bacaterus web banner retina

10 Film Terbaik yang Memberikan Pemahaman tentang Depresi

Ditulis oleh Linda
ARTIKEL INI ADA VERSI INGGRISNYA!
Jika meng-update artikel ini, WAJIB tulis link-nya di sheet ini

Depresi adalah salah satu penyakit mental yang banyak dialami oleh jutaan orang. Diperkirakan ada 300 juta orang yang menderita depresi. Depresi dapat membuat orang merasa kesepian, terasing, sedih, atau juga tidak termotivasi.

Kehadiran film tentang depresi, di antara karya seni lainnya, membantu kita memahami, bersimpati, dan memanusiakan mereka yang menderita depresi. Jika kamu tertarik menonton film yang menceritakan kehidupan para penderita depresi, mungkin kamu akan kebingungan memilih film mana yang harus ditonton.

Dari banyaknya film yang mengambil tema ini, berikut Bacaterus telah merangkum pilihan film depresi yang bagus untuk ditonton.

1. Little Miss Sunshine

Little Miss Sunshine

Sebuah keluarga akan melakukan perjalanan lintas negara untuk mengantarkan anak bungsu mereka, Olive, ke kontes kecantikan Little Miss Sunshine. Dalam perjalanan tersebut, setiap anggota keluarga dihadapkan pada tantangan dan konflik batin mereka masing-masing, seperti depresi, rasa gagal, dan masalah identitas.

Meskipun mengangkat tema tentang depresi dan gangguan mental lainnya, film ini menggambarkan bagaimana sebuah keluarga dapat bersatu dan saling mendukung di tengah kesulitan. Keluarga ini pada akhirnya menemukan kebahagiaan dalam perbedaan dan masalah mereka masing-masing.

2. Silver Linings Playbook

Silver Linings Playbook

Dibintangi sejumlah cast ternama, seperti Bradley Cooper, Jennifer Lawrence, dan Robert De Niro, Silver Linings Playbook berfokus pada tokoh utama bernama Pat Solitano. Pat, yang diperankan oleh Bradley Cooper, adalah seorang pria dengan bipolar disorder yang berusaha membangun kembali kehidupannya setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.

Pat bertemu dengan Tiffany, yang juga memiliki masalah kesehatan mental. Keduanya menciptakan hubungan unik dan berbagi momen yang membantu mereka mengatasi masalah masing-masing.

Film ini mengajak penonton untuk melihat bagaimana seseorang berupaya untuk menemukan "silver lining" atau sisi positif dalam situasi yang tampak buruk, sekaligus memberikan pemahaman tentang pentingnya dukungan sosial dalam proses pemulihan mental.

3. American Beauty

American Beauty

Lester Burnham tengah mengalami krisis paruh baya, kejenuhan dalam pekerjaan, dan pernikahan yang tidak bahagia. Pria ini mengalami depresi parah sehingga berupaya keras untuk menemukan ‘kebahagiaan’ versinya sendiri.

‘Kebahagiaan’ bagi Lester adalah membeli mobil impian dan menjalin hubungan dengan seorang remaja, yang merupakan sahabat dari putrinya sendiri. Setelah bertemu gadis itu, Lester mulai mengambil kendali atas hidupnya sendiri. Apakah ini berarti Lester akan merelakan rumah tangganya?

Dilansir dari IMDb, film ini meraih Best Picture dan empat penghargaan Oscar lain. meskipun berfokus pada problematika psikologis Lester, American Beauty juga mengeksplorasi kompleksitas masalah psikologis karakter-karakter lainnya, sehingga memperkaya alur cerita.

4. The Perks of Being a Wallflower

The Perks of Being a Wallflower

Diadaptasi dari novel berjudul sama, The Perks of Being a Wallflower mengisahkan tentang Charlie, seorang remaja yang kesepian dan depresi, yang berjuang untuk menemukan jati dirinya di sekolah menengah.

Charlie berjuang melalui tahun pertamanya di sekolah menengah atas dan berupaya mengatasi trauma masa lalunya. Melalui persahabatannya dengan Patrick dan Sam, dia belajar tentang cinta, persahabatan, dan pengakuan diri.

Melalui film ini, kita mengetahui bahwa depresi bisa dialami oleh siapa pun tanpa batasan usia, termasuk remaja. Film yang dibintangi oleh Emma Watson, Ezra Miller, dan Logan Lerman ini juga memberikan pemahaman bahwa persahabatan yang tulus bisa membantu seseorang untuk terlepas dari depresi.

5. The Virgin Suicides

The Virgin Suicides

Kehidupan remaja seharusnya dipenuhi dengan kebahagiaan dan canda tawa. Namun, semua hal tersebut tidak dialami oleh kelima saudari Lisbon. Lima gadis cantik yang hidup di Michigan tahun 1970-an ini harus mengalami depresi berat karena kedua orang tua mereka sangat protektif dan keras.

Alih-alih bisa berpesta atau berjalan-jalan seperti remaja putri kebanyakan, lima gadis Lisbon ini harus menerima nasib untuk selalu mendekam di rumah dan mengikuti aturan keras dari orang tuanya yang merupakan penganut Katolik yang sangat taat.

Akibat ‘penjara’ yang diciptakan oleh suami-istri Lisbon tersebut, kelima putrinya mengalami gangguan mental. Bahkan Cecilia, si bungsu, beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.

6. World’s Greatest Dad

World’s Greatest Dad

Lance Clayton (Robin Williams) adalah seorang guru puisi yang kesepian dan depresi. Kondisi mentalnya semakin buruk ketika ia menjalin hubungan dengan wanita yang tidak ingin terang-terangan mempublikasikan hubungan mereka. Lance juga memiliki seorang anak bernama Kyle yang kecanduan pornografi.

Suatu malam, Lance mendapati Kyle tewas karena bunuh diri. Walau berada dalam duka mendalam, Lance mencoba untuk membuat kisah kematian palsu putranya dan mengunggahnya ke internet. Tak disangka, kisah bohongan tersebut menjadi populer dan menjadikan Lance seorang pahlawan bagi publik. Pertanyaannya: kisah seperti apa yang sebenarnya ia tulis?

World’s Greatest Dad sebenarnya adalah sebuah film dengan genre dark comedy. Film ini menyoroti perjuangan tokoh utamanya yang berjuang untuk memperoleh cinta dan pengakuan. Mendiang Robin Williams juga mampu membawakan karakter Lance dengan sangat natural.

7. Manchester by the Sea

Manchester by the Sea

Manchester by the Sea mengisahkan kehidupan Lee Chandler yang penuh dengan kesedihan dan penyesalan setelah berpisah dari mantan istrinya dan kehilangan ketiga anaknya akibat rumah mereka yang terbakar.

Setelah lama menjalani kehidupan sendiri, suatu hari Lee dihadapkan dengan kematian mendadak saudaranya dan ditunjuk menjadi pengasuh dari putra kakaknya, Joe. Bisakah Lee melakukan tugasnya sebagai seorang paman bagi Joe di tengah tarumanya terhadap kejadian di masa lalu?

Film ini memberikan pandangan mendalam tentang proses berduka, kehilangan, dan bagaimana seseorang berjuang untuk tetap bertahan di tengah penderitaan yang tampaknya tak berujung. Masalah yang bertubi-tubi membuat karakter utama dalam film ini, Lee Chandler, lama kelamaan mengalami depresi.

8. Joker

Joker (2018)

Siapa yang tak kenal dengan musuh Batman satu ini? Ada banyak aktor yang pernah memerankan sosok Joker, namun Joaquin Phoenix merupakan aktor yang dirasa paling badass memerankan karakter tersebut.

Joker merupakan salah satu musuh Batman yang dikenal psikopat. Di film garapan sutradara Todd Phillips ini kita diajak untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Joker mengalami gangguan mental tersebut.

Arthur Fleck berprofesi sebagai badut dan tinggal bersama ibunya di Kota Gotham. Arthur menderita kelainan otak yang menyebabkan dirinya sering tertawa secara tiba-tiba, bahkan di waktu yang tidak tepat.

Kondisi Arthur tersebut membuat dirinya kerap kali mendapat perundungan. Ia juga sering diremehkan di lingkungan kerjanya. Arthur yang pada awalnya memang menderita masalah mental pada akhirnya menjadi depresi dan semakin menggila. Secara perlahan tapi pasti, kondisi tersebut mengubah pria itu menjadi ‘monster’ yang bernama Joker.

9. Prozac Nation

Prozac Nation

Prozac Nation diangkat dari memoar Elizabeth Wurtzel dan mengisahkan pengalamannya dalam berjuang melawan depresi. Elizabeth “Lizzie” Wurtzel mengalami depresi selama bertahun-tahun ketika ia menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Depresi tersebut disebabkan oleh perceraian kedua orang tuanya. Lizzie sangat merindukan sang ayah yang sudah 4 tahun tak pernah ditemuinya. Depresi membawa Lizzie terjerumus dalam seks bebas, penyalahgunaan narkoba, hingga percobaan bunuh diri.

Film ini menggambarkan pengaruh dari obat antidepresan Prozac yang dikonsumsi terus menerus sehingga menimbulkan ketergantungan dan memberikan gambaran tentang kehidupan seseorang yang terjebak dalam siklus depresi, serta perjuangan untuk memperoleh kesembuhan terhadap masalah mental.

10. Girl, Interrupted

Girl, Interrupted

Girl, Interrupted mengisahkan pengalaman nyata dari Susanna Kaysen, penulis buku yang menghabiskan 18 bulan dalam sebuah rumah sakit jiwa. Susanna, yang tengah berjuang dengan depresi dan gangguan kepribadian, berinteraksi dengan orang-orang di sana dan hal ini membawa pengaruh besar pada kehidupannya.

Kaysen menceritakan kisahnya dengan menyampaikan pengalamannya selama tinggal di rumah sakit jiwa, di mana ia belajar banyak hal melalui observasi terhadap orang lain yang sedang mengatasi penyakit mental masing-masing. Susanna juga menyaksikan tragedi ketika seorang temannya mengakhiri hidupnya sendiri.

Film-film ini memungkinkan kita untuk melihat lebih dekat dan memahami lebih dalam tentang depresi dan tantangan kesehatan mental lainnya. Secara tidak langsung, karya-karya ini mengajak penonton untuk merenungkan dan memahami lebih dalam tentang realitas depresi dan pentingnya empati serta dukungan dalam memulihkan pribadi yang mengalami gangguan kesehatan mental.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram