10 Film Legendaris Indonesia yang Wajib untuk Kamu Tonton
Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, Indonesia tak henti-hentinya menghasilkan film. Beberapa di antaranya sudah dikenal masyarakat. Dan beberapa di antaranya sudah menjadi film legendaris Indonesia.
Pada artikel ini, akan Bacaterus sebutkan beberapa film Indonesia yang tergolong legendaris. Film-film tersebut adalah sebagai berikut.
1. Loetoeng Kasaroeng (1926)

- Tahun Rilis: 1926
- Genre: Film bisu, Fiction
- Sutradara: G. Kruger dan L. Heuveldorp
- Pemeran: -
- Perusahaan Produksi: NV Java Film Company, NV Nederlands-Indische Java Film Maatschappij
Ini adalah film pertama yang diproduksi di Indonesia. Saat itu Indonesia masih bernama Hindia-Belanda. Loetoeng Kasaroeng merupakan adaptasi dari salah satu cerita legenda bernama sama. Adapun kisah yang disajikan pada film ini adalah kisah seorang makhluk buruk rupa yang hendak menjadi pangeran tampan.
Sang makhluk hendak melakukan hal itu agar dia bisa menikah dengan seorang putri raja. Film besutan G. Kruger ini pertama tayang di Bioskop Majestic pada 31 Desember 1926. Film ini tercatat pernah dua kali dibuat ulang, yakni pada 1952 dan 1983.
2. Darah dan Doa (1950)

- Tahun Rilis: 1950
- Genre: War, Romance, Drama
- Sutradara: Usmar Ismail
- Pemeran: Del Juzar, Farida, Aedy Moward, Sutjipto
- Perusahaan Produksi: Perusahaan Film Nasional Indonesia, Spectra Film Exchange
Kalau yang satu ini merupakan film yang diproduksi setelah Indonesia merdeka. Tanggal syuting pertama film ini sendiri (30 Maret 1950) kelak diperingati sebagai Hari Film Nasional. Film besutan Usmar Ismail ini mengisahkan tokoh Kapten Sudarto yang dikenal sebagai sosok pahlawan yang humanis.
Dalam menggarap film ini, Usmar Ismail tidak memakai aktor profesional sama sekali. Sutradara legendaris itu lebih banyak memakai orang-orang jalanan untuk bermain di filmnya. Agak mirip dengan gaya film-film Italia di masa lalu.
3. Lewat Djam Malam (1954)

- Tahun Rilis: 1954
- Genre: Drama
- Sutradara: Usmar Ismail
- Pemeran: A.N. Alcaff, Netty Herawaty
- Perusahaan Produksi: Perfini, Persari
Empat tahun setelah Darah dan Doa, Usmar Ismail kembali membuat sebuah film yang tak kalah legendaris. Lewat Djam Malam adalah film tersebut. Film ini mengambil latar waktu saat Indonesia baru merdeka dan tentara masih melakukan jam malam, khususnya di Bandung.
Adapun tokoh sentral pada film ini adalah Iskandar. Iskandar pada film ini dikisahkan hendak meninggalkan kariernya di ketentaraan, dan hendak memulai hidup sebagai warga sipil. Selama menjalani proses alih profesi itu, dia mendapati fakta bahwa teman-teman seperjuangannya telah melakukan korupsi.
4. Beranak Dalam Kubur (1972)

- Tahun Rilis: 1972
- Genre: Horror
- Sutradara: Awaludin, Ali Shahab
- Pemeran: Suzanna, Mieke Widjaja, Dicky Suprapto dan Ami Prijono
- Perusahaan Produksi: P. F. N., Penas
Beranak Dalam Kubur merupakan film masterpiece dari ratu horor Indonesia, Suzanna. Film ini mengisahkan seorang wanita bernama Lila yang tengah hamil dan sedang ditinggalkan suaminya. Lila yang tengah hamil itu justru dibunuh dan dikubur oleh saudarinya, Dorra.
Film besutan Awaludin dan Ali Shahab ini tak hanya menawarkan kisah horor semata. Muatan kritik sosial pun juga turut ada di film ini. Mulai dari kritik terhadap ras, konflik keluarga, hingga isu politik yang terjadi di masa itu.
5. Badai Pasti Berlalu (1977)

- Tahun Rilis: 1977
- Genre: Drama
- Sutradara: Teguh Karya
- Pemeran: Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, Mieke Widjaja
- Perusahaan Produksi:-
Badai Pasti Berlalu merupakan film yang diambil dari novel berjudul sama. Film bergenre drama musikal ini dibintangi aktor/aktris berbakat saat itu. Seperti: Slamet Rahardjo; Christine Hakim; Roy Martin dan Mieke Widjaja.
Selain memiliki kisah yang menarik, film ini juga memiliki sejumlah lagu soundtrack yang ikonik. Salah satunya adalah lagu “Badai Pasti Berlalu” yang dinyanyikan Berlian Hutauruk. Lagu-lagu soundtrack pada film Badai Pasti Berlalu sendiri nantinya bakal dimasukkan ke dalam sebuah album soundtrack berjudul sama.
6. Mana Tahaaan… (1979)

- Tahun Rilis: 1979
- Genre: Comedy
- Sutradara: Nawi Ismail
- Pemeran: Warung Kopi Prambors (Kasino, Dono, Indro & Nanu), Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi
- Perusahaan Produksi: PT. Bola Dunia Film
Warkop DKI memiliki banyak sekali film yang mereka hasilkan. Mana Tahaaan… adalah satu di antaranya. Bisa dibilang kalau ini adalah film pertama yang dibintangi Warkop DKI. Saat film ini dirilis, Warkop DKI masih beranggotakan empat orang: Dono, Kasino, Indro, dan Nano.
Adapun film besutan Nawi Ismail ini berkisah seputar empat pria yang tengah indekos di sebuah rumah kos di Jakarta. Mereka mengalami sejumlah momen lucu selama ngekos di rumah kos itu. Film berdurasi 107 menit berhasil mendapat jumlah penonton sebanyak 400.816. Angka yang tentu saja banyak di masa itu.
7. Naga Bonar (1986/1987)

- Tahun Rilis: 1987
- Genre: Comedy
- Sutradara: M.T. Risyaf
- Pemeran: Nurul Arifin, Deddy Mizwar, Wawan Wanisar, Roldiah Matulessy
- Perusahaan Produksi:-
Ini adalah film legendaris Indonesia yang juga meroketkan nama Deddy Mizwar. Di film ini, Deddy Mizwar berperan sebagai Naga Bonar; seorang pencopet asal Medan yang sering keluar-masuk penjara. Sepulang dari penjara, sang pencopet ini pun terlibat dalam perang kemerdekaan melawan Belanda.
Film ini sempat dibuat sekuelnya pada 2007 silam. Film yang disutradarai langsung Deddy Mizwar ini mengisahkan Naga Bonar yang pergi ke Jakarta untuk menemui anaknya, Bonaga. Film sekuel ini berhasil meraih prestasi di ajang FFI 2007, dengan menyabet penghargaan Film Bioskop Terbaik.
8. Kuldesak (1998)

- Tahun Rilis: 1998
- Genre: Drama, Action, Dark Comedy
- Sutradara: Riri Riza, Nan Achnas, Mira Lesmana, Rizal Mantovani
- Pemeran: Oppie Andaresta, Bianca Adinegoro, Wong Aksan, Ryan Hidayat
- Perusahaan Produksi: Day For Night Films
Industri film Indonesia mengalami mati suri selama satu dekade lebih. Sampai akhirnya Kuldesak tayang di bioskop Indonesia pada 1998. Film ini menjadi titik balik kebangkitan industri film Indonesia, dan membuat film Indonesia menggeliat lagi seperti sekarang.
Kuldesak mengisahkan empat pemuda yang memiliki mimpi, namun terhambat keadaan, Aksan misalnya. Tokoh yang diperankan Wong Aksan ini dikisahkan punya cita-cita untuk membikin sebuah film. Sayangnya, sang ayah tidak merestui dan tidak memberi modal untuk Aksan.
Pada 2018 kemarin, Kuldesak sempat ditayangkan kembali untuk merayakan 20 tahun usia film ini. Saat itu, film besutan Mira Lesmana dkk ini ditayangkan di bioskop XXI yang ada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, Padang, dan Makassar.
9. Ada Apa dengan Cinta? (AADC) (2002)

- Tahun Rilis: 2002
- Genre: Drama, Romance, Teen
- Sutradara: Rudi Soedjarwo
- Pemeran: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra
- Perusahaan Produksi: Miles Production
Sinopsis & Review Ada Apa dengan Cinta
Selain Kuldesak, ada satu film lain yang juga dianggap sebagai tonggak film Indonesia: Ada Apa dengan Cinta? Segala aspek dalam film romantis ini begitu terpatri di ingatan penonton Indonesia. Mulai dari tokoh-tokohnya, hingga lagu soundtrack yang mengiringi film ini.
AADC sempat dibikin sekuelnya pada 2016 dengan judul “Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2). Mayoritas para pemain utama AADC 2 adalah pemain dari AADC yang pertama. Hanya Ladya Cheryl saja yang tidak terlibat di film sekuel itu. Aktris yang memerankan tokoh Alya tersebut absen lantaran harus melanjutkan studinya di luar negeri.
Film AADC tak hanya populer di Indonesia. Kepopuleran film ini juga sampai ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura. Kalau kamu mau menonton kembali AADC (terutama AADC yang pertama), kamu bisa menontonnya lewat layanan Netflix.
10. Petualangan Sherina (2000)

- Tahun Rilis: 2000
- Genre: Drama, Adventure, Family
- Sutradara: Riri Riza
- Pemeran: Sherina Munaf, Derby Romero, Didi Petet, Mathias Muchus
- Perusahaan Produksi: Miles Film
Aslinya, film ini merupakan film musikal yang diperuntukkan untuk anak-anak. Namun, film ini juga layak ditonton untuk penonton segala umur. Sesuai namanya, film ini berkisah tentang petualangan Sherina selama menjalani sekolah di Bandung Utara.
Seperti AADC dan Badai Pasti Berlalu, film ini juga punya lagu-lagu soundtrack yang ikonik. Salah satunya adalah lagu Jagoan yang memuat lirik: ”Dia pikir/Dia yang paling hebat/Merasa paling jago/Dan paling dahsyat”.
Sejak masa penjajahan hingga sekarang, Indonesia selalu melahirkan karya seni berupa film. Beberapa di antaranya sudah mendapatkan status sebagai film legendaris Indonesia. Sepuluh film di artikel ini adalah buktinya. Semoga film-film yang ada di artikel ini bisa menambah wawasanmu. Khususnya, terkait dunia perfilman Indonesia. Terima kasih.