showpoiler-logo

19 Film Sejarah Indonesia yang Akan Menambah Pengetahuan

Ditulis oleh Randi Mulyadi

Indonesia punya ragam film yang tidak bisa dianggap enteng. Salah satunya adalah film bertemakan sejarah. Apa kamu pernah menontonnya?

Kalau belum, Showpoiler punya daftar film sejarah Indonesia yang bisa kamu tonton, mulai dari yang paling lama hingga terbaru. Nah, apa saja film itu? Yuk, cek daftar di bawah ini!

Baca juga: 10 Film Tentang Tentara Indonesia yang Menginspirasi

1. Buya Hamka

Buya Hamkan_

Buya Hamka (2023) adalah film biopic Indonesia yang wajib banget untuk ditonton. Film ini mengisahkan kehidupan Buya Hamka, yaitu seorang ulama, sastrawan dan pahlawan nasional Indonesia.

Film ini diarahkan oleh Fajar Bustomi. Sementara ceritanya ditulis oleh Alim Studio dan Cassandra Massardi. Karakter Buya Hamka akan diperankan oleh Vino G. Bastian. Lalu, Laudya Cynthia Bella, Desy Ratnasari, Mawar Eva de Jong hingga Reza Rahadian juga hadir di sini.

Memiliki durasi yang panjang, Buya Hamka (2023) akan dibagi menjadi tiga volume. Setiap filmnya akan mengisahkan tiga masa-masa terpenting dalam hidup Buya Hamka dan sejarah Indonesia.

Volume pertama mengisahkan perjuangan Buya Hamka membagikan dakwahnya lewat tulisan dan kisah roman buatannya. Volume kedua mengisahkan masa kecil dan usaha Buya Hamka menimba ilmu ke mekah. Volume terakhir mengisahkan masa-masa akhir kehidupan Buya Hamka.

2. Kadet 1947

Kadet 1947_

Merujuk pada posternya, pasti banyak yang mengira kalau Kadet 1947 (2021) adalah film komedi. Film garapan Rahabi Mandra dan Aldo Swastia ini adalah film biopic yang mengisahkan para kadet muda di Angkatan Udara Indonesia tahun 1947.

Jajaran aktor muda seperti Bisma Karisma, Kevin Julio, Omara Esteghlal, Marthino Lio, Wafda Saifan, Fajar Nugra hingga Chicco Kurniawan jadi pemeran utamanya. 

Beberapa bulan setelah Perundingan Linggarjati, peristiwa Agresi Militer Belanda I terjadi. Sekelompok kadet muda dari sekolah penerbangan Angkatan Udara di Maguwo merasa kesal.

Mereka ingin membalas Belanda, namun anak-anak ini tidak mendapatkan izin dari atasannya. Tak mau diam saja, beberapa kadet mud aini nekat menyerang markas udaha Belanda.

3. Kartini

Kartini

Kartini adalah tokoh perjuangan emansipasi perempuan Indonesia. Nama Kartini selalu menjadi pembahasan. Termasuk dalam pengangkatannya dalam layar lebar. Untuk pertama kalinya, perjuangannya dibuat film pada tahun 1984. Kemudian terbaru yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo.

Dalam film tersebut, Kartini tumbuh dari keluarga ningrat. Namun, ia harus melihat kenyataan pahit ketika melihat ibunya terbuang di keluarganya sendiri. Kejadian itu terjadi karena ibunya tidak memiliki darah ningrat seperti ayahnya bernama Raden Sosroningrat.

Sebagai perempuan, Kartini tidak bisa berbuat apa-apa. Ia ingin perlakuan yang didapat ibunya tidak terjadi padanya dan orang lain. Ia pun terus berjuang untuk kesetaraan, terutama dalam pendidikan untuk perempuan.

Ia dan adiknya akhirnya mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara. Dalam perjalananya, ia menceritakannya pada sahabatnya yang merupakan seorang Belanda.

4. Rudy Habibie

Rudy Habibie_

Rudy Habibie (2016) adalah prekuel dari film biografi-romantis populer Indonesia yaitu Habibie & Ainun (2012). Film bergenre biografi ini fokus mengisahkan masa muda Rudy Habibie, ketika Rudy tinggal di Makassar hingga bersekolah ke Jerman.

Kisah ini jauh sebelum ia bertemu dengan Ainun. Saat itu, Rudy Habibie sempat jatuh cinta pada gadis Polandia bernama Ilona Ianovska yang ia temui semasa kuliah.

Ketika kembali ke Indonesia, Rudy Habibie dihadapkan dengan cinta segitiga pelik dengan gadis ningrat asal Solo. Di sisi lain, Rudy Habibie ingin fokus membantu proses pembangunan Indonesia yang baru saja merdeka.

Karakter Rudy Habibie masih diperankan oleh Reza Rahadian. Film ini juga akan dibintangi oleh Chelsea Islan, Dian Nitami, Indah Permatasari, Ernest Prakasa, Boris Bokir dan Pandji Pragiwaksono.

5. Guru Bangsa: Tjokroaminoto

Guru Bangsa Tjokroaminoto

Guru Bangsa: Tjokroaminoto adalah film biografi Pahlawan Nasional Tjokroaminoto. Aktor dan aktris yang ikut andil dalam memerankan film ini adalah Reza Rahadian, Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang, Egi Fedly, Sujiwo Tedjo, Maia Estianty, dan lainnya.

Latar yang diambil adalah tahun 1800-an. Kala itu, Hindia Belanda memasuki babak baru setelah tanam paksa. Kehidupan masyarakat mulai berubah meski tidak cukup signifikan.

Seorang bangsawan dari Ponorogo, Jawa Timur, bernama Oemar Said Tjokroaminoto. Ia yang memiliki pendidikan tidak tinggal diam melihat penindasan yang dilakukan Belanda. Makanya, ia mendirikan organisasi resmi pribumi pertama bernama Sarekat Islam.

Ia adalah orang yang pandai. Apalagi dalam berbagi ilmu. Dalam organisasinya, ia melahirkan tokoh-tokoh yang menggerakkan bangsa hingga mampu merebut kemerdekaan.

6. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Bahkan, sebagai bentuk apresiasi terhadap beliau, ada banyak jalan-jalan di kota besar yang menggunakan nama “Soedirman” atau “Sudirman”.

Ini merupakan film biopik yang menceritakan tentang sejarah tokoh Soedirman, jenderal besar yang memimpin perang gerilya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Soedirman sendiri memiliki masalah pada kesehatan paru-paru karena beliau hanya memiliki satu paru-paru. Namun, semangat juang Jenderal Soedirman lah yang membuat namanya masih dikenang hingga saat ini.

7. Bumi Manusia

Bumi Manusia_

Diadaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia (2019) mengisahkan sejarah penting mengenai masa kolonial Belanda di Indonesia.

Filmnya mengisahkan perjuangan Minke untuk menyelamatkan sang istri yang bernama Annelies dan ibu mertuanya yang bernama Nyai Ontosoroh dari hukum Kerajaan Belanda.

Pasca ayah Annelies meninggal dunia, Kerajaan Belanda menyita semua kekayaan Herman Mellema. Hukum menegaskan, bahwa pernikahan Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh tidak sah oleh pengadilan.

Hal ini membuat Minke harus berpisah dari Annelies, karena wanita itu harus kembali ke Belanda dan hidup dengan wali sahnya.

Karakter Minkeu diperankan dengan sangat baik oleh Iqbaal Ramadhan, sementara Annelies diperankan oleh Mawar Eva de Jongh.

8. Soekarno: Indonesia Merdeka

Soekarno Indonesia Merdeka

Siapa yang tak tahu film ini? Bercerita tentang bapak pendiri bangsa Indonesia. Dalam film ini, diceritakan perjalanan Soekarno muda.

Ia harus keluar masuk penjara akibat teriakan “merdeka” karena dianggap menghasut dan memberontak kepada pemerintahan Belanda. Kendati demikian, keberaniannya tak menghentikan langkahnya sampai di sana.

Film yang dibintangi Ario Bayu ini tak melulu bercerita perjuangan Soekarno untuk bangsanya. Tetapi, nuansa drama dan percintaannya juga dibahas tentang bagaimana Soekarno bertemu dengan Fatmawati dan lainnya. Sayangnya, akibat hal tersebut, film ini sempat menuai kontroversi dari keluarganya sendiri.

9. Sang Kiai

Sang Kiai

Sang Kiai merupakan film drama yang mengangkat kisah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Jombang, Jawa Timur, yaitu Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari. Film ini dibintangi oleh Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, dan Adipati Dolken.

Dalam film ini berlatar saat Jepang menduduki Indonesia. Saat itu, Jepang melarang pengibaran bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan memaksa rakyat Indonesia melakukan Sekerei (penghormatan pada matahari). Ketika hal ini terjadi, KH Hasyim yang merupakan tokoh agama menolak untuk melakukannya. Akhirnya, ia ditangkap dan dipenjara.

Salah satu putranya, KH Wahid Hasyim, mencoba berdiplomasi dengan Jepang untuk membebaskan sang ayah. Namun, cara tersebut berbanding terbalik dengan salah satu santrinya bernama Harun. Ia mempercayai jika jalan keluarnya adalah kekerasan. Sayangnya, jalan yang diambil Harun harus memakan banyak korban.

Untuk diketahui, KH Hasyim Asyari adalah seorang tokoh yang mencetuskan Resolusi Jihad ketika diminta bantuan oleh Presiden Soekarno untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Film ini juga menjadi wakil Indonesia dalam Academy Awards ke-86 pada kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

10. Soegija

Soegija

Mungkin nama Soegija begitu asing di telinga. Padahal, ia adalah salah satu tokoh pahlawan nasional bernama lengkap Albertus Soegijapranata.

Soegija adalah seorang pastor yang ikut ambil peran ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam sebuah peperangan. Film ini banyak berlatar di Yogyakarta dan Semarang.

Meski bernuansa agamis, film ini tidak begitu menekankan aspek agamanya. Ceritanya lebih berkisah tentang uskup pribumi pertama di Hindia Belanda.

Ia mencatat semua yang terjadi di Hindia Belanda dalam catatannya. Mulai dari perang menuju kemerdekaan hingga mempertahankannya.

Atas peran tersebut, Soegija mendapatkan gelar Pahlawan Nasional yang diberikan langsung oleh Presiden Soekarno.

11. Wage

Wage

Nama “Wage” dalam film ini diambil dari nama seorang pencipta lagu “Indonesia Raya”, yaitu Wage Rudolf Soepratman atau yang biasa kita kenal dengan nama W. R. Soepratman.

Selain memiliki bakat musik, W. R. Soepratman juga merupakan wartawan di koran Sin Po. Bahkan, beliau pernah dijebloskan ke dalam penjara karena dianggap beritanya penuh propaganda.

Pemeran W. R. Soepratman dalam film “Wage” ini mungkin bukan aktor kawakan yang sudah bolak-balik membintangi film layar lebar. Namun, pria bernama lengkap Rendra Bagus Pamungkas mampu memerakan sosok W. R. Soepratman dengan sangat apik.

12. Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta

Sultan Agung Tahta, Perjuangan dan Cinta

Film ini bercerita tentang perjuangan Sultan Agung ketika beranjak dewasa. Ia dihadapkan dengan permasalahan kepemimpinan kerajaan dan cinta sejatinya. Perjuangannya kian berat ketika VOC mulai masuk dan mengadu domba para adipati kerajaan.

Pengkhianatan didapatkan oleh Sultan Agung. Beberapa adipati bekerja sama dengan VOC dalam menguasai kantor dagang yang berada di Batavia (Jakarta). Ia pun akhirnya harus turun tangan dan bertempur untuk menghancurkan VOC yang mulai memeras masyarakatnya.

13. Di Balik 98

Di Balik 98

Di antara sejumlah film sejarah yang disebutkan di sini, “Di Balik 98” merupakan film yang menceritakan tentang masa-masa sulit bangsa Indonesia pada tahun 1998.

Di tahun tersebut terjadi krisis moneter dan kerusuhan yang cukup besar hingga merusak sejumlah bangunan di ibu kota, Jakarta. Mirisnya, masyarakat keturunan Tionghoa juga menjadi sasaran kerusuhan Mei 1998 itu.

“Di Balik 98” mengisahkan tentang detik-detik terakhir keruntuhan Orde Baru. Penonton akan diajak menyaksikan kejamnya kerusuhan di tahun tersebut melalui sudut pandang mahasiswi yang ikut berdemo.

Mahasiswi yang diperankan oleh Chelsea Islan tersebut nampak berani berorasi, termasuk saat kakaknya lah yang merupakan tentara yang berjaga di garis depan pendemo.

Film ini cukup menarik untuk ditonton. Selain karena jalan ceritanya, ada beberapa selebriti Indonesia yang mengambil peran dalam film ini. Nama seperti Chelsea Islan, Boy William, Donny Alamsyah, dan Boy William terlibat dalam daftar pemeran “Di Balik 98”.

14. Max Havelaar

Max Havelaar

Pernah mendengar Max Havelaar? Atau nama Multatuli, pernah mendengarnya? Nama Ini sering tercatat dalam buku-buku pelajaran sejarah di sekolah. Multatuli ini mengarang buku yang diberi judul Max Havelaar. Kemudian, diangkatlah ke layar kaca.

Film ini berjudul lengkap “Max Havelaar of de Koffieveilingen der Nederlandsche handelsmaatschappij”. Atau jika dalam bahasa Indonesia berarti Max Havelaar, Lelang Kopi Maskapai Dagang Belanda. Diproduksi pada tahun 1976 oleh Fons Rademakers.

Havelaar (Peter Faber) diceritakan sebagai seorang Belanda yang idealis dan mencintai keluarganya. Ketika pergi ke Hindia Belanda (Indonesia), ia diangkat sebagai asisten residen Lebak, Banten.

Meski sebagai kompeni, Havelaar punya rasa kemanusiaan yang luar biasa. Ia malah menentang pemerintahannya sendiri karena memeras pribumi.

Sayangnya, keberadaannya di Lebak tidak begitu lama. Ia dipecat hingga akhirnya dikembalikan ke Belanda. Film ini cukup kontroversial. Sempat dilarang pada masa Orde Baru.

15. Tjoet Nja Dhien

Tjoet Nja Dhien

Film ini menceritakan tokoh pejuang perempuan asal Aceh beserta teman-teman seperjuangannya melawan tentara Belanda. Aceh sendiri dikenal gigih dalam mempertahankan daerahnya ketika Belanda menduduki Nusantara. Peperangan yang terjadi di Aceh adalah yang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda.

Tjoet Nja Dhien, yang merupakan pemimpin kala itu, memiliki kepribadian yang gigih. Ia terus melakukan perlawanan terhadap Belanda. Sayangnya, apa yang dilakukannya itu dibalas pahit oleh kepercayaannya sendiri.

Film ini sangat bersejarah bagi dunia perfilman Indonesia. Bagaimana tidak, pada tahun 1989, Tjoet Nja Dhien menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes.

16. Murudeka (Merdeka) 17805

Merudeka (Merdeka) 17805

Film ini menceritakan peperangan antara Indonesia dan Jepang. Ceritanya berdasarkan kisah nyata  dari para personel tentara Kekaisaran Jepang yang membantu dalam kemerdekaan Indonesia. Murudeka berlatar di Indonesia pada zaman Perang Dunia II, ketika Jepang mengalami kekalahan.

Ada yang menarik dari film ini. Karena harus beradegan peperangan, ada bantuan penuh dari TNI AD. Kemudian, judul 17805 diambil dari angka, bulan, dan dua angka terakhir dari 17 Agustus 2605. Tanggal ini berasal dari penanggalan Kekaisaran di Jepang.

Meski demikian, film ini tak luput dari kontroversi. Salah satu adegan yang begitu menonjol adalah ketika seorang wanita baya mencium kaki tentara Jepang sambil menceritakan sebuah ramalan Jayabaya. Selain itu, film ini tidak begitu dikenal di Indonesia karena sulit beredar.

17. Merah Putih (Trilogi Merdeka)

Trilogi Merdeka

Trilogi Merdeka adalah tiga film yang tayang mulai tahun 2009-2011. Setiap tahun, film yang menjadi bagian dari Trilogi Merdeka ini rilis satu persatu. Tahun 2009 film pertama “Merah Putih” hadir di layar lebar. Film tersebut mengajak kita untuk mengetahui perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan tentara Belanda.

Pada tahun 2010 film kedua dengan judul “Merah Putih 2: Darah Garuda” muncul. Kemudian, di tahun 2011 disusul dengan film terakhir dengan judul “Hati Merdeka”. Boleh dibilang bahwa ini merupakan trilogi film perjuangan pertama di Indonesia. Untuk membuat ketiga film ini kabarnya menghabiskan dana hingga 60 milyar rupiah.

18. Battle of Surabaya

Battle of Surabaya

Jika film sebelumnya cukup serius, yang satu ini cukup berbeda. Battle of Surabaya merupakan film animasi 2D yang menampilkan drama, aksi, dan sejarah Indonesia. Meski cerita dan tokohnya fiktif, tapi latarnya bercerita perang Surabaya pada tahun 1945.

Tokoh utama film ini adalah remaja tukang semir sepatu bernama Musa. Ia juga merupakan kurir bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Musa mengirimkan surat dan kode-kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong dari Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia. Radio tersebut didirikan oleh Bung Tomo. Perjuangan Musa tak mudah. Ia harus kehilangan harta benda dan keluarga yang disayanginya.

Kala itu, Belanda bersama Sekutu datang ke Surabaya untuk mengganggu kemerdekaan Indonesia. Namun, masyarakat Surabaya melawan meski harus mengorbankan nyawanya.

Trailer Battle of Surabaya mendapatkan sejumlah penghargaan, seperti Most People's Choice Award IMTF (International Movie Trailer Festival) 2013 dan Nominee Best Foreign Animation Award 15th Annual Golden Trailer Award 2014.

19. Perburuan

Perburuan

Enam bulan setelah kegagalan PETA (Pembela Tanah Air), Hardo bermaksud untuk kembali ke kampung halamannya di Blora, Jawa Tengah. Namun, perjalanan Hardo untuk sampai ke kampung halamannya tidak semudah itu lantaran tentara NIPPON masih memburu tentara-tentara PETA.

“Perburuan” sendiri adalah film yang diadaptasi dari buku karangan Pramoedya Ananta Toer. Film ini dirilis bersamaan dengan film “Bumi Manusia” yang juga berasal dari buku yang ditulis oleh Pramoedya.

Kamu sudah pernah menonton salah satu film di atas nggak? Buruan nonton deh. Selain filmnya seru, kamu juga bisa belajar tentang sejarah Indonesia. Baca juga artikel film perjuangan Indonesia untuk menambah koleksi film-film yang membahas tentang sejarah

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram