bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Action The Outsider (2018)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Outsider
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kisah petualangan Nick Lowell, seorang mantan marinir Amerika, yang bergabung ke dalam sebuah klan yakuza di masa setelah berakhirnya Perang Dunia II di Jepang. The Outsider adalah original film Netflix yang menjadi debut penyutradaraan produksi Hollywood bagi sineas asal Denmark, Martin Zandvliet, yang menjadikan Jared Leto sebagai pemeran utamanya.

Merupakan produksi bersama antara Amerika dan Jepang, film ini mengambil setting di Jepang pasca Perang Dunia II, yaitu tepatnya di tahun 1954. Film ini menyajikan persaingan antar keluarga yakuza yang berebut wilayah kekuasaan dan intrik pengkhianatan di dalamnya. Sepertinya film ini menjanjikan banyak pertikaian berdarah. Apakah betul? Simak review kami tentang film yang dirilis sejak 9 Maret 2018 ini.

Sinopsis

Sinopsis

Di tahun 1954, Nick Lowell, seorang mantan marinir Amerika, menjadi satu-satunya tahanan asing di penjara Osaka. Dia menyelamatkan Kiyoshi, seorang tahanan lain yang merupakan anggota yakuza, dari pembunuhan. Setelah Kiyoshi keluar dari penjara dengan skema bunuh diri, Nick dibebaskan dari penjara melalui usaha klan yakuza Kiyoshi sesuai janjinya dan rasa terima kasih mereka.

Nick membuktikan kapasitas diri dan kesetiaannya dengan melakukan berbagai tugas yang diberikan kepadanya. Kebanyakan adalah aksi pembunuhan dan penyiksaan, seperti tugas pertamanya untuk bernegosiasi dengan seorang pengusaha asal Amerika yang berakhir dengan penyiksaan berdarah dimana Nick menghantamkan mesin ketik ke kepala pengusaha tersebut.

Klan Seizu dari Kobe merangsek ke dalam klab malam milik klan Shiromatsu dan berusaha mengintimidasi mereka. Aksi spontan Nick hampir saja menimbulkan perkelahian yang lebih besar, jika saja tidak segera dilerai. Kiyoshi kemudian menempatkan Nick di sebuah apartemen yang layak dan memberikannya setelan jas, serta menjadikannya salah satu orang kepercayaan di dalam klan Shiromatsu.

Nick tenggelam lebih dalam di kehidupan anggota yakuza. Dia menjalin hubungan asmara dengan Miyu, adik Kiyoshi, membuat tato irezumi di sekujur tubuhnya dan pernah memotong dua jari tangannya sebagai bentuk permintaan maaf kepada pimpinan klannya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapat simpati pimpinan klan yang kemudian menjadikannya sebagai salah satu anak angkatnya.

Pimpinan klan Seizu memberikan penawaran kepada pimpinan klan Shiromatsu untuk pensiun dan kekuasaannya dipindahkan ke klannya. Tawaran ini ditolak yang menyebabkan ketegangan antara mereka semakin memanas. Nick bertemu dengan seorang marinir Amerika yang berusaha memerasnya dengan ancaman akan melaporkannya ke Pengadilan Militer. Nick pun membunuhnya.

Miyu diintimidasi oleh Orochi, anggota klan Shiromatsu yang juga merupakan mantan kekasihnya. Nick berniat untuk membalas dendam, tapi dihentikan oleh Miyu dengan pernyataan jika dirinya hamil. Nick berkata jujur kepada Kiyoshi tentang hubungannya dengan Miyu dan Kiyoshi kemudian memberikan sepasang samurai kepada Nick sebagai simbol jika dia telah mempercayakan adiknya kepada Nick.

Nick berhasil menyelamatkan pimpinan klan dari usaha pembunuhan, tetapi malah menewaskan Kiyoshi. Nick mengajukan sebuah rencana aksi pembunuhan terhadap beberapa anggota klan Seizu sebagai peredam kemarahan pimpinan klan Shiromatsu. Klan Seizu mengajukan pertemuan di pelabuhan yang ternyata adalah jebakan maut. Orochi berkhianat dan membunuh pimpinan klan Shiromatsu.

Nick yang tertembak kakinya dalam peristiwa itu, kemudian menuntut balas nyawa kepada Orochi dengan menantangnya tarung samurai. Orochi menolak dan menghinanya yang kemudian membuat Nick mencabut samurainya dan membunuh Orochi. Pimpinan klan Seizu memintanya pergi. Nick menjadi pimpinan klan yakuza baru dengan anggota klan Shiromatsu yang tersisa.

Terlalu Banyak Lubang dalam Ceritanya

Terlalu Banyak Lubang dalam Ceritanya

Premis awal The Outsider ialah kisah kolosal tentang orang asing yang masuk ke dalam sebuah klan yakuza. Tapi setelah menyelesaikan film dengan durasi 2 jam ini, kesan kolosal itu tidak ada sama sekali. Tidak ada pertarungan dalam skala besar, seperti dalam The Last Samurai (2003), yang terjadi. Bahkan setiap adegan aksinya hanya muncul dalam hitungan detik saja.

Jika melihat jejak rekam sutradara Martin Zandvliet, dua film karya awalnya bergenre drama dan baru di film ketiganya yang sukses besar, Land of Mine (2015), dia masuk ke ranah genre perang dengan beberapa adegan yang cukup menegangkan. Tapi, seluruh adegan aksi di dalam film The Outsider ini tidak ada yang terlalu menegangkan, apalagi berkesan. Semua terasa datar dan hambar.

Ide cerita orang asing yang bergabung menjadi anggota setia sebuah kelompok sudah sangat terlalu klise dan seringkali diulang dalam berbagai film. Menambahkan satu film lagi dengan premis yang sama dan hasilnya dibawah harapan, hanyalah sebuah perbuatan yang sia-sia. Dances with Wolves (1990) dan The Last Samurai adalah dua film terbaik dengan premis yang sama.

Andrew Baldwin sebagai penulis naskah meninggalkan banyak lubang di dalam ceritanya. Padahal film ini sudah berdurasi panjang tapi tidak banyak yang bsa diungkapkan tentang latar belakang tokoh utamanya, sehingga kita tidak bisa terikat dengan karakter ini, apalagi mau simpati kepadanya. Padahal faktor ini adalah salah satu yang paling penting dalam sebuah film.

Sebagai contoh, penyebab Nick dipenjara tidak diketahui dengan pasti. Setelah berjalan setengah film, baru sekilas masa lalunya terkuak dengan munculnya seorang marinir yang dulunya pernah berada di kesatuan yang sama dengannya. Karakter yang diperankan Emile Hirsch dengan singkat ini terkesan dipaksakan dan mendadak. Dan alasan kenapa Nick dipenjara masih belum jelas.

Performa Menyedihkan Jared Leto

Performa Menyedihkan Jared Leto

Setelah berhasil meraih Oscar sebagai Best Supporting Actor lewat Dallas Buyers Club (2013), Jared Leto belum lagi menampilkan performa yang meyakinkan, justru dia terjerembab karena memerankan karakter yang tidak bisa dia emban, bahkan itu di dalam proyek besar sekalipun.

Leto gagal menampilkan kegilaan Joker di Suicide Squad (2016), sehingga ditikung Joaquin Phoenix untuk memerankannya kembali di Joker (2019). Tapi untungnya, Leto masih diberi kesempatan untuk memerankan Joker di Zack Snyder’s Justice League (2021) setelah seluruh adegannya di Justice League (2017) tidak jadi ditampilkan.

Juga di proyek besar setelahnya, Blade Runner 2049 (2017), Leto tidak menampilkan performa yang mengesankan. Lalu dia sekarang memerankan sosok yakuza, juga masih dalam skala yang menyedihkan. Leto tampil kaku layaknya patung dengan pandangan mata yang kosong, seperti pikirannya berada di film lain saat berakting di film ini.

Dengan penampilan yang sangat kurus, bahkan tulang pipinya terlihat cekung, dia diceritakan memiliki banyak keahlian berkelahi dan menggunakan senjata. Berkat latar belakang yang kurang, aksinya terkesan sungguh tidak meyakinkan. Dia bisa dengan gesit mencabut samurai dan melukai leher lawannya yang kemudian menewaskannya tanpa kita lihat proses dia mempelajari senjata tajam itu.

Keakuratan dan Kedetailan Kehidupan Yakuza

Keakuratan dan Kedetailan Kehidupan Yakuza

Di atas segala kekurangan dan kelemahan tadi, The Outsider berhasil menampilkan kehidupan para anggota yakuza dengan baik, malah cenderung akurat dan detail. Kita disajikan beberapa ritual kelompok ini, seperti yubitsume, yaitu memotong salah satu jari tangan sebagai bukti permintaan maaf dan kesetiaan. Dan juga upacara pengangkatan jajaran elit di klan yakuza.

Kehidupan para anggotanya pun ditampilkan dengan baik, seperti selalu rapih menggunakan setelan jas, suka mandi di pemandian, berkumpul di klab malam dan tentu saja melakukan aksi pembunuhan. Setidaknya, inilah faktor yang seharusnya bisa menyelamatkan film ini dari nilai terburuknya.

Bagi kalian yang suka dengan film aksi keras dan berdarah, maka film ini mungkin bisa dimasukkan ke dalam watchlist kalian, meski bisa jadi akan sedikit kecewa pada akhirnya. Sebenarnya film ini tidak buruk-buruk amat, bahkan IMDb masih memberikan rating 6,3 meski Metascore-nya bernilai 30 yang mengindikasikan jika film ini tidak disukai olek kritikus film. Jadi, pilihan dikembalikan kepada kalian.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram