10 Film Terbaik Ifa Isfansyah, Sutradara Penuh Prestasi

Ifa Isfansyah merupakan salah satu sutradara muda Indonesia yang sudah cukup banyak menghasilkan karya. Sebagai seorang sutradara dan sineas, film-filmnya juga banyak diakui dan meraih penghargaan dalam ajang festival film tingkat nasional hingga internasional. 

Memulai karirnya sejak tahun 2006 dengan sebuah film pendek, Ifa Isfansyah kini sudah cukup banyak menyutradarai judul film. Berikut sepuluh film terbaiknya yang harus kamu coba tonton! 

1. Garuda di Dadaku

Film Garuda di Dadaku merupakan film drama yang mengangkat tema nasionalisme melalui kisah sepak bola. Film ini adalah adaptasi dari novel berjudul Mimpi Sang Garuda.

Saat pertama kali dirilis, film ini berhasil meraup 1,2 juta penonton. Pada ajang Festival Film Indonesia 2010, Garuda di Dadaku meraih empat nominasi dan memenangkan satu di antaranya. 

Garuda di Dadaku berkisah tentang Bayu, seorang anak yang bermimpi untuk menjadi pemain sepak bola. Namun impiannya selalu ditentang kakeknya karena identik dengan kemiskinan.

Bayu tetap tidak menyerah, apalagi ia memiliki sahabat dan pacar yang mendukungnya. Pada akhirnya, Bayu berhasil masuk sebagai anggota tim nasional Indonesia U-13. 

2. Sang Penari

Film Sang Penari diangkat dari sebuah novel best seller karya Ahmad Tohari berjudul Ronggeng Dukuh Paruk. Film ini mengambil setting waktu pada tahun 1960-an saat Indonesia mengalami gejolak politik.

Pada Festival Film Indonesia 2011, Sang Penari berhasil mendapatkan empat piala citra termasuk dalam kategori Sutradara Terbaik untuk Ifa Isfansyah. 

Film ini menceritakan tentang kisah cinta tragis antara Rasus dan Srintil. Keduanya adalah yatim piatu sejak kecil.

Srintil yang merupakan anak seorang ronggeng telah dipersiapkan untuk menjadi ronggeng Dukuh Paruk selanjutnya. Sementara Rasus memilih untuk menjadi tentara. Gejolak politik tahun 1965 pun harus memisahkan cinta mereka. 

3. Pendekar Tongkat Emas

Pendekar Tongkat Emas merupakan film laga yang diproduksi dengan biaya cukup tinggi yaitu mencapai 25 miliar rupiah. Film yang memiliki judul internasional The Golden Cane Warrior ini mengangkat tema mengenai dunia persilatan. 

Kisah pada film Pendekar Tongkat Emas bermula dari Cempaka, seorang Pendekar Tongkat Emas ternama di dunia silat. Cempaka memiliki empat murid, yaitu Biru, Gerhana, Dara, dan Angin.

Cempaka kemudian mengatakan jika ia akan memilih satu muridnya untuk mewarisi Tongkat Emas dan jurus Melingkar Bumi. Namun keputusan yang dibuat membuat murid-muridnya terkejut.

Baca juga: Film Kolosal Indonesia Terbaik

4. Koki-Koki Cilik

Ifa Isfansyah juga sempat menyutradarai film anak-anak berjudul Koki-Koki Cilik. Film ini menjadi salah satu film anak-anak yang sukses di Indonesia.

Koki-Koki CIlik berhasil meraih banyak nominasi dan penghargaan di berbagai ajang festival, seperti Festival Film Indonesia 2018, Festival Film Bandung 2018, dan Piala Maya 2018. 

Koki-Koki Cilik akan mengikuti kisah Bima, seorang anak dari keluarga sederhana yang bermimpi untuk mengikuti cooking camp.

Berkat dukungan sang ibu dan para tetangga, Bima pun bisa mengikuti cooking camp yang dipimpin Chef Grant. Di cooking camp tersebut, ia menjalin persahabatan dengan teman-teman barunya, Niki, Melly, Key, Kevin, dan Alfa. 

5. Catatan Dodol Calon Dokter

Film Catatan Dodol Calon Dokter adalah film drama komedi medis yang diangkat dari novel berjudul sama karya Ferdiriva Hamzah. Film ini juga menorehkan prestasi di dunia internasional dan diputar pada Tokyo International Film Festival 2016. 

Film Catatan Dodol Calon Dokter mengisahkan tentang Riva, mahasiswa yang mengambil jurusan kedokteran hanya karena mengikuti sahabatnya, Evi.

Saat mulai menjalani program ko-ass, Riva menjadi dekat dengan Vena yang membuat hubungannya dengan Evi retak. Riva juga melakukan kesalahan medis yang membuatnya masuk daftar hitam dan kembali mempertanyakan cita-citanya. 

6. 9 Summers 10 Autumns

Film 9 Summers 10 Autumns merupakan film bergenre drama yang diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama. 9 Summers 10 Autumns juga berjaya di Festival Film International Bali dan Festival Film International Kamboja. Film ini mengisahkan tentang keluarga dan perjuangannya. 

Dikisahkan Iwan adalah pemuda penyendiri yang tinggal di New York, Amerika Serikat. Setelah mengalami perampokan di terowongan kereta bawah tanah, ia kembali mengenang perjuangannya hingga sampai di New York.

Iwan mengingat bagaimana ia yang merupakan anak seorang sopir angkot di Malang bisa meraih karir di kota New York. 

7. Hoax/Rumah dan Musim Hujan

Film Hoax sebenarnya sudah digarap sejak tahun 2012 dengan judul awal Rumah dan Musim Hujan, namun film ini baru ditayangkan secara komersil dengan judul Hoax pada tahun 2018.

Film yang ditayangkan perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2012 ini juga telah ditayangkan di festival-festival luar negeri, sebelum ditayangkan komersil di Indonesia. 

Film ini mengisahkan tentang kehidupan tiga kakak beradik, Raga, Ragil, dan Adek. Mulanya, kehidupan mereka terlihat sempurna hingga kedua orang tua mereka memutuskan tinggal terpisah.

Di suatu malam, peristiwa buruk menimpa Adek saat ia diperkosa di perjalanan pulang. Sementara Ragil harus mengalami konflik batin karena ia adalah seorang homoseksual. 

8. Pesantren Impian

Film Pesantren Impian merupakan film yang menggabungkan unsur drama, horror, dan psikologis. Film ini diangkat dari novel berjudul sama karya novelis Asma Nadia. Pesantren Impian mengisahkan tentang sepuluh gadis yang mendapat undangan misterius untuk tinggal di pesantren. 

Pesantren tersebut adalah pondok terpencil milik Gus Budiman yang didirikan untuk memberikan kesempatan kedua bagi gadis-gadis dengan masa lalu kelam. Setelah mereka mulai beradaptasi dan mengenal Islam lebih baik, pesantren tersebut diserang dengan mulai terjadinya kematian demi kematian yang misterius. 

9. Ambilkan Bulan

Film anak-anak lainnya yang juga disutradarai oleh Ifa Isfansyah adalah film berjudul Ambilkan Bulan yang rilis pada tahun 2012. Film ini merupakan film drama musikal yang mengangkat tema fantasi mengenai seorang gadis bernama Amelia yang kesepian karena ibunya sibuk bekerja.

Amelia pun mencari teman melalui situs Facebook hingga ia bertemu dengan sepupunya, Ambar. Di saat liburan sekolah, Amelia memutuskan untuk pergi ke desa menemui Ambar.

Petualangan mereka dimulai saat Amelia, Ambar, dan anak-anak lain tersesat di hutan yang dikuasai Mbah Gondrong, penguasa hutan yang konon suka memangsa anak-anak. 

10. Quarantine Tales

Ifa Isfansyah juga menjadi salah satu sutradara yang bergabung dalam sebuah film antologi berjudul Quarantine Tales bersama lima sutradara lainnya. Pada film ini, Ifa Isfansyah menyutradarai satu segmen cerita yang berjudul Cook Book. 

Cook Book mengisahkan tentang Halim, seorang chef masakan China yang menulis buku resep selama masa karantina pandemi.

Setelah selesai, buku resep itu membawanya bertemu seorang wanita bernama Li. Li kemudian mengatakan bahwa ia dan Halim adalah dua orang yang tersisa di bumi dan mereka harus melahirkan keturunan untuk membentuk peradaban baru. 

Itulah sepuluh film terbaik dari sutradara Ifa Isfansyah yang tidak hanya disukai oleh para pecinta film, namun juga telah banyak berprestasi di kancah nasional dan internasional. Adakah salah satunya yang merupakan film favoritmu? Ceritakan di kolom komentar ya!