihaknya, Khudori (Oka Antara), paman dari pihak ibunya.

Dari sinilah lika-liku perjalan cinta dan perjuangannya mencari yang namanya kebebasan dan keadilan bagi perempuan dimulai. Anissa dan Khudori harus menghadapi berbagai macam persepsi buruk dari masyarakat sekitar. Keduanya bekerjasama untuk melawan lingkungan keluarga dan pesantren yang sangat konservatif.

2. Kartini

Kartini
  • Tahun Rilis: 2017
  • Genre: Biographical, Family, Drama
  • Sutradara: Hanung Bramantyo
  • Pemeran: Dian Sastrowardoyo, Deddy Sutomo, Christine Hakim, Acha Septriasa, Ayushita, Reza Rahadian, Adinia Wirasti
  • Produksi: Legacy Pictures, Screenplay Films

Diangkat dari kisah perjuangan salah satu pahlawan wanita Indonesia, yaitu perjuangan R.A Kartini. Film yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo ini, sempat tersandung kasus sikap buruk dari sang aktris.

Saat video Dian Sastrowardoyo menepis tangan penggemar, dengan raut wajah ketus tersebar luas. Terlepas dari kontroversi itu, Kartini (2017) memang film yang wajib sekali ditonton oleh perempuan.

Film ini mengambil sudut pandang, Kartini yang melihat perjuangan ibunya yang menjadi orang buangan. Pasalnya sang ibu bukanlah keturunan ningrat, alhasil sang ibu malah diperlakukan layaknya seorang pembantu di rumahnya sendiri. Kartini sangat geram akan hal ini, ia berusaha untuk memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.

Gadis ini juga ingin memberikan pendidikan pada para perempuan, karena mereka memang layak menerimanya bukan hanya para pria. Kartini dibantu oleh kedua adiknya membangun sekolah gratis untuk kaum miskin. Ia berusaha membuka lapangan pekerjaan untuk warga Jepara dan membangun bisnis dengan orang Belanda.

Perjuangan Kartini untuk memberikan keadilan pada para perempuan ini tidaklah mudah. Meski ia terinspirasi dari sang kakak, nyatanya Kartini harus bergelut dengan takdirnya sendiri. Perempuan ini harus melawan tradisi, dimana ia juga akan berhadapan dengan yang namanya perjodohan. Apakah Kartini bisa mendobrak segala keterbatasan yang membelenggu para perempuan?

3. Berbagi Suami

Berbagi Suami
  • Tahun Rilis: 2006
  • Genre: Drama, Family
  • Sutradara: Nia Dinata
  • Pemeran: Jajang C. Noer, Shanty, Dominique Agisca Diyose, El Manik, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi
  • Produksi: Kalyana Shira Films, WallWorks

Seperti judulnya Berbagi Suami (2006), film ini mengisahkan kehidupan tiga wanita yang suami mereka mempraktikkan poligami. Diambil dari sudut pandang tiga perempuan, Salma (Jajang C. Noer), Siti (Shanty) dan Ming (Dominique) dengan rentang usia, sosial dan etnis yang berbeda.

Salma adalah seorang perempuan Betawi berpendidikan tinggi, dokter ini bersuamikan seorang politikus. Suaminya gemar melakukan poligami, sampai memiliki beberapa istri muda yang membuat putranya sangat marah.

Sementara Siti adalah gadis Jawa yang dibawa ke Jakarta oleh suaminya, dengan iming-iming kursus kecantikan. Nyatanya Siti ditipu habis-habisan oleh suaminya, yang ternyata hanya supir bukan orang penting di dunia entertainment.

Lebih parahnya lagi, Siti dijadikan sebagai istri muda karena sang suami masih secara sah menikah dengan dua perempuan lainnya. Tak kalah memilukan, Ming yang bekerja di sebuah restoran Cina berpikir menjadi istri kedua dari bosnya akan memudahkan hidupnya.

Ming hidup bergelimang harta, ia mendapatkan fasilitas berupa apartemen dan mobil tapi gadis berusia 19 tahun ini harus terhisap dalam peliknya rumah tangga, sebagai istri simpanan.

Bahkan niatnya memanfaatkan hal ini untuk mengejar cita-citanya sebagai selebriti juga harus terhambat. Saat istri pertama suaminya mendatanginya, gadis ini langsung kehilangan segala kemewahan dan membangun lagi kehidupannya dari awal.

4. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) menjadi perjuangan yang lebih ekstrem lagi dari seorang perempuan. Film ini mengisahkan fase kehidupan seorang janda, yang mencari keadilan dan kedamaian untuk dirinya. Mengisahkan Marlina (Marsha Timothy) seorang janda yang tingga sendirian di puncak perbukitan di Sabana, Sumba.

Wanita ini tiba-tiba saja didatangi oleh tujuh perampok, yang tidak hanya merampas hartanya tapi kehormatannya juga. Marlina sebenarnya cukup cerdas, ia berhasil meracuni enam perampok tapi gagal membunuh pimpinannya. Keesokan harinya adalah hari baru baginya, ia berusaha mencari keadilan dan penebusan atas segala dosa-dosanya.

Bahkan ia melakukan perjalanan sambil membawa kepala Markus (Egi Fedly) yang telah ia penggal malam harinya. Di perjalanan itu Marlina menemukan fase baru dalam hidupnya, saat ia menyaksikan kelahiran seorang anak. Hingga pada akhirnya, Marlina mengembalikan kepala pria yang sudah menodainya.

Film ini menunjukkan betapa rentanya seorang perempuan, tapi bukan berarti mereka tidak akan pernah melakukan pembalasan. Pasalnya jika wanita sudah meneguhkan hatinya, tidak ada satupun yang bisa menghambatnya. Kisah Marlina mungkin tidak terlalu mirip dengan Yuni (2021), namun kisah ini sama-sama menunjukkan kesulitan seorang wanita hidup di masyarakat.

5. Athirah

Athirah
  • Tahun Rilis: 2016
  • Genre: Drama, Biopic
  • Sutradara: Riri Riza
  • Pemeran: Cut Mini Theo, Christoffer Nelwan, Tika Bravani
  • Produksi: Miles Films

Film satu ini mengisahkan perjalanan hidup ibunda dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Seperti namanya Athirat (2016), mengisahkan seorang perempuan yang hidup dalam poligami.

Karakter ibu Athirah sendiri diperankan oleh Cut Mini, yang membawanya meraih penghargaan di ajang FFI 2016. Kisahnya dimulai ketika Athirah menikah dengan seorang pria bernama Puang Ajji (Arman Dewarti).

Kehidupan pernikahan mereka sangat bahagia, harmonis dan bisa dikatakan sangat sempurna. Demi mendukung pekerjaan suaminya, Athirah bersama sang suami pindah dari Bone ke Makassar.

Menemaninya membangun bisnis dari nol, Athirah tidak pernah sekalipun mengeluh pada suaminya. Ujian pernikahan datang ketika sang suami sudah memiliki bisnis yang sukses dan stabil.

Saat itu suaminya tergoda dengan wanita lain, bahkan suaminya mengatakan akan menikahi wanita tersebut. Athirah yang hidup di tahun 50-an tidak kuasa untuk menolak permintaan sang suami.

Pasalnya saat itu poligami menjadi hal yang lumrah dan lazim di Sulawesi Selatan. Athirah tidak bisa memungkiri, kejadian ini menjadi titik terburuk dalam rumah tangganya.

Hingga akhirnya anaknya pun ikut menjadi korban, karena gunjingan orang sekitar soal ayahnya. Dalam hatinya Athirah ingin sekali meluapkan amarah dan rasa sakit hatinya.

Namun ia juga tidak tega membuat anak-anaknya hidup tanpa sosok ayah. Film ini memperlihatkan bagaimana perempuan hanya dianggap sebagai objek oleh para pria, selayaknya hal yang disampaikan dalam film Yuni (2021).

Inilah lima film yang membahas mengenai perempuan dan berbagai isu yang melingkari kehidupan mereka. Kira-kira dari lima daftar film di atas, film mana saja yang menurutmu wajib banget ditonton oleh para perempuan. Jangan lupa bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini dan kunjungi Bacaterus untuk mencari info seputar film terbaru.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram