10 Film Indro Warkop yang Terbaik dan Paling Legendaris

Ditulis oleh Syuri

Orang Indonesia, terutama penikmat sineas lokal, pasti kenal banget sama sosok yang satu ini. Enggak mudah tetap berjaya di dunia entertainment hingga berpuluh-puluh tahun, tapi Om Indro—sapaan hangat kita untuknya—bisa melakukannya.

Nama asli Om Indro adalah Indrodjojo Kusumonegoro. Ia terjun ke dunia hiburan sebagai anggota grup komedi Warkop DKI yang merupakan akronim untuk Dono, Kasino, dan Indro.

Warkop DKI yang dimulai dari acara radio, live event show, hingga membuat banyak sekali film, merupakan grup komedi paling populer di Indonesia sekitar tahun 1970-an dan 1980-an. Walau dua anggotanya sudah meninggal dunia, Om Indro masih berjuang melestarikan Warkop DKI dengan membuat reboot filmnya.

Ya, saat ini Om Indro bukan hanya sebagai komedian dan aktor, tapi juga film maker. Ingin tahu sepuluh film Om Indro yang paling keren? Bacaterus sudah mengumpulkan sepuluh karya terbaiknya di bawah ini.

1. Warkop DKI

Dongkrak Antik

Wah, kalau ditanya film Warkop DKI mana yang paling seru? Jujur enggak bisa jawab! Semua film Warkop DKI punya punchline yang memorable, jadinya enggak bisa dipilih cuma satu. Semua film Warkop DKI merupakan warisan perfilman Indonesia yang enggak pernah membosankan walau diputar ratusan kali.

Jadi, mari membahas sejarah Warkop DKI sejenak alih-alih berdebat apa film Warkop yang paling bagus. Warkop DKI dimulai pada tahun 1960-an sebagai Warkop Prambors. Namanya seperti itu karena Warkop memang dimulai sebagai segmen di radio Prambors.

Anggotanya pun bukan cuma yang kita kenal saja: Dono, Kasino, Indro, melainkan ada Wahjoe Sardono (Dono), Kasino Hadiwibowo, Indrodjojo Kusumonegoro (Indro), Nanu Moeljono dan Rudy Badil. Mereka semua anak Universitas Indonesia kecuali Indro yang kuliah di Universitas Pancasila.

Mereka mengisi segmen "Obrolan Santai di Warung Kopi" yang disiarkan Radio Prambors pada masa itu. Karena banyak sekali orang yang menyukai acara tersebut, Warkop Prambors sering mendapatkan offline job seperti tampil di acara kampus, dan sebagainya.

Semenjak itu, Warkop Prambors melebarkan sayap mereka ke dunia perfilman dan menjadi semakin terkenal. Film pertama mereka adalah "Mana Tahaaan…" (1979).

Saat itu, mereka enggak tampil dalam formasi lengkap, sebab Rudy Badil sudah mengundurkan diri karena merasa demam panggung, dan setelah "Mana Tahaaan..." rilis, Nanu Moeljono juga mundur. Enggak lama kemudian, beliau wafat pada tahun 1983.

Karena urusan copyright dengan nama Prambors, pada tahun 1979, mereka resmi berganti nama jadi Warkop DKI (akronim dari Dono-Kasino-Indro). Film "Atas Boleh Bawah Boleh" (1986) menjadi film pertama mereka dengan nama Warkop DKI.

Setelah Kasino meninggal pada tahun 1997, dan Dono meninggal pada tahun 2001, Warkop DKI tentu saja enggak berjalan lagi. Walau begitu, Indro enggak pernah meninggalkan dunia seni. Hingga kini, Om Indro telah menyutradarai banyak film reboot dan spin-off Warkop DKI.

Di tiap film besutannya, Om Indro juga selalu eksis memerankan peran kecil tapi bermakna. Selama kurun waktu 1979-1994, Warkop DKI telah membintangi 34 judul film. Kalau kalian baru mau nonton film Warkop DKI, coba mulai dari "Mana Tahaaan…!!!", "Setan Kredit", dan "Pintar Pintar Bodoh".

2. Hello Ghost

Hello Ghost indro

Familiar dengan judul dan konsepnya? Wajar, karena film ini merupakan remake dari film Korea Selatan tahun 2010 dengan judul yang sama. Walau judulnya ghost, film ini enggak seram sama sekali, kok. Soalnya ada balutan komedi dan cerita tentang keluarga juga. Lihat saja pemainnya ada Om Indro dan Tora Sudiro, pasti petjah banget humornya.

Hello Ghost mengisahkan Kresna Subakti (Onadio Leonardo / Jordan Omar sebagai Kresna kecil), pria muda yang merasa hidupnya enggak pernah berjalan baik. Putus asa, ia melakukan percobaan bunuh diri, tapi usahanya mengakhiri hidup gagal total.

Semenjak selamat dari maut, ia tiba-tiba memiliki kemampuan khusus, yaitu bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk halus. Well, lebih tepatnya ia bisa melihat empat hantu yang sepertinya merupakan keluarga. Walau begitu, rentang usia dan karakter masing-masing hantu sangat berbeda.

Para hantu itu adalah Kuatno (Indro Warkop), Bima (Tora Sudiro), Lita (Hesti Purwadinata) dan Cika (Ciara Nadine Brosnan). Gerombolan hantu itu selalu mengikuti Kresna ke manapun ia berada.

Mereka baru akan pergi dari hidup Kresna jika ia mampu menyelesaikan misi dari mereka. Salah satu misi tersebut adalah menyatakan cinta pada Suster Linda Purnama (Enzy Storia / Marie Brittany Julia Thomas sebagai Linda kecil) yang merawatnya di rumah sakit.

3. Miracle in Cell No. 7

Miracle in Cell No. 7 indro

Sama seperti Hello Ghost, Miracle in Cell No. 7 juga merupakan remake dari film Korea Selatan. Saking terkenalnya, film ini memang sudah beberapa kali di-remake oleh negara lain. Dan sekarang giliran Indonesia yang melakukannya.

Pemeran utama film ini adalah Vino G. Bastian sebagai Dodo Rozak, dan Graciella Abigail sebagai Ika Kartika Rozak, anak kandung Dodo. Mereka berdua hidup dalam kemiskinan. Kondisi Dodo yang disabilitas intelektual sama sekali enggak membantu.

Untuk menghidupi ia dan anak sematawayangnya, Dodo bekerja sebagai penjual balon. Setiap harinya Dodo berkeliling menjajakan balon menggunakan sepeda tuanya. Seakan belum cukup kesengsaraan dalam hidupnya, suatu hari pada tahun 2002, Dodo membuat kehebohan ketika melihat seekor anjing tertabrak motor dan mati di tempat.

Anjing itu merupakan peliharaan Melati Wibisono, anak dari pelanggan balon Dodo. Karena enggak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, orang-orang salah mengira kalau ia yang membunuh anjing itu. Sedih karena sang anjing sudah tiada, Melati menangis di hadapan pusara anjingnya.

Dodo melihat itu dan membuatkan sebuah balon berbentuk anjing untuk Melati. Kemudian, ketika ada di sekitar kolam renang, Melati tersandung dan terjatuh tepat di kepalanya yang membuat ia meninggal seketika. Dodo berniat menolong, tapi karena keterbatasannya ia enggak mampu menjelaskan dan melakukan pertolongan dengan baik.

Lagi-lagi Dodo dituduh melakukan pembunuhan keji pada anak orang kaya bernama Melati itu. Ia pun dijebloskan ke dalam penjara. Di ruangan sel no. 7 sudah ada Japra Effendi alias Ketua Geng Penjara / Foreman (Indro Warkop), Zaki (Tora Sudiro), Yunus a.k.a Bewok (Rigen Rakelna), Atmo alias Gepeng (Indra Jegel) dan Asrul / Bule (Bryan Domani).

Demi perannya, Vino Bastian sampai berkonsultasi dengan psikolog untuk mendalami perannya sebagai orang dengan kebutuhan khusus. Falcon Pictures juga mendatangkan psikolog untuk Vino, tapi ia masih merasa belum cukup. Hingga Vino datang ke sekolah anaknya, Jizzy Pearl Bastian, dan berkonsultasi dengan psikolog & psikiater di sana.

Sementara Indro Warkop berperan sebagai Japra, ketua geng para napi setempat. Ia tinggal di dalam sel nomor 7 bersama Dodo. Ada alasan spesial mengapa Indro memutuskan turut ikut bermain di film ini. Karena, di masa mudanya, Om Indro kurang mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sebab sudah meninggal sejak ia masih kecil.

Om Indro juga punya pengetahuan tentang penjara yang sesungguhnya, sebab ia pernah beberapa kali berkunjung ke penjara ketika bergabung dengan radio milik Polri. Bukan hanya Vino sebagai pemeran utama, tapi Om Indro juga melakukan riset untuk mematangkan karakternya sebagai Foreman.

4. Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti

Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti indro
1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram