bacaterus web banner retina

20 Remake Film Klasik Indonesia Terbaik yang Wajib Ditonton

Ditulis oleh Suci Maharani R

Industri perfilman Indonesia sedang ramai-ramainya. Tidak hanya dipenuhi dengan film-film baru, tapi beberapa proyek remake juga hadir di antaranya. Uniknya, para sineas Indonesia sedang aktif membuat remake dari film klasik Indonesia.

Dari yang bergenre romantis, komedi hingga horor, saya mengakui bahwa naskah original dari film jadul Indonesia memang tidak ada duanya. Kisahnya selalu lekat dengan budaya hingga mitos yang berkembang di masyarakat.

Sebenarnya ada banyak film karya sutradara Indonesia yang sengaja mengadaptasi film klasik populer. Bahkan, beberapa film juga tidak hanya sukses di remake, tapi sukses dipasarkan hingga ke mancanegara.

Makanya kali ini Bacaterus akan memberikan beberapa rekomendasi film remake Indonesia yang tidak kalah seru dari versi klasiknya. Mau tahu ada film apa saja? Untuk mendapatkan jawaban lengkapnya, kamu bisa membacanya di bawah ini.

Baca juga: 9 Film Petualangan Indonesia yang Terbaik dan Menginspirasi

1. Pengabdi Setan

Pengabdi Setan_

Dari sekian banyak proyek remake, bagi saya Pengabdi Setan jadi salah satu film remake terbaik yang wajib banget kamu tonton. Film ini berhasil mendapatkan 4.206.103 dan banyak dipuji oleh kritikus film lokal maupun internasional. Jarang-jarang lho, Rotten Tomatoes memberikan nilai 91% untuk film Indonesia. 

Salah satu kekuatan dari Pengabdi Setan adalah sinematografi dan sense horor klasik yang jarang disentuh oleh sineas Indonesia.

Joko Anwar juga mempertahankan alur cerita dari film yang diproduksi tahun 1980-an. Filmnya masih fokus mengisahkan sebuah keluarga yang mendapatkan teror menyeramkan dari sebuah kultus sesat. 

Berlatar di tahun 1981, Rini (Tara Basro) dan keluarganya tinggal di rumah nenek mereka yang berada di pinggiran Kota Jakarta.

Awalnya mereka hidup bahagia, hingga ibu mereka, Mawarni Suwono (Ayu Laksmi) tiba-tiba sakit keras. Mawarni sudah seperti mayat hidup, ia masih bernafas tapi ia terbaring kaku di ranjangnya dan hanya berkomunikasi lewat sebuah lonceng.

Suatu hari, Rini menemukan ibunya terjatuh di lantai dan meninggal dunia. Tapi, inilah awal dari berbagai mimpi buruk yang menimpa keluarganya. Sejak Mawarni meninggal, Rini dan ketiga adiknya diteror oleh sosok yang menyerupai ibu mereka. Tidak hanya itu, semua orang yang berusaha membantu mereka tewas mengenaskan.

Sampai Rini dan ketiga adiknya tahu, bahwa kedua orang tua mereka terlibat dalam sebuah sekte sesat. Tidak hanya itu, salah satu dari adik Rini akan diambil oleh sekte pengabdi setan tersebut untuk dijadikan penerus mereka.

Buat kamu yang tertarik untuk menonton Pengabdi Setan, saya sarankan jangan menonton film ini sendirian. Ada berbagai setan menyeramkan, adegan gore yang mengerikan hingga jumpscare yang bakal terngiang-ngiang di kepalamu. 

2. Kartini

Kartini_

Saya yakin tidak banyak orang yang tahu kalau Kartini adalah remake dari dua film populer di Indonesia. Film arahan Hanung Bramantyo ini diadaptasi dari film biografi berjudul sama yang diproduksi tahun 1984. Lalu, film kedua adalah kisah fiksi mengenai asmara Kartini di film berjudul Surat Cinta untuk Kartini yang dirilis tahun 2016.

Sosok Kartini sendiri diperankan dengan sangat baik oleh Dian Sastrowardoyo. Dari segi akting hingga penjiwaan karakter, memang tidak perlu diragukan lagi. Tidak hanya itu, film ini dibintangi oleh nama-nama beken lainnya, sebut saja Reza Rahadian, Putri Marino, Ayushita, Adinia Wirasti hingga Christine Hakim.

Kartini adalah anak perempuan yang berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya adalah Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo), yaitu bupati Jepara yang termahsyur. Sementara ibunya, Ngasirah (Christine Hakim) hanyalah wanita kelas bawah, sehingga ia diperlakukan layaknya seorang pembantu di rumahnya sendiri.

Kartini sebenarnya marah dan sedih melihat ibu kandungnya diperlakukan seperti orang buangan. Namun, baik Kartini maupun ayahnya tidak bisa melawan tradisi yang sudah turun temurun ini. Dari sinilah Kartini memulai perjuangannya untuk memberikan kesetaraan hidup antara wanita dan pria di daerahnya.

Bersama dengan adik-adiknya, Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita), Kartini berusaha membuat sebuah sekolah untuk kaum miskin. Ia tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuat para wanita dan orang-orang yang keturunan ningrat mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.

Tidak hanya itu, Kartini juga berupaya untuk membuka lapangan pekerjaan untuk semua masyarakat Jepara.

3. Bayi Ajaib

Bayi Ajaib_

Dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Adipati Dolken, Bayi Ajaib jadi salah satu film remake Indonesia yang bisa kamu tonton.

Secara garis besar, film arahan Rako Prijanto ini punya alur cerita yang sama dengan Bayi Ajaib produksi tahun 1982. Meski ada beberapa adegan dan karakter yang dihilangkan, tapi secara keseluruhan filmnya cukup menegangkan. 

Film ini mengisahkan perselisihan antara dua sahabat, Kosim (Vino G. Bastian) dan Dorman (Adipati Dolken). Suatu hari Kosim tidak sengaja menemukan permata ketika ia berada di sungai Desa Hirupbagja.

Sejak saat itu, Kosim menjelma menjadi juragan tanah yang kaya raya, bahkan ia berhasil mempersunting kembang desa yang bernama Laras (Sara Fajira).

Di sisi lain, Dorman merasa iri dengan kesuksesan Kosim. Ingin merasakan hal yang sama, Dorman malah memakai ilmu hitam untuk mendapatkan kekayaan secara instan.

Dorman melakukan pesugihan dengan membangkitkan arwah Albert Dominique (Willem Beevers). Ternyata, Dorman adalah keturunan tidak langsung dari sosok penjajah kejam asal Portugis ini. 

Benar saja, dalam waktu singkat Dorman pun mendapatkan kekayaan. Untuk menjaga kekayaannya, Dorman menekuni ilmu hitam. Tapi yang lebih gila lagi, Dorman menumbalkan anak Kosim sebagai wadah agar jiwa Albert Dominique bisa hidup. 

Selama bertahun-tahun, Kosim selalu menutup mata mengenai berbagai keanehan yang berkaitan dengan anaknya laki-lakinya itu. Namun, semakin hari sikap Didi (Rayhan Cornelis Vandennoort) semakin tidak terkendali. Kosim pun berupaya mencari tahu apa yang terjadi pada putranya, ternyata semua ini berkaitan dengan Dorman.

4. Losmen Bu Broto

Losmen Bu Broto

Siapa nih yang baru tahu kalau film Losmen Bu Broto adalah remake dari serial televisi lawas yang ditayangkan oleh TVRI? Berjudul Losmen, serial tersebut disutradarai oleh Tatiek maliyati dan Wahyu Sihombing.

Versi terbarunya digarap oleh Ifa Isfansyah dan Eddie Cahyono, sementara Alim Sudio dipercaya untuk menulis ceritanya. Kali ini Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Maudy Ayunda, Baskara Mahendra dan Putri Marino didapuk sebagai pemeran utamanya. Dari sini saja sudah terlihat kalau kualitas film keluarga ini tidak ecek-ecek. 

Losmen Bu Broto mengisahkan hiruk pikuk keluarga Broto selama mengelola losmen keluarga di kota Yogyakarta. Losmen ini sangat terkenal di kalangan wisatawan karena mampu memberikan rasa kekeluargaan kepada para tamu yang menginap di sana. 

Keluarga Bapak (Mathias Muchus) dan Ibu Broto (Maudy Koesnaedi) memang sangat harmonis. Mereka punya tiga anak yang membantu menjalankan Losmen. Mbak Pur (Putri Marino) selalu menyajikan masakan yang enak, Mas Tarjo (Baskara Mahendra) adalah sosok yang ramah dan Jeng Sri (Maudy Ayunda) dikenal manis dan punya suara yang indah. 

Tapi tidak ada keluarga yang sempurna begitu pula dengan keluarga Broto. Meski terlihat bahagia, ternyata keluarga ini memiliki masalah dalam komunikasi dan kepercayaan. Selama ini Mbak Pur, Mas Tarjo dan Jeng Sri memiliki masalah yang sengaja disembunyikan dari kedua orang tua mereka.

Keluarga Broto diuji ketika sebuah skandal besar menimpa mereka. Kira-kira bagaimana cara mereka mengatasi masalah keluarga yang semakin hari semakin rumit ini?

5. Suzzanna: Malam Jumat Kliwon

Suzzanna Malam Jumat Kliwon_

Masih ingat dengan film Suzzanna: Bernafas Dalam Kubur? Setelah dinantikan banyak orang, akhirnya sekuel berjudul Suzzanna: Malam Jumat Kliwon dirilis tahun 2023. Sama seperti film pendahulunya, film ini adalah remake dari Malam Jumat Kliwon karya Sisworo Gautama Putra yang diproduksi tahun 1968. 

Dari trailer-nya, alur ceritanya masih sama dengan film originalnya. Bahkan, beberapa adegan iconic dari horor klasik itu dihadirkan di versi terbarunya. Salah satu yang fenomenal adalah adegan ular yang ada di ranjang. Scene ini dilakoni oleh Luna Maya tanpa pemeran pengganti, padahal ia fobia pada ular. 

Penasaran dengan ceritanya? Semuanya bermula di sebuah desa di mana ada seorang gadis cantik bernama Suzzanna (Luna Maya) yang tengah menikmati indahnya cinta bersama sang kekasih, Surya (Achmad Megantara). Namun, jalinan asmara mereka harus berakhir di tengah jalan. 

Demi membayar hutang-hutang keluarganya, Suzzanna rela dijadikan istri kedua dari seorang saudagar kaya bernama Raden Aryo (Tio Pakusadewo). Kehidupan Suzzanna sebagai madu Raden Aryo cukup bahagia, bahkan kini ia mengandung anak pertama mereka. 

Kehamilan Suzzanna membuat istri pertama Raden Aryo merasa tersaingi dan iri. Akhirnya, wanita ini memakai ilmu hitam untuk menyingkirkan Suzzanna lewat santet. Rencananya berhasil karena Suzzanna tewas mengenaskan ketika hamil tua. Namun, ia tidak menyangka kalau arwah Suzzanna akan membalas dendam ke seluruh keluarganya.

6. Catatan si Boy

Catatan Si Boy_

Boy (Angga Yunanda) adalah seorang pemuda yang dikenal dengan wajahnya yang tampan dan pesonanya bikin para wanita menggila. Sebenarnya Boy sudah memiliki kekasih, Nuke (Syifa Hadju). Namun, hubungan ini tidak berjalan lancar karena Nuke memilih meneruskan pendidikannya di luar negeri. 

Menjalani hubungan jarak jauh awalnya bukan masalah bagi Boy dan Nuke. Namun, seiring berjalannya waktu hubungan cinta mereka mulai retak. Semua ini berawal ketika Boy bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Vera (Alyssa Daguise). 

Kepribadian Vera yang mengesankan berhasil membuat Boy jatuh cinta padanya. Alhasil, Boy diam-diam menjalin asmara dengan Vera di belakang Nuke.

Boy mengakui bahwa ia merasa bahagia saat menghabiskan waktu bersama Vera. Lalu, bagaimana dengan Nuke? Apakah Boy akan melepaskan Nuke untuk Vera atau sebaliknya?

Catatan si Boy adalah film klasik Indonesia yang dirilis tahun 1987. Onky Alexander yang memerankan karakter Boy menjelma jadi idola para remaja di masanya.

Di masa kini, Hanung Bramantyo ingin mengenalkan kisah Boy dan kawan-kawannya ke generasi muda. Tantangan pun diberikan pada aktor berbakat Angga Yunanda, kira-kira bisakah ia menyaingi pesona Onky Alexander sebagai Boy?

7. Balada si Roy

Balada si Roy

Beralih ke film aksi dan romantis, Balada si Roy juga adaptasi dari film berjudul sama yang hits banget di tahun 80-an. Disutradarai oleh Fajar Nugros, secara keseluruhan alurnya lebih berkiblat ke versi novel karya Gol A Gong.

Dari kualitas, sebenarnya Abidzar Al Ghifari tampil cukup meyakinkan sebagai Roy. Dari penampilan luarnya dan detailnya, ia tampil edgy dan pas dengan karakter Roy di era 80-an.

Sebenarnya film ini berhasil bikin para penonton kelahiran tahun 80-an terpesona. Tapi untuk penonton di era sekarang, film ini terkesan terlalu klasik dan kurang menggugah.

Berlatar di tahun 80-an, film ini mengisahkan seorang pemuda bernama Roy (Abidzar Al Ghifari) yang memulai hidup barunya pasca pindah dari Bandung ke Serang.

Roy pun bersekolah di SMA 1 Serang dan kehadirannya di sana menarik perhatian banyak orang. Dari penampilan, Roy terlihat seperti anak yang punya jiwa bebas. Tidak sampai disitu, setiap harinya Roy datang ke sekolah sembari membawa anjing kesayangannya, Joe. 

Popularitas Roy yang cukup tinggi membuat Dullah (Bio One), sang penguasa sekolah, kesal. Apalagi Roy dengan berani mendekati Ani (Febby Rastanty), gadis paling cantik di sekolah dan sudah lama ditaksir oleh Dullah. 

Suatu hari, Roy dan Ani pergi tamasya ke pantai Anyer. Mengetahui hal ini Dullah dan antek-anteknya mendatangi Roy untuk memberi pelajaran. Naas, yang jadi korban justru anjing kesayangan Roy.

Sejak saat itulah Roy berubah. Ia jadi sosok yang emosional dan pemberontak. Bahkan, sang ibu tidak bisa berbuat apa-apa melihat anak laki-lakinya bersedih karena kehilangan sahabat terbaiknya. 

Demi membalaskan kematian Joe, Roy berjanji akan menghapus tirani Dulah di sekolah mereka. Roy mengajak beberapa siswa untuk membuat geng tandingan. Kira-kira berhasilkah Roy mengalahkan Dullah?

8. Gita Cinta dari SMA

Gita Cinta dari SMA

Buat kamu yang suka dengan kisah cinta klasik dan klise, Gita Cinta dari SMA sepertinya cocok untuk ditonton. Dibintangi oleh Prilly Latuconsina dan Yesaya Abraham, film satu ini adalah remake dari film berjudul sama karya sutradara Arizal.

Versi barunya digarap oleh Monty Tiwa. Uniknya, ia membuat film ini semirip mungkin dengan versi aslinya yang berlatar di tahun 80-an. 

Lalu, seperti apa kisah cinta Galih dan Ratna yang legendaris ini? Kisahnya bermula ketika Ratna (Prilly Latuconsina) yang merupakan siswi baru, berhasil membuat banyak pria terpesona. Namun, sejak hari pertama Ratna sudah jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Galih (Yesaya Abraha). 

Kepribadian Galih yang sederhana, pendiam dan dingin membuat Ratna sangat penasaran. Terlebih lagi, di sekolahnya Galih dikenal sebagai siswa yang cerdas dan punya bakat seni yang luar biasa. Ratna makin jatuh cinta pada Galih ketika ia mendengarkan pria itu bernyanyi. 

Perlahan tapi pasti, Ratna dan Galih semakin dekat. Ternyata mereka memiliki selera musik dan buku yang sama. Sayang, indahnya cinta Galih dan Ratna harus terhalang restu orang tua.

Ayah Ratna menolak hubungan anak gadisnya itu dengan Galih. Baginya, derajat Ratna dan Galih yang hanya menjual buku bekas tidak setara.

9. Noktah Merah Perkawinan

Noktah Merah Perkawinan

Kalau ada film yang bikin nangis bombay, inilah Noktah Merah Perkawinan. Film garapan Sabrina Rochelle Kalangie ini adalah remake dari sinetron berjudul yang populer tahun 1996, karya sutradara Buce Malawau. Selama menonton filmnya, saya sarankan untuk menyiapkan tisu sebanyak mungkin karena alur ceritanya menusuk hati. 

Belum lagi akting memukau dari Marsha Timothy, Oka Antara dan Sheila Dara Aisha, berhasil mengaduk-aduk emosi penonton. Selain itu, penampilan singkat aktris senior Ayu Azhari menambah kesan nostalgia dengan sinetronnya. 

Adapun Noktah Merah Perkawinan mengisahkan pernikahan Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara) yang terancam retak. Semua ini berawal ketika Gilang menceritakan masalah rumah tangganya pada sang ibu. Sejak saat itu, ibunya selalu merendahkan Ambar, bahkan di hadapan kedua anak mereka. 

Situasi makin tidak karuan karena baik Ambar dan Gilang punya komunikasi yang buruk. Untuk memperbaiki hubungan mereka, Ambar mengajak Gilang ke konsultan pernikahan. Tapi, semua usahanya sia-sia karena Gilang tidak pernah mau terbuka dengan perasaannya sendiri. 

Di sisi lain, Gilang merasa lebih bahagia dan lepas saat bersama Yuli (Sheila Dara Aisha). Gadis ini adalah murid di kelas kerajinan Ambar. Sebuah situasi akhirnya membuat Gilang dan Yuli saling mengenal. Keduanya memiliki banyak kesamaan, hal inilah yang membuat Gilang dan Yuli merasakan perasaan lain dalam hati mereka. 

Kedekatan keduanya akhirnya diketahui oleh Ambar. Pertengkaran hebat pun terjadi antara Ambar dan Gilang. Antara rumah tangga dan wanita lain yang bisa membuat bahagia, kira-kira mana yang akan dipilih oleh Gilang?

10. Jin dan Jun The Awakening

Jin dan Jun The Awakening
Tahun Rilis 2023
Genre ,
Sutradara
Pemeran Rey Bong Dwi Sasono

Satu lagi sinetron populer yang di-remake menjadi sebuah film, apalagi kalau bukan Jin dan Jun. Sinetron favorit anak muda yang dibintangi oleh Sahrul Gunawan ini dibawa ke layar lebar oleh sutradara Anggy Umbara.

Kali ini aktor muda dan berbakat Rey Bong dipilih untuk memerankan karakter Jun yang iconic, sementara Om Jin diperankan oleh Dwi Sasono.

Untuk ceritanya, seorang remaja bernama Jun (Rey Bong) sepertinya tidak ditakdirkan untuk menjalani masa mudanya dengan kebahagiaan. Tidak ada hari untuk Jun tanpa merasakan perundungan dari teman-teman sekolahnya.

Hari ini Jun kembali jadi bulan-bulanan mereka. Kali ini Jun dipaksa untuk masuk ke sebuah ruangan terbengkalai. Di dalam ruangan itu, Jun dihajar habis-habisan dan di kunci dari luar. Ketika Jun berusaha mencari cara untuk keluar, ia tidak sengaja menemukan sebuah guci dari tanah liat. 

Guci itu membuat Jun sangat penasaran, sehingga ia nekat membuka tutup guci tersebut. Betapa terkejutnya Jun, saat melihat asap hitam yang tebal keluar dari guci dan di balik asap tersebut sosok misterius muncul di hadapannya. Ternyata guci itu ditempati oleh seorang Jin (Dwi Sasono), yang kini terus saja mengikutinya kemanapun Jun pergi.

Berbeda dengan kebanyakan jin sakti dari Timur Tengah, Jin malah berdandan seperti anggota band metal. Tapi, selama Jun hidup bersama Jin, ia selalu lolos dari kejaran teman-temannya yang jahat. Tidak hanya itu, Jin selalu siap untuk mengabulkan berbagai permintaan yang dilontarkan oleh Jun.

11. Jailangkung

Jailangkung

Jadi reuni bagi Jose Poernomo dan Rizal Mantovani, Jailangkung adalah remake dari film horor berjudul sama yang pernah keduanya produksi di tahun 2001. Film ini mengadaptasi kisahnya dari urban legend populer, yaitu mitos sial permainan mistis bernama Jailangkung. 

Seperti apa ceritanya? Bella (Amanda Rawles adalah anak pertama dari Pak Ferdi (Lukman Sardi), pengusaha tambang yang kaya raya. Suatu hari, Bella mendapatkan kabar bahwa ayahnya ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah vila yang berada di Pulau Alas Keramat, Jawa Timur.

Anehnya, para dokter mengatakan bahwa ayahnya baik-baik saja, tapi Pak Ferdi tidak kunjung sadarkan diri. 

Bella pun bertanya pada salah satu teman kampusnya, Rama (Jefri Nichol) seorang mahasiswa yang tertarik pada hal-hal metafisika. Mereka memutuskan untuk datang ke  Pulau Alas Keramat, bersama Angel (Hannah Al Rasyid) dan Tasya (Gabriella Qinlyn). 

Setelah mencari tahu, ternyata Pak Ferdi diam-diam memainkan sebuah permainan mistis bernama jailangkung. Hal ini dilakukannya karena Pak Ferdi merindukan istrinya yang sudah lama meninggal.

Sialnya, permainan ini mengundang sosok lain yang akhirnya memberikan kutukan Matianak pada Pak Ferdi dan anak-anaknya. Lalu, bagaimana cara Bella menyelamatkan keluarganya?

12. Hidayah

Hidayah

Berbeda dengan film lainnya, Hidayah bukanlah remake resmi dari sinetron yang populer tahun 2000-an. Sang sutradara Monty Tiwa mengatakan bahwa ia memilih nama Hidayah karena judul tersebut sudah sangat terkenal. Sedangkan untuk ceritanya, film horor ini memang memiliki esensi yang sama dengan sinetron Hidayah.

Ceritanya dimulai ketika Bahri, mantan narapidana, ingin mengubah masa lalu kelamnya. Bahri pun bertolak dari kota ke sebuah desa kecil bernama Desa Mekarwangi. Ternyata kedatangan Bahri ke desa itu tidak hanya untuk membangun kehidupan baru, tapi untuk memecahkan sebuah misteri.

Menurut Hasan (Alif Joerg), desa tersebut diganggu oleh sosok tidak kasat mata. Semua ini dimulai dari seorang gadis bernama Ratna (Givina Lukita) yang selalu merasa kesakitan. Anehnya, para dokter tidak bisa mendiagnosa penyakitnya.

Setiap malam, jeritan kesakitan Ratna selalu memecahkan keheningan desa. Tidak hanya itu, warga juga kerap diteror oleh sosok menakutkan.

Ketika Bahri datang, warga desa berharap permasalahan mereka bisa diselesaikan. Namun, Bahri tidak bisa menyelamatkan nyawa Ratna. Semua orang marah, mereka meminta Bahri bertanggung jawab.

13. Keluarga Cemara

Keluarga Cemara

Bagi orang-orang yang lahir tahun 1980 hingga tahun 1990-an, mereka pasti mengingat sinetron yang legend banget karya Arswendo Atmowiloto. Ya, Keluarga Cemara adalah sinetron yang tayang dari tahun 1996 hingga tahun 2005. Sinetron yang tayang di RCTI dan TV7 ini membuat kita memahami arti sebuah keluarga yang sesungguhnya.

Mengadaptasi kisah tersebut, Visinema Pictures, Ideosource Entertainment dan Kaskus membawa kisah seinetron Keluarga Cemara ke era modern. Film ini masih mengisahkan usaha Abah, Emak, Euis dan Ara beradaptasi dengan hidup baru mereka.

Pasca Abah (Agus Ringgo Rahman) bangkrut, ia memutuskan untuk membawa Ema (Nirina Zubir) dan kedua anaknya, Euis (Adhisty Zara) dan Ara (Widuri Putri Sasono), pindah ke desa.

Kepindahan mereka ke Bogor membuat Euis sangat kesal karena ia harus berpisah dari kawan-kawannya di Jakarta. Terlebih lagi, Euis merasa malu karena Bogor terlihat sangat kampungan. 

Sebagai kepala keluarga, Abah mulai mencari pekerjaan baru. Setelah beberapa lama, akhirnya ia diterima bekerja sebagai kuli bangunan. Abah sempat mengalami kecelakaan, sehingga uang tabungan mereka terkuras habis. Kini Abah dan Emak tidak punya pilihan lain, selain menjual rumah warisan mereka untuk membiayai hidup.

14. Suzzana: Bernapas dalam Kubur

Suzzana: Bernapas dalam Kubur

Sebelum nonton Suzzanna: Malam Jumat Kliwon, ada baiknya kalian nonton dulu film pertamanya yang berjudul Suzzana: Bernapas dalam Kubur.

Film arahan Rocky Soraya dan Anggy Umbara ini memang sukses berat karena filmnya memang digarap dengan serius. Bayangkan saja, Luna Maya rela duduk berjam-jam di ruang makeup agar penampilannya bisa mirip dengan mendiang Suzanna. 

Fyi, Suzzana: Bernapas dalam Kubur adalah proyek remake yang diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Film ini mengadaptasi ceritanya dari film horor klasik mendiang Suzanna. Sebut saja Beranak Dalam Kubur yang diproduksi tahun 1970 dan Bernafas dalam Lumpur yang diproduksi tahun 1971. Tapi secara keseluruhan, alur ceritanya benar-benar baru.

Suzzanna (Luna Maya) dan suaminya, Satria (Herjunot Ali), sudah menikah selama lima tahun, tapi belum juga dikarunia momongan. Saat Suzzanna mengetahui bahwa dirinya hamil, kebetulan Satria sedang dinas ke luar negeri.

Naas, kepergian Satria malah dimanfaatkan oleh beberapa pekerja proyek untuk merampok rumahnya. Jonal (Verdi Solaiman), Umar (Teuku Rifnu Wikana), Dudun (Alex Abbad), dan Gino (Kiki Narendra) berniat menguras habis harta milik bosnya itu. Sialnya, mereka tidak menduga kalau Suzzanna masih berada di rumah.

Melihat sekelompok pencuri berkeliaran di rumahnya, Suzzanna panik dan mencoba mencari bantuan. Tapi apa daya, Suzzanna harus meregang nyawa ketika ia dikubur hidup-hidup di halaman belakang rumahnya. 

Keesokan harinya Suzzanna terlihat baik-baik saja. Bahkan, ia menyambut kepulangan Satria dengan bahagia.

Dari hari ke hari Satria menyadari bahwa sang istri telah berubah. Suzzanna terlihat jarang beribadah. Tidak hanya itu, Satria kerep mendengar selentingan aneh mengenai sang istri. Benarkah Suzzanna yang sekarang bukanlah manusia?

15. Mumun

Mumun

Mumun dan Mimin (Acha Septriasa) mungkin terlahir kembar, tapi keduanya memiliki kepribadian yang sangat berlawanan. Mumun adalah kembang desa yang dikenal sangat ramah, sederhana dan cantik. Berbeda dengan Mimin yang lebih modern dan memilih bekerja di ibu kota. 

Berkat Mimin, kedua orang tua mereka bisa bolak balik ke tanah suci. Tidak hanya itu, mereka kerap membuat acara besar dan mengundang banyak warga ke rumahnya. Semua itu dibiayai oleh Mimin, yang katanya bekerja kantoran di Jakarta. 

Kenyataannya, Mimin tidak pernah bekerja di kantor besar. Justru, gadis ini hanya seorang pelayan di sebuah kafe kecil.

Lalu, dari mana Mimin mendapatkan sejumlah uang yang fantastis untuk kedua orang tuanya? Diam-diam Mimin mengajukan pinjol di berbagai aplikasi. Bahkan, ia nekat memakai identitas Mumun untuk meminjam uang hingga puluhan juta.

Mimin tidak menyangka perbuatan nekatnya ini berakibat fatal untuk Mumun. Saudara kembarnya ini meninggal dunia setelah dikejar-kejar oleh debt collector. Namun, fakta ini baru diketahui oleh Mimin dan keluarganya ketika pocong Mumun meneror desa.

Saya yakin banyak yang tidak asing dengan kisah Minim dan Mumun di atas. Benar sekali, film horor berjudul Mumun ini diadaptasi dari sinetron populer Indonesia berjudul Jadi Pocong yang diproduksi tahun 2002. Saat itu karakter pocong Mumun diperankan oleh Eddies Adellia.

16. Wiro Sableng 212

Wiro Sableng 212

Wiro Sableng 212 diketahui sebagai salah satu film yang menceritakan pahlawan lokal. Sebenarnya, film ini diadaptasi dari novel seri berjudul Wiro Sableng yang ditulis oleh Bastian Tito. Tidak hanya itu, film ini diadaptasi juga dari sinetron laga di tahun 90-an yang dibintangi oleh Tonny Hidayat.

Berlatar di abad ke-16, Wiro Sableng (Vino G. Bastian) adalah murid dari pendekar misterius bernama Sinto Genting (Ruth Marini).

Suatu hari, Wiro Sableng mendapatkan titah dari gurunya untuk menangkap Mahesa Birawa (Yayan Ruhian). Pria itu dulunya murid dari Sinto Genting. Namun, ia memilih untuk berkhianat dan melawan gurunya sendiri. 

Selama masa pencarian, Wiro Sableng mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran baru. Ia juga bertemu dengan beberapa kawan baru, sebut saja Anggini (Sherina Munaf) dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarazi).

Perjalanan panjang ini membuat Wiro Sableng memahami arti dari seorang pendekar. Ia menemukan jati dirinya yang baru. Wiro Sableng membantu masyarakat melawan kejahatan. Tapi pertemuannya dengan Mahesa Birawa tidak bisa dianggap enteng karena pria itu punya ilmu yang tinggi. 

Sepertinya film Wiro Sableng 212 memang ditakdirkan untuk Vino G. Bastian. Bagaimana tidak, kisah aslinya saja ditulis oleh ayahnya sendiri. Saya yakin banyak yang tidak tahu, kalau Bastian Tito adalah ayah kandung dari Vino G. Batian.

17. Galih dan Ratna

Galih dan Ratna

Jauh sebelum Monty Tiwa memproduksi Gita Cinta dari SMA, di tahun 2017 remake dari film legendaris tersebut dibuat oleh Lucky Kuswandi. Film Galih dan Ratna dijamin bikin penontonnya hanyut dengan romansa klasik. Selain itu, film ini memilih untuk mengambil latar modern dibandingkan stuck dengan latar di tahun 80-an. 

Mau tahu seperti apa kisahnya? Galih (Refal Hady) adalah siswa SMA yang sangat introvert. Sebenarnya pemuda ini sangat menyukai musik dan sastra, tapi demi menuruti kemauan ibunya, Galih pun memilih untuk mengambil jurusan kuliah yang berbeda. 

Di sekolah, Galih tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis pindahan yang sangat cantik, dia bernama Ratna (Sheryl Sheinafia). Dalam pertemuan itu, Ratna langsung tertarik pada Galih.

Di zaman modern seperti sekarang ini siapa juga yang masih mendengarkan musik lewat walkman? Hanya Galih, pemuda modern yang terlihat sangat tradisional dan bikin penasaran. 

Awalnya Galih tidak pernah menggubris usaha Ratna untuk mendekatinya. Tapi, ketika Galih tahu kalau Ratna juga menyukai musik yang sama, mereka pun jadi lebih akrab.

Tentu saja, cinta pun mulai tumbuh dalam hati mereka. Sayangnya, hubungan ini terancam gagal karena perbedaan di antara keduanya lebih banyak dibandingkan kesamaan mereka.

18. Warkop DKI Reborn

Warkop DKI Reborn

Film satu ini sudah jelas merupakan remake dari film-film yang dibintangi oleh grup lawak legendaris Warkop DKI. Warkop DKI Reborn adalah proyek remake yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan menggaet Anggy Umbara sebagai sutradaranya

Tapi yang bikin kagum, deretan aktor populer yang jadi pemeran utamanya tidak hanya berakting. Ternyata mereka dirias agar semirip mungkin dengan Dono, Kasino dan Indro. Perubahan fisik mereka yang drastis ini berhasil membuat penonton bernostalgia.

Di film ini Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), dan Indro (Tora Sudiro) bekerja sebagai petugas keamanan di organisasi bernama CHIIPS (Cara Hebat Ikut Ikutan Pelayanan Sosial). Tapi berbagai tingkah konyol dan bodoh mereka tidak pernah gagal membuat sang bos pusing. 

Bayangkan saja, aksi mereka mengejar seorang pencopet membuat kerugian yang fantastis. Mulai dari merusak warung milik warga, hingga membuat kebakaran besar di pameran lukisan. Alhasil, tiga bersahabat ini harus diadili oleh hukum.

Pengadilan menyatakan, bahwa Dono, Kasino dan Indro harus membayar denda sebesar 8 milyar rupiah atau mereka harus dijebloskan ke penjara. 

Tidak ingin mendekam di penjara, Dono, Kasino dan Indro berusaha mencari cara untuk mendapatkan uang dalam waktu singkat, tapi usaha mereka gagal. Suatu hari, mereka mendapatkan sebuah peta harta karun dari pria yang tidak dikenal.

Mereka pun bertolak ke Malaysia dan mulai mencari petunjuk yang sesuai dengan kode-kode yang ada di peta. Sialnya, Dono, Kasino dan Indro kehilangan peta tersebut saat tas mereka tertukar dengan seseorang di bandara. Lantas bagaimana nasib mereka ke depannya?

19. Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu adalah film Indonesia lainnya yang diadaptasi dari film klasik yang legend banget. Digarap oleh Teddy Soeriaatmadja, film ini diadaptasi dari novel karya Marga T dan film berjudul sama dari sutradara Teguh Karya yang diproduksi tahun 1977.

Seorang wanita bernama Siska (Raihaanun) terpuruk pasca dikhianati oleh kekasihnya. Namun, pertemuannya dengan Leo (Vino G. Bastian) mengubah segalanya. Leo adalah sahabat baik dari kakaknya, sehingga Siska pun mulai dekat dengannya.

Bersama Leo, Siska akhirnya bisa merasakan kebahagiaan baru dan melupakan sakit hatinya yang dahulu. Namun, kisah cinta ini tidak bertahan lama.

Lagi-lagi Siska dihadapkan dengan kenyataan bahwa selama ini Leo hanya memanfaatkannya saja. Siska baru tahu, kalau Leo tidak benar-benar mencintainya dan hanya menjadikannya sebagai bahan taruhan. 

Mencoba mempercayai cinta untuk yang ketiga kalinya, Siska bertemu dengan manajer kafe yang baik hati bernama Helmi (Winky Wiryawan). Kepribadian pria ini sangat hangat, sehingga tidak butuh lama bagi mereka untuk dekat satu sama lain. Tapi semua yang ditampilkan Helmi dihadapan Siska itu palsu, karena aslinya pria ini adalah sosok yang licik.

20. Ini Kisah Tiga Dara

Ini Kisah Tiga Dara

Beralih ke film karya sutradara Nia Dinata, ternyata Ini Kisah Tiga Dara adalah remake dari film musikal populer, lho. Dikutip dari Wikipedia, film ini mengadaptasi kisahnya dari film musikal karya sutradara legendaris Usmar Ismail berjudul Tiga Dara yang rilis tahun 1956.

Adapun filmnya mengisahkan tiga kakak beradik yang kerap disapa “Tiga Dara.” Pasca ibu mereka meninggal dunia, sang ayah yang bernama Krisna (Ray Sahetapy), membawa mereka tinggal di timur Flores. Di sebuah kota kecil di Maumere, ketiganya tinggal di sebuah hotel cantik yang berhadapan dengan pantai. 

Hotel ini dibuat oleh Krisna untuk menghormati dan melanjutkan cita-cita mendiang istrinya. Ketiga anaknya membantu mengelola hotel. Anak sulungnya, Gendis (Shanty), sangat menyukai dunia kuliner, sehingga ia mencurahkan hidupnya untuk memasak.

Sementara Ella (Tara Basro), kepribadiannya supel dan ramah, sehingga membuatnya cocok di bidang public relation dan marketing hotel.

Ada juga si bungsu yang bernama Bebe (Tatyana Akman) dan masih berusia 19 tahun. Gadis ini punya jiwa yang bebas, tidak heran kalau Bebe bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan masyarakat lokal dalam waktu singkat.

Sebenarnya Tiga Dara hidup bahagia bersama ayah dan Oma (Titiek Puspa) mereka. Tapi, kekhawatiran muncul saat mereka mengenal yang namanya pria dan cinta.

Untuk Gendis dan Ella yang sudah jauh lebih dewasa, mencari pasangan memang sudah seharusnya dilakukan. Tapi untuk Bebe yang masih belia, ada kekhawatiran dalam hati Oma. 

Dulu, film ini identik dengan Chitra Dewi, Mieke Wijaya dan Indriati Iskak, tiga aktris senior dan legendaris Indonesia. Jangan dianggap remeh, film yang mereka bintangi ini berhasil melanglang buana hingga ke Festival Film Venesia tahun 1959. Jadi tidak mengherankan kalau Tiga Dara disebut sebagai salah satu film klasik legendaris Indonesia.

Inilah beberapa film Indonesia yang diketahui sebagai remake atau reboot dari film klasik yang legendaris. Film-film di atas bisa dikatakan tidak kalah sukses dari film originalnya lho, karena beberapa film bisa sampai go internasional.

Dari beberapa list film di atas, menurut kamu lebih bagus versi original atau remake-nya? Bagikan jawabannya di bawah ini ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram