showpoiler-logo

10 Film yang Mirip dengan All Quiet on the Western Front (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi

All Quiet on the Western Front menggambarkan betapa kejamnya sebuah perang bagi kehidupan umat manusia. Tidak hanya menelan korban jiwa dalam jumlah besar, banyak efek lain juga yang menjadi imbasnya.

Selain para tentara yang mengalami gangguan jiwa karena menyaksikan kebrutalan pertempuran hingga mengalami dekadensi moral, masyarakat juga mengalami kelaparan dan penyakit karena perang ini. Dan film ini lebih menampilkan sisi moral dan psikologis, selain visualisasi medan tempur yang dahsyat.

Ada beberapa film dengan tema yang sama dengan film ini, yaitu Perang Dunia I, yang juga tidak kalah apik dalam menyuguhkan kisah perjuangan para tentara di medan perang. Berikut ini kami suguhkan artikel spesial yang memuat film-film tersebut.

Baca juga: 6 Fakta Menarik tentang Film All Quiet on the Western Front

1. Lawrence of Arabia [1962]

Lawrence of Arabia [1962]

Pada masa Perang Dunia I, seorang letnan Inggris bernama T.E. Lawrence ditugaskan ke Jazirah Arab untuk membantu Raja Faisal dari Suriah memberontak kepada Kekhalifahan Utsmaniyah.

Lawrence kemudian mengajak beberapa suku, salah satunya suku Huwaitat yang dipimpin oleh Auda Abu Tayi, untuk mendukung rencana sang raja.

Film drama sejarah berskala epic ini menggambarkan pergulatan emosi akibat menyaksikan kekejaman perang. Juga perihal kesetiaannya kepada bangsa Inggris yang mulai terbagi.

Semua ini terjadi karena dia merasakan persahabatan dengan bangsa Arab yang dibantu olehnya. Dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa, Lawrence of Arabia adalah film yang sangat wajib untuk ditonton.

2. All Quiet on the Western Front [1930]

All Quiet on the Western Front [1930]

Jika menyebut salah satu film perang terbaik sepanjang masa, maka All Quiet on the Western Front adalah sebuah film yang paling banyak disebut. Meski film ini diproduksi di tahun 1930, nyatanya belum ada yang bisa menyamai kualitas film karya Lewis Milestone ini.

Bahkan film-film perang setelahnya selalu merujuk kepada film adaptasi novel karya Erich Maria Remarque ini. Jalan ceritanya tidak berbeda jauh dengan kisah dalam novelnya yang terbit setahun sebelumnya.

Film ini adalah bentuk kecepatan Hollywood dalam menanggapi trend, dimana ketika novelnya menjadi best seller, film adaptasinya segera diproduksi. Meski terasa terlalu cepat, bukan berarti kualitasnya dikesampingkan. Justru kedalaman makna kisahnya berhasil diterjemahkan dengan baik oleh filmnya.

3. Paths of Glory [1957]

Paths of Glory [1957]

Setelah misi penyerangan tentara Prancis ke parit Jerman gagal dan memakan banyak korban jiwa, sang jenderal yang tidak mau kehilangan posisinya justru menuduh seisi pasukannya pengecut.

Tiga orang dari mereka dipilih untuk dihukum mati. Kolonel Dax yang turun memimpin penyerangan berusaha membela rekan-rekannya di persidangan yang sudah diatur. Dia tak berdaya melihat mereka dieksekusi mati.

Berbeda dengan film perang lain yang menampilkan kekejaman perang di medan tempur, maka film karya Stanley Kubrick ini memperlihatkan kekejaman perang dalam bentuk lain, yaitu fitnah dan pengkhianatan.

Jenderal Mireau yang nekat memberikan perintah penyerangan padahal sudah diberi saran oleh Kolonel Dax bahwa tingkat kegagalannya sangat besar, justru melemparkan tuduhan kepada anak buahnya. Sebenarnya, Jenderal Mireau yang menuduh tentaranya sebagai pengecut justru adalah seorang pengecut sejati.

Dia melakukan fitnah ini untuk mengamankan posisinya dengan menjadikan bawahannya sebagai kambing hitam. Film adaptasi novel karya Humphrey Cobb ini sangat kuat di sisi drama yang mengangkat pesan moralitas dan kemanusiaan di Perang Dunia I.

4. 1917

1917 [2019]

Dua prajurit Inggris mengejar waktu untuk menyampaikan surat perintah pembatalan penyerangan kepada pasukan yang hendak menuju perbatasan Jerman. Strategi licik yang hendak dilakukan Jerman berpotensi membuat pasukan Inggris tersebut masuk ke dalam jebakan maut.

Mereka harus melewati parit demi parit, bahkan melintasi medan tempur demi surat itu dibaca tepat waktu. Di era perfilman modern, 1917 adalah pencapaian terbaik sebuah film perang dengan latar waktu Perang Dunia I.

Disuguhkan dalam dua adegan panjang menggunakan teknik continuous shot, membuat adegan film ini ditampilkan seolah tidak terputus. Dengan begitu, film ini menimbulkan kesan intim dan membuat kita merasa berada di dekat karakter utamanya dalam mengarungi medan peperangan.

5. Testament of Youth

Testament of Youth [2014]

Meninggalkan pendidikannya di Universitas Oxford, Vera Brittain memutuskan untuk terjun ke medan tempur Perang Dunia I sebagai tim medis. Penentangan dari orang tua dihadapinya demi tekadnya untuk menebar harapan agar bisa bertemu dengan Roland Leighton, pria yang dicintainya.

Film ini mengambil kisahnya dari memoir tulisan Vera Brittain sendiri yang menempatkan kita menyaksikan kisah Perang Dunia I dari sudut pandang seorang perawat wanita.

Kekejaman perang jelas terlihat di matanya, dimana dia harus sigap mengobati luka dan mengikuti instruksi dokter untuk melakukan hal yang terburuk sekalipun.

6. Journey’s End

Testament of Youth [2014]

Letnan Raleigh dikirim ke garis depan di Utara Prancis dan ditempatkan di bawah pasukan yang dipimpin oleh Kapten Stanhope, seniornya di sekolah dulu. Stanhope kini lebih sering tenggelam dengan minuman keras sebagai pelarian dari kekejaman perang yang disaksikannya.

Mereka harus terus waspada atas setiap serangan yang mungkin dilakukan oleh pasukan Jerman. Film arahan Saul Dibb yang merupakan adaptasi drama teater klasik karya R.C. Sheriff menceritakan pertempuran yang sama dengan yang dikisahkan di film All Quiet on the Western Front.

Hanya di film ini sudut pandangnya dilihat dari pasukan sekutu yang mengalami banyak korban jiwa pada penyerangan mendadak pasukan Jerman di siang hari tersebut.

7. Gallipoli

Gallipoli [1981]

Beberapa pemuda Australia dikirim ke medan tempur Perang Dunia I di Semenanjung Gallipoli, wilayah timur Turki kini. Mereka tergabung dalam pasukan gabungan Australia dan Selandia Baru (ANZAC) yang berusaha menghalangi pasukan Kekhalifahan Utsmaniyah dari medan perang utama di Eropa.

Para pemuda ini menyaksikan betapa kejamnya perang yang menelan banyak korban jiwa ini. Jika bosan dengan film perang dengan latar lokasi di Eropa, kalian harus mencoba menonton film karya Peter Weir yang dibintangi oleh Mel Gibson muda ini.

Dengan lokasi merentang dari Turki hingga Mesir, kita disuguhkan pemandangan indah piramida dan panorama alam lainnya disela-sela peperangan penuh darah di dalam parit.

8. A Very Long Engagement

A Very Long Engagement [2004]

Mathilde dan Manech saling mencintai sedari kecil. Kisah cinta mereka harus tertunda ketika Manech mendapat panggilan negara untuk turun ke medan perang.

Dalam penantiannya, Mathilde terus menggali informasi tentang perang yang terjadi dan nasib tunangannya dari surat-surat yang diterimanya. Sementara Manech terus berusaha menjaga dirinya dalam medan tempur demi Mathilde.

Film karya Jean-Pierre Jeunet ini menampilkan dua sudut pandang dalam ceritanya. Satu dari penantian Mathilde dan satu lagi dari perjuangan Manech di medan perang.

Meski tidak banyak, namun adegan pertempuran yang ditampilkan cukup dahsyat dan menggetarkan hati kita saat melihatnya. Selain itu, hati kita juga akan dibuat luluh setiap kali melihat ketegaran Mathilde dalam penantiannya.

9. Joyeux Noel

Joyeux Noel [2005]

Anna Sorensen dan Nikolaus Sprink dititah oleh putra mahkota Jerman, Wilhelm, untuk datang ke garis depan untuk menyanyi bagi para tentara di malam Natal.

Untuk itu, dua pasukan yang sedang berseteru membuat perjanjian gencatan senjata yang tidak resmi khusus malam itu saja, dimana mereka merayakan Natal bersama dalam perdamaian. Film drama perang ini berdasarkan kisah nyata dari perjanjian gencatan senjata pada malam Natal tahun 1914.

Kisah sebenarnya adalah Pangeran Wilhelm mengutus Walter Kirchhoff untuk menghibur pasukan Jerman di malam Natal yang kemudian disambut meriah oleh pasukan sekutu. Film ini sendiri masuk sebagai nominasi Academy Awards di kategori Best Foreign Language Film.

10. War Horse [2011]

War Horse [2011]

Ketika kuda kesayangannya dibeli oleh militer Inggris, Albert berusaha mendaftar untuk menjadi tentara agar bisa turun ke medan tempur demi menjemput kudanya pulang.

Berbagai pertempuran telah dilewati oleh sang kuda, sementara Albert terus mencari cara agar bisa turun bertempur. Albert terus menebar asa untuk bisa bertemu kembali dengan kudanya.

Mungkin Steven Spielberg sering membuat film perang, tapi baru kali ini dia membuatnya dengan latar belakang Perang Dunia I.

Layaknya film Steven Spielberg lainnya, skala perang yang ditampilkan di film ini sangat besar. Adegan pertempurannya mengagumkan, dan ceritanya pun mampu menghanyutkan pikiran kita.

Itulah 10 film yang memiliki kemiripan dengan All Quiet on the Western Front. Seluruh film ini berada pada masa Perang Dunia I dan sebagian besarnya menceritakan peperangan di medan tempur yang sama dengan film Netflix ini.

Jika kalian menyukai film terbaik Jerman di tahun 2022 ini, maka sudah saatnya kalian juga menonton 10 film di atas untuk melengkapi wawasan film kalian. Selamat menyaksikan!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram