bacaterus web banner retina

20 Rekomendasi Film Terbaik tentang Percintaan Sesama Jenis

Ditulis oleh Siti Hasanah

Di masa kini, wawasan tentang gender dan seksualitas bisa didapatkan dengan mudah. Film adalah salah satu media yang bisa kita jadikan sebagai sumber pengetahuan. Selain sebagai hiburan, film juga adalah tempat di mana seseorang bisa menyampaikan pesan secara lebih global.

Film-film yang menceritakan tentang hubungan tentang sesama jenis makin banyak bermuncul. Seri televisinya pun tidak kalah beragam.

ARTIKEL INI ADA VERSI INGGRISNYA!
Jika meng-update artikel ini, WAJIB tulis link-nya di sheet ini

Thailand bisa jadi salah satu negara yang industri filmnya banyak mengangkat tema LGBT. Yuk, simak deretan film bertema cinta sesama jenis terbaik yang bisa kamu ikuti berikut ini!

Baca juga: 10 Drama BL Thailand Terbaru yang Wajib untuk Ditonton

1. Moonlight

Moonlight

Sejak kecil, Chiron bergulat dengan jati diri dan orientasi seksualnya. Setiap harinya dia harus berjuang mempertahankan itu semua hingga dewasa. Hubungan cintanya dengan Kevin diuji melintasi tiga masa.

Film ini adalah peraih Best Picture di ajang Academy Awards dan menjadi film bertema LGBT pertama dengan deretan pemeran berkulit hitam.

Cerita film dibagi menjadi tiga periode yang membuat kita mampu dengan mudah masuk ke dalam berbagai kejadian pada diri Chiron.

Tidak hanya masalah hubungan sesama jenis, dia juga memiliki masalah pertikaian kedua orang tuanya dan tenggelam dalam penjualan narkoba. Kisah film ini berdasarkan buku semi otobiografi karya Tarrel Alvin McCraney yang tidak diterbitkan.

2. Call Me by Your Name

Call Me by Your Name

Elio, remaja yang bercita-cita menjadi pemusik, jatuh cinta seketika kepada Oliver, asisten ayahnya, saat pertama kali melihatnya menjejakkan kaki di rumahnya. Elio awalnya belum menyadari bahwa dia adalah gay dan masih berhubungan dengan Marzia.

Namun, perjalanan ke luar kota bersama Oliver telah mengubah dirinya secara total. Saat cinta sedang bersemi, mereka terpaksa harus berpisah.

Call Me by Your Name adalah film drama romantis karya Luca Guadagnino yang indah. Tidak hanya indah secara cerita dengan dialog penuh kalimat mendalam, tapi film ini juga indah secara sinematografi.

Masuk nominasi Best Picture di ajang Academy Awards adalah bukti kualitas dari film adaptasi novel karya Andre Aciman ini. Chemistry Timothee Chalamet dan Armie Hammer sangat padu.

3. Carol

Carol

Therese bertemu Carol yang sedang mencari hadiah Natal untuk anaknya. Mereka menjadi dekat setelah Carol mengundang Therese makan malam di rumah bersama keluarganya.

Carol diambang perceraian dan frustrasi karena takut perbedaan orientasi seksualnya membuat dirinya kehilangan hak asuh anak kelak. Dia lalu mengajak Therese bepergian ke luar kota yang semakin merekatkan cinta mereka.

Kisah cinta dua wanita berbeda usia ini disuguhkan dengan sinematografi yang sangat indah dan rapi oleh sutradara Todd Haynes. Ditambah dengan kekuatan akting dari Cate Blanchett dan Rooney Mara, mampu membuat kita hanyut ke dalam adaptasi novel karya Patricia Highsmith ini.

Karena performa apik di film ini, mereka berdua masuk nominasi Oscar dimana film ini masuk nominasi di 4 kategori lainnya juga. Oleh British Film Institute, film ini dianggap sebagai film LGBT terbaik.

4. Blue is the Warmest Colour

Blue is the Warmest Colour

Sejak berjumpa dengan Emma, hidup Adele remaja seketika berubah menjadi lebih berwarna. Dia merasakan cinta dan hasrat tabu yang terpuaskan, namun juga harus bisa menyimpan hubungan mereka di mata keluarganya.

Dan ketika beranjak dewasa, asmara mereka masih berlanjut dan menemui beberapa masalah yang membuat hubungan mereka menegang.

Film romantis peraih berbagai penghargaan dari berbagai festival film internasional ini mampu menguras emosi kita, terutama berkat akting memukau dari kedua pemeran utamanya, Lea Seydoux dan Adele Exarchopoulos.

Semua adegan terasa alami dan intim dengan cerita yang jujur serta sinematografi yang sangat elegan. Rating NC-17 disematkan karena adanya konten seksual yang eksplisit.

5. Hedwig and the Angry Inch

Hedwig and the Angry Inch

Sangat jarang ada film yang mengangkat percintaan sesama jenis dengan latar musik rok. Hedwig and the angry Inch mungkin satu dari segelintir film yang mengangkat tema serupa.

Kisah dalam film ini mengikuti kehidupan seorang transeksual yang terabaikan. Dia terombang-ambing dalam pencarian jati dirinya sendiri dan hasrat cinta sejenisnya.

Kisah dalam film ini diadaptasi dari seri pertunjukan teater di panggung Broadway. Selain itu, film ini juga masuk sebagai nominasi Oscar tahun 2002 lho!

6. Weekend

Weekend
Tahun Rilis 2011
Genre ,
Sutradara
Pemeran Tom Cullen Chris New

Weekend adalah film LGBT asal Inggris yang mengusung cerita sederhana. Kisahnya mengikuti dua pria Glen (Chris New) dan Russel (Tom Cullen). Mereka bertemu di sebuah bar, lalu berhubungan seks dan terbangun keesokan harinya dengan suasana yang canggung.

Di pertemuan kedua, mereka bertemu lagi dan melakukan hal yang sama, tapi dengan situasi yang lebih santai. Pembicaraan mereka pun semakin dalam dan menguak kisah masing-masing.

Intensitas pertemuan mereka menjadi semakin sering dan itu menumbuhkan benih-benih cinta di hati mereka. Film ini tidak banyak konflik dan kisahnya disajikan dengan cerita yang simpel tapi penuh makna.

7. Brokeback Mountain

Brokeback Mountain

Brokeback Mountain ini punya set yang luar biasa. Mengambil latar pegunungan Brokeback, film ini mengeksplorasi percintaan antara dua pria, Enis Del Mar (Heath Ledger) dan Jack Twist (Jake Gyllenhaal). Enis adalah seorang peternak, sedangkan Jake adalah seorang koboi rodeo.

Mereka bertemu di musim panas tahun 1963. Tanpa sengaja hubungan mereka menjadi intim, hingga suatu hari salah satunya diketahui mengidap komplikasi.

Sepanjang hubungan mereka banyak tragedi dan hal-hal manis yang terjadi. Semua itu menggambarkan kekuatan cinta mereka.

8. Milk

Milk

Demi memperjuangkan hak kaum gay di California, Harvey Milk terjun ke politik untuk bisa duduk di dewan kota. Tapi jalan menuju kursi tersebut tidaklah mudah. Memiliki banyak pendukung, gerakannya juga menemui banyak penentangan.

Tapi dia bisa merebut hati warga kecamatan Castro dengan kelembutan hati dan ketegasan visinya, dimana pada akhirnya dia bisa menjadi supervisor dewan kota dan dijuluki “The Mayor of Castro Street” oleh para pendukungnya. Namun sayang, dia ditembak oleh Dan White, seorang politisi, di dekat balai kota.

Film drama biografi ini kuat di segala lini, mulai dari naskah yang disusun oleh Dustin Lance Black dan pengarahan sutradara Gus Van Sant. Begitu juga akting dari para pemerannya, dimana Sean Penn berhasil membawa pulang Oscar sebagai Best Actor.

Meski dipaparkan secara detail, namun perjuangan Harvey Milk tidak dibawa membosankan dan tetap menarik untuk disimak hingga akhir.

9. Pride

Pride

Tahun 1984, terjadi aksi unjuk rasa para penambang di Inggris. Beberapa aktivis di dalamnya ditangkap dan ditahan oleh polisi. Seorang aktivis gay membuat pergerakan demi mencari dukungan publik demi membantu para penambang.

Tapi rencananya tidak serta merta diterima. Tidak hanya dari kelompok penambang saja, cibiran dari publik juga menyurutkan semangat mereka. Dengan berbagai cara, pergerakan yang dinamakan “Lesbians and Gays Support the Miners” berusaha menarik simpati dengan berbagai aksi positif.

Salah satunya adalah mengadakan pagelaran musik yang dihadiri oleh banyak orang. Film drama komedi dengan latar sejarah ini hadir dengan kesungguhan tanpa kesan mendikte dan bersemangat tanpa meninggalkan sentimentalitas.

Alur ceritanya diwarnai dengan selera humor yang baik, sehingga secara total film ini sangat menghibur. Film ini menang sebagai film terbaik di British Independent Film Awards dan penampilan Imelda Staunton sangat apik.

10. The Way He Looks

The Way He Looks

Dikenal juga dengan judul berbahasa Portugis Hoje Eu Quero Voltar Sozinho, film asal Jerman ini diadaptasi dari film pendek berjudul I Don’t Want To Go Back Alone.

Ceritanya mengikuti Leonardo (Ghilherme Lobo), remaja SMA yang mengalami kebutaan sejak lahir. Kendati tidak bisa melihat, Leonardo bisa hidup mandiri tanpa menyusahkan orang lain.

Suatu hari sekolah Leonardo kedatangan murid baru, namanya Gabriel (Fabio Audi). Gabriel dan Leonardo berteman. Ia tidak keberatan dengan kebutaan Leonardo.

Kedekatan Leonardo dan Gabriel memunculkan satu perasaan khusus di hati masing-masing. Mereka sering diejek oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi Gabriel tidak terganggu. Dia siap pasang badan setiap kali Leonardo dirundung.

11. I Carry You with Me

I Carry You with Me

Ivan dan Gerardo saling jatuh cinta saat pertama kali berjumpa. Norma sosial di Meksiko membuat mereka tidak bisa bebas mengekspresikan perasaan mereka. Ivan yang memiliki obsesi pribadi untuk menjadi seorang chef, menyeberang ke Amerika dan hidup di New York.

Lebih dari satu dekade dia merintis karir dan menggapai cita, namun rasa rindunya kepada Gerardo tak pernah usai. Film produksi Amerika berbahasa Spanyol ini merupakan debut penyutradaraan Heidi Ewing yang menerjemahkan naskah yang ditulisnya sendiri dengan apik.

Kesan romantis dari percintaan yang tabu diolah dengan sangat puitis namun tidak melankolis. Bingkai waktu dan tempatnya pun sangat autentik sehingga membuat kita tenggelam dalam kisah yang penuh nuansa kerinduan ini.

12. A Single Man

A Single Man

Setelah ditinggal mati kekasihnya karena kecelakaan fatal, George mencoba menjalani hidup di Los Angeles pada era 1960an yang fashionable. Merasa ditinggal sendiri, George selalu mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan membeli pistol.

Sempat bersama dengan Charlotte, George tidak bisa melupakan cintanya kepada Jim. A Single Man adalah film drama romantis karya debut penyutradaraan Tom Ford yang menitikberatkan beban psikologis yang dialami oleh seorang dosen gay setelah ditinggal mati kekasihnya.

Bayangan imajinasi dalam benaknya dipaparkan dalam visualisasi yang unik dan penuh warna. Tapi yang paling utama adalah kekuatan akting Colin Firth yang membawanya masuk nominasi Oscar.

13. Love, Simon

Love, Simon

Love, Simon adalah film bertema LGBT pertama yang diproduksi oleh 20th Century Fox. Kisahnya diangkat dari sebuah buku berjudul Simon VS The Homosapiens Agenda.

Fokus cerita berada pada seorang remaja Simon (Nick Robinson) yang takut identitas gay-nya terbongkar. Dia merasa bahwa kaum gay diperlakukan tidak adil sebab mereka harus melela sementara kaum heteroseksual tidak.

Film ini menggambarkan bahwa orientasi seksual mereka bukan sebuah topik yang harus dibicarakan. Orang tidak perlu membocorkan identitas hal tersebut ke publik.

Selain itu, film Love, Simon juga menggambarkan bagaimana kaum gay hidup dalam ketakutan sekalipun mereka adalah orang kulit putih. Di negeri barat, kaum gay dan lesbian tetap menjadi minoritas dan selalu dikucilkan.

14. Maurice

Maurice

Film ini berlatar Perang Dunia I dimana ketika seseorang gay, maka ia akan hancur dan dikucilkan masyarakat. Di Cambridge, dua pria jatuh cinta dan takut akan hari-hari buruk jika orang lain mengetahui bahwa mereka adalah pasangan gay.

Dua pria itu adalah Maurice Hall (James Wilby) dan Clive Durham (Hugh Grant). Clive adalah seorang bangsawan yang terpandang. Ia takut kehormatannya jatuh jika ketahuan. Maka dari itu, ia menikah dengan perempuan.

Di sisi lain, Maurice bertemu dengan Scrudder (Rupert Graves) dan menjalin asmara dengannya. Mereka rela membuang semuanya dan memperjuangkan cinta mereka. Setelah sepakat, mereka pindah dan hidup bersama sebagai sepasang kekasih.

15. Mysterious Skin

Mysterious Skin

Film ini menggambarkan secara gamblang penyimpangan seksual pada anak di bawah umur. Gambaran menyesakkan itu adalah sebuah cermin tentang perbuatan bejat seseorang dimana itu dapat menjadi sumber trauma bagi orang lain.

Orang yang mengalami trauma itu pasti sulit untuk berpikir ajeg dan menatap masa depan. Film ini mengajak penonton mengikuti kisah Neil McCormick (Joseph Gordon Levitt) yang dilecehkan oleh pelatih sepak bolanya. Neil mulai merasa pelecehan itu adalah bentuk kasih sayang terhadap dirinya.

Di usia 15 tahun, Neil melacurkan diri sampai akhirnya ia dewasa dan pindah ke New York. Di sana ia bertemu dengan teman-teman prianya dan berhubungan dengan siapa saja yang memberinya kasih sayang.

16. Supernova

Supernova

Sam dan Tusker adalah pasangan gay yang menempuh perjalanan darat menuju wilayah pedalaman Inggris untuk menemui keluarga mereka.

Tusker bermaksud hendak memberitahu seluruh keluarga bahwa dia mengalami demensia dan memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya agar Sam tidak menderita karena penyakitnya. Namun niat ini ditolak keras oleh Sam.

Supernova indah secara visual dan memiliki cerita yang sangat menyentuh hati. Chemistry Colin Firth dengan Stanley Tucci sangat apik dan meyakinkan, sehingga membuat kita paham secara detail apa yang dialami oleh Tusker. Betapa pedihnya hati Sam ketika hubungan harus berakhir secara tragis di depan matanya.

17. Disobedience

Disobedience

Cinta lama Ronit dan Esti bersemi kembali ketika Ronit kembali ke jemaat Yahudi Ortodoks yang sudah lama dia jauhi. Bermaksud hanya untuk ziarah ke makam ayahnya yang baru wafat, hasrat Ronit justru menggelora dan mengancam keutuhan rumah tangga Esti. Dovid, suami Esti, menyadari masa lalu mereka dan telah menduga hubungan tabu ini akan terjadi lagi.

Sebagai sutradara, Sebastian Lelio sudah terbukti mampu menampilkan kisah yang tabu dengan penuh perasaan menyentuh hati. Menyembunyikan perasaan cinta terlarang di komunitas yang agamis tidaklah mudah, mereka seolah terpasung dengan aturan agama.

Tidak hanya bisa meretakkan biduk pernikahan salah satu pemuka agama mereka, Esti juga berpotensi diasingkan karena telah melakukan dosa besar.

Kekuatan utama film ini adalah penampilan yang padu antara Rachel Weisz dan Rachel McAdams yang tak mampu mendobrak batasan agama terkait hubungan mereka.

Begitu pula Alessandro Nivola tampil tidak kalah apik sebagai pihak yang menjadi korban, tidak hanya masalah hati, tapi juga posisinya sebagai pemuka agama akan tercoreng karenanya.

18. Bros

Bros

Bobby bangga dengan status lajangnya dan lebih sibuk mengurus persiapan pembukaan museum LGBTQ di Manhattan. Suatu malam dia bertemu Aaron di sebuah klab. Hubungan mereka menjadi dekat.

Namun, ada Josh di antara mereka yang baru memutuskan tunangannya dan mengaku sebagai gay. Terjadi ketegangan antara mereka dimana Aaron lebih memilih bersama Josh.

Bros menjadi film komedi romantis bertema gay pertama yang dirilis oleh studio besar. Tayang perdana di Toronto International Film Festival, film ini menuai respon positif karena alur ceritanya yang segar dan menghibur.

Film ini secara terbuka menampilkan seluruh simbol dan kehidupan kaum LGBTQ di Amerika dalam memperjuangkan hak asasi mereka.

19. Kill Your Darlings

Kill Your Darlings

Bersetting di masa perang Dunia II pada tahun 1944, di masa itu hubungan sesama jenis masih merupakan perbuatan menyimpang. Kisahnya berfokus pada kasus pembunuhan David Kammerer yang terkuak pada tahun 1950.

Adalah Allen Ginsberg (Daniel Radcliffe), seorang penyair gay yang berkenalan dengan Lucien Carr (Dane DeHaan). Carr adalah orang yang membunuh David Kammerer saat berkelahi dalam keadaan mabuk. Peristiwa itu sangat menggemparkan.

Dalam film tersebut, Daniel Radcliffe harus beradegan mesra dengan lawan mainnya sesama laki-laki. Film ini masuk sebagai film LGBT terbaik pada tahun 2013. Selain itu, film ini diputar di Sundance Film Festival di tahun yang sama.

20. Ammonite

Ammonite

Mary Anning adalah ahli paleontologi dan pencari fosil. Suatu hari, Roderick hendak menitipkan istrinya, Charlotte, untuk menjadi asistennya. Meski enggan, Mary menerimanya.

Hubungan mereka kaku karena Charlotte selalu dalam kesedihan hingga jatuh sakit. Mary merawatnya hingga sembuh dan membuat hubungan mereka menjadi dekat. Cinta pun mulai tumbuh.

Ammonite adalah film drama romantis dengan nuansa kesuraman. Namun berkat akting memikat dari Kate Winslet dan Saoirse Ronan, film ini menjadi hangat dimana mereka berdua bisa membuat alur ceritanya menjadi hidup.

Hubungan sesama jenis di zaman itu masih tabu dan merupakan sebuah tantangan bagi mereka untuk tetap merahasiakan asmara yang membara tersebut.

Itulah 20 film terbaik tentang percintaan sesama jenis. Film-film tersebut sebagian besar diangkat dari kisah nyata. Tidak selamanya indah, sebaliknya para kaum gay dan lesbian di film itu tertekan hidupnya.

Sekalipun mereka tinggal di negara bebas, tapi masyarakatnya masih memandang bahwa cinta sejenis adalah sebuah penyimpangan. Dalam film ini, kita bisa menyaksikan gambaran kaum gay, lesbian dan transgender lainnya.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram