10 Film Terbaik yang Bertema Tentang Perang Dunia I

Paths of Glory merupakan sebuah film yang dianggap sangat penting untuk disaksikan secara budaya, sejarah, dan estetika bagi para warga Amerika khususnya. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya penulis Humphrey Cobb ini menggambarkan bagaimana Perang Dunia I mempengaruhi banyak tokoh, salah satunya seorang perwira komando tentara Prancis.

Selama peperangan, seorang Jenderal asal Prancis bernama Mireau (George Macready) dimanipulasi untuk melakukan serangan terhadap oposisi Jerman dengan janji kenaikan pangkat. Sayang, perintah itu malah berakhir gagal total membuat Mireau menanggung malu dan menyalahkan beberapa anggota tentara.

Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mengatur pengadilan palsu di mana tiga tentara dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi secara tidak adil. Mendengar ketidakadilan tersebut, Kolonel Dax (Kirk Douglas) yang merupakan seorang pengacara sipil berusaha membela mereka dan berusaha mengungkapkan sifat korup dari kepemimpinan militer.

Film petualangan biopik, Lawrence of Arabia, dibuat berdasarkan perjalanan hidup Thomas Edward Lawrence. Film ini berhasil memenangkan banyak penghargaan bergengsi, salah satunya dengan menjadi nominasi untuk sepuluh Oscar dan memenangkan tujuh penghargaan termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik di Academy Awards ke-35 tahun 1963. 

Lawrence of Arabia mengisahkan pengalaman Lawrence, yang merupakan seorang tentara Inggris, dalam peperangan pasukan Arab menghadapi Turki yang berlangsung antara 1916-1918. Saat itu bangsa Arab masih terpecah belah dan perang antar suku masih banyak terjadi.

Film berdurasi 3 jam 38 menit ini berisi banyak konflik seperti konflik politik dan konflik batin dalam diri Lawrence. Meskipun panjang tapi film biopik ini secara garis besar menampilkan sosok Lawrence yang berperan besar dalam revolusi Jazirah Arab dengan menarik. Penasaran dengan kisahnya? Tonton untuk mempelajari lebih lanjut!

1917 menjadi salah satu film perang paling seru yang tayang di tahun 2019. Film ini mengisahkan dua tentara Inggris yang tengah dalam sebuah misi untuk menyampaikan pesan penting untuk menghentikan serangan yang akan datang. Kisahnya yang diramu secara apik bahkan mengantarkan film 1917 ini memenangkan tiga Academy Awards dari sepuluh nominasi.

Pada tanggal 6 April 1917, satu batalion infanteri dikumpulkan untuk misi perang mereka dalam wilayah musuh. Begitu siap berperang, pusat mendapat laporan mengenai adanya kemungkinan jebakan maut. Ini membuat komando pusat mengirimkan dua tentara Inggris, Will Schofield (George MacKay) dan Tom Blake (Dean-Charles Chapman) untuk menyampaikan informasi itu pada para tentara.

Jika pesan tersebut tidak diterima tepat waktu, ada sebanyak 1.600 anggota akan masuk ke dalam perangkap dan dibantai. Untuk mencapai lokasi di mana batalion itu berkumpul, keduanya harus menyeberangi wilayah musuh. Waktu menjadi sangat penting dan mereka harus segera sampai meski jalan yang dilewati sungguh berbahaya.

They Shall Not Grow Old merupakan film dokumenter yang disutradarai dan diproduksi oleh Peter Jackson. Berbeda dengan film-film dokumenter perang lainnya, film ini menggunakan rekaman asli Perang Dunia I yang belum pernah dilihat sebelumnya dari arsip Imperial War Museum yang berusia lebih dari 100 tahun! Keren ya?

Film ini sendiri menceritakan tentang penggambaran nyata yang mengharukan selama Perang Dunia I berlangsung. Melalui teknologi restorasi komputer yang inovatif dan teknik modern, film ini menjadi salah satu bentuk penghormatan bagi mereka yang bertempur dengan penggambaran momen yang dibuat lebih akurat.

Tak hanya penggambaran saja, tim Peter Jackson juga menggabungkan audio dari wawancara BBC dan Imperial War Museum dengan para prajurit Inggris; sehingga film ini bukan hanya menjadi sekedar narasi sejarah biasa saja, melainkan menciptakan pengalaman mendalam tentang kehidupan seorang prajurit selama Perang Dunia I berlangsung.

Berbeda dengan film-film perang zaman sekarang yang penuh dialog, di tahun 1925, salah satu film perang berjudul The Big Parade mengusung film bisu. Film ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki kaya yang menganggur, James (John Gilbert), yang bergabung dengan Angkatan Darat AS selama Perang Dunia I. 

Para penonton akan dibawa dalam penggambaran James ketika ia mengalami situasi dan terjun langsung pada perang. Selama bertugas, ia menjalin persahabatan dengan para pria kelas pekerja, dan menjalin hubungan cinta dengan seorang gadis Prancis bernama Melisande (Renée Adorée) meski hubungan mereka rumit karena bercampur urusan misi James sebagai tentara.

Film The Big Parade dipuji karena penggambarannya yang realistis tentang peperangan, film ini sangat memengaruhi film-film perang berikutnya. Film karya sutradara King Vidor ini bahkan terpilih untuk dilestarikan di Pendaftaran Film Nasional AS pada tahun 1992 dan mendapatkan 3 penghargaan dalam beberapa ajang festival film internasional.

Johnny Got His Gun merupakan film yang diangkat dari anti-war novel terkenal karya Dalton Trumbo. Novel ini menjadi novel terbaik yang wajib dibaca khususnya untuk para pencinta film bertema perang. Film yang dirilis tahun 1971 ini memenangkan Grand Jury Prize dari Cannes Film Festival tahun 1971.

Kisahnya berpusat pada seorang tentara Amerika yang bernama Joe Bonham (Timothy Bottoms) yang ikut berperang pada Perang Dunia 1. Di hari terakhir Perang Dunia 1, dia terkena bom yang membuatnya kehilangan kaki, lengan, dan wajahnya. Saat diselamatkan, situasinya sangatlah mengerikan.

Selain menjadi cacat karena kehilangan kaki dan tangan, Joe juga menjadi tuli, bisu, dan buta. Dokter membaringkannya begitu saja di sebuah kamar. Pada suatu hari, Joe menyampaikan keinginannya pada seorang perawat melalui morse dengan menggunakan gerak kepala.

Joe ingin dirinya dipajang supaya orang-orang tahu betapa mengerikan dan bahayanya perang. Setelah permintaannya ditolak, Joe minta untuk dibunuh saja karena dia tidak bisa apa-apa lagi. Bagaimanakah akhir dari kisah hidup Joe?

Pada tahun 1941, sebuah film biografi berjudul Sergeant York sukses menjadi film paling laris di tahun tersebut. Film ini mengangkat kisah nyata seorang tentara Amerika bernama Alvin C. York yang mendapat penghargaan dalam Perang Dunia I.

Alvin York, seorang petani muda yang bergabung dengan satuan militer, ikut berperang dalam Perang Dunia I. Awalnya York ragu karena dalam agama yang ia peluk, sangatlah menentang pembunuhan. Namun dalam keadaan terdesak, ia ikut bertempur dalam sebuah serangan penting dan menang besar hingga pihak Jerman menyerah. Ini membuatnya dipuji sebagai pahlawan.

Dalam proses pembuatan film ini, Alvin C. York sebenarnya enggan untuk memberikan kisah hidupnya, namun akhirnya ia mau bekerjasama setelah tahu bahwa hasil keuntungan film akan dipakai sebagian untuk membiayai pendirian sekolah Alkitab interdenominasi.

Tak hanya sebagai film paling laris, Sergeant York juga mendapat banyak penghargaan dan dilestarikan dalam Pendaftaran Film Nasional AS pada tahun 2008. Sampai saat ini, film ini ditempatkan di peringkat ke-57 dalam daftar 100 film Amerika yang paling menginspirasi; juga peringkat ke-35 dalam daftar 50 pahlawan dalam perfilman Amerika oleh Institut Film Amerika.

Film perang Inggris tahun 1964 yang disutradarai oleh Joseph Losey ini dibintangi oleh Dirk Bogarde dan Tom Courtenay. Berlatar belakang Perang Dunia I, film ini mengisahkan Prajurit Arthur Hamp (Tom Courtenay) yang dituduh melakukan desersi atau yang dikenal dengan tindakan meninggalkan tugas atau jabatan militer tanpa izin dan dilakukan dengan niat untuk tidak kembali.

Prajurit itu pun dibela oleh Kapten Hargreaves (Dirk Bogarde) dengan alasan Arthur mengalami keadaan shock shell atau fase PTSD dimana tubuh mengalami kejang terus menerus akibat trauma perang.

Terlepas dari upaya Hargreaves untuk membuktikan bahwa Arthur mengalami syok, Hamp dinyatakan bersalah. Komando yang lebih tinggi memerintahkan eksekusinya. Regu tembak pun disiapkan untuk mengeksekusi Prajurit Arthur yang sebenarnya bisa saja mendapatkan pengampunan.

Akhirnya Arthur pun tewas dalam tembakan. Kapten Hargreaves pun segera memberitahu kepada keluarga prajuritnya bahwa Arthur telah gugur dalam tugas, dan rahasia sebenarnya penyebab Arthur tewas tidak diketahui sampai saat ini oleh pihak keluarga Arthur sendiri.

Tidak ada film karya Steven Spielberg yang pernah gagal menghibur para penggemarnya. Di tahun 2011, ia membuat sebuah film perang yang diadaptasi dari novel karya Michael Morpurgo berjudul War Horse. Film ini menceritakan tentang perjalanan seekor kuda yang dibeli oleh Angkatan Darat Inggris bernama Joey. 

Joey merupakan kuda pekerja yang hidup di tahun 1912. Ia sangat dekat dengan seorang anak laki-laki bernama Albert (Jeremy Irvine) yang menemui dia di peternakan Inggris. Saat Perang Dunia I pecah, Joey dijual kepada tentara, dan kisahnya mengikuti perjalanan Joey melalui perang, berganti-ganti pemilik dan menemui banyak kesulitan. 

Sementara itu, Albert, yang kini telah menjadi tentara, mencari Joey. Melalui berbagai cara, Joey akhirnya bertemu kembali dengan Albert setelah perang. Meskipun menghadapi pelelangan besar dan hampir berganti kepemilikan lain, Joey akhirnya kembali ke Albert dan keluarganya di peternakan mereka dan hidup bahagia bersama.

Hadir lagi nih film perang dari Inggris berjudul Private Peaceful. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Michael Morpurgo ini menceritakan tentang sepasang kakak-beradik yang jatuh cinta pada gadis yang sama. Sebagai informasi, film ini merupakan film terakhir dari aktor Richard Griffiths yang meninggal setahun setelah film ini rilis. 

Saat remaja, Charlie (Jack O'Connell) dan Tommo (George MacKay) sering bermain dengan seorang gadis bernama Molly (Alexandra Roach). Keduanya ternyata menaruh perasaan pada Molly. Namun saat belum jelas siapa yang dipilih oleh Molly, mereka berdua malah harus meninggalkan Molly untuk bergabung dengan tentara guna berperang.

Kedua pemuda ini selamat dari serangan gas, penembakan, pasukan Jerman, dan kematian yang mengerikan dari teman-teman dekat mereka. Namun satu hal yang tidak dapat mereka hindari adalah pengadilan militer. Apakah yang akan terjadi pada Charlie dan Tommo di mata militer? Dan siapakah yang nantinya mendapatkan hati Molly? Simak kisahnya dalam film Private Peaceful ya!