showpoiler-logo

13 Film Indonesia tentang Emansipasi Wanita yang Menginspirasi

Ditulis oleh Suci Maharani R

Emansipasi wanita mempunyai pengertian usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok untuk mendapat hak-hak wanita. Hal ini bermanfaat agar wanita mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki di segala bidang. Mulai dari politik, pendidikan, hingga pemerintahan.

Berangkat dari situ beberapa filmmaker mengangkat emansipasi wanita jadi sebuah film yang menginspirasi bagi penonton. Kira-kira ada film Indonesia apa saja yang menyuarakan emansipasi wanita? Simak daftarnya di bawah ini. Check this out!

Baca juga: Daftar Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

1. Before, Now and Then

Before, Now and Then

Before, Now and Then (2022) memang pantas disebut sebagai film soal emansipasi wanita terbaik. Film garapan Kamila Andini ini, mengisahkan kisah nyata yang inspiratif dari Raden Nana Sunani yang hidup di Jawa Barat para era 1960-an.

Nana yang dinikahi seorang pria kaya, menahan semua penderitaannya dalam diam. Pasalnya sang suami hobi kawin dan selalu memperlakukannya dengan buruk. Kisahnya sendiri diadaptasi dari bab pertama dalam novel Jais Darga Namaku yang ditulis oleh Ahmad Imran.

Film ini berhasil membawa pulang banyak sekali penghargaan bergengsi di ajang internasional hingga nasional. Happy Salma, Laura Basuki, Arswendy Bening Swara dan Ibnu Jamil memang memberikan kualitas akting yang luar biasa.

2. Yuni

Yuni

Yuni (2022) tidak kalah inspiratif dan fokus menyuarakan hak-hak anak perempuan. Film yang lagi-lagi disutradarai oleh Kamila Andini ini, berhasil menyabet berbagai penghargaan internasional dan berjaya di Festival Film Indonesia 2021. Arawinda Kirana, Kevin Ardilova dan Dimas Aditya berhasil mencuri perhatian banyak orang, berkat kualitas akting yang mereka berikan.

Film ini mengisahkan seorang gadis muda bernama Yuni yang pintar dan memiliki mimpi. Sayangnya, ia tinggal di lingkungan konservatif. Pergaulan bebas yang dilakukan teman-temannya, diakhiri dengan pernikahan. Tak hanya itu, Yuni yang sudah tiga kali menolak  lamaran para pria disebut akan sulit untuk menikah sesuai mitos. Budaya patriarki juga sedikit disinggung dalam film ini.

3. Penyalin Cahaya

 Penyalin Cahaya

Film yang mengisahkan perjuangan seorang wanita untuk mendapatkan keadilan adalah Penyalin Cahaya (2021). Film yang sukses tayang perdana di Festival Film Internasional Busan ini, berhasil meraih banyak penghargaan di dalam negeri.

Film ini hadir untuk menyuarakan para korban kekerasan seksual yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan, dimana para korbannya dikucilkan bukan ditolong.

Shenina Cinnamon, Lutesha, Chicco Kurniawan hingga Jerome Kurnia dan Giulio Parengkuan berhasil memukau penonton.

Filmnya mengisahkan seorang mahasiswi bernama Suryani yang berusaha mencari tahu siapa yang memposting foto tidak senonohnya. Ternyata gadis ini adalah korban pelecehan seksual. Sialnya lagi, pihak kampus malah berpihak pada pelaku karena ia anak dari pendiri yayasan. 

4. Berbagi Suami

Berbagi SuamiSumber: bioskopan.com

Poligami tampak tidak bisa dilepaskan di kehidupan suami istri. Dalam film Berbagi Suami mengambil sudut pandang  perempuan tentang poligami. Tak heran jika film ini menunjukkan keputusan, tingkah laku, dan perasaan wanita ketika suaminya memilih poligami.

Film Berbagi Suami mengisahkan tiga perempuan, Salma (Jajang C. Noer), Siti (Annisa Nurul Shanty), dan Ming (Dominique Agisca Diyose) yang sama-sama dipoligami oleh suami mereka.

Salma merupakan seorang dokter dan hidupnya berada di strata sosial yang tinggi. Sementara Siti gadis kampung yang pergi ke Jakarta untuk mewujudkan mimpinya. Akan tetapi dia malah dinikahi Pak Liknya (Lukman Sardi) yang sudah punya dua istri.

Lalu Ming adalah remaja berusia 19 tahun dinikahkan oleh pemilih restoran tempat dia bekerja, Koh Abun (Tio Pakusadewo) yang juga sudah beristri.  Dari latar belakang yang berbeda, ketiganya memberikan pesan untuk wanita terkait poligami.

5. Perempuan Punya Cerita

Film Perempuan Punya Cerita mempunyai empat segmen yang berbeda. Meski demikian 4 film pendek tersebut sama-sama dibuat memakai perspektif dari perempuan. Dalam kisah yang berbeda tapi Perempuan Punya Cerita punya pesan yang mendalam bagi kaum hawa.

Nah, empat segmen Perempuan Punya Cerita berjudul Cerita Pulau, Cerita Yogyakarta, Cerita Cibinong, dan Cerita Jakarta. Ada yang tentang perjuangan sang ibu bertahan hidup demi aak-anaknya, sampai perjuangan perempuan yang mengidap HIV.

6. Perempuan Berkalung Sorban

Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban diangkat dari novel karangan Abidah El Khalieqy dengan judul yang sama.  Perempuan Berkalung Sorban mengisahkan hidup Anissa (Revalina S. Temat) sebagai wanita berpendirian kuat dan cerdas.

Akan tetapi di ruang lingkupnya cenderung mempraktekkan tradisi konservatif terjadi wanita dengan kehidupan modern. Hal ini membuat Annisa membela hak-hak perempuan muslim di tengah keluarga pesantrennya.

7. Sokola Rimba

Sokola RimbaSumber: uc.ac.id

Film Sokola Rimba tak kalah menginspirasi dengan film emansipasi wanita lainnya. Film ini menunjukkan perjuangan Butet Manurung (Prisia Nasution) yang ingin mewujudkan anak-anak suku dalam atau masyarakat Rimba untuk mendapat pendidikan. Butet mengajak anak-anak setempat untuk belajar baca tulis dan menghitung.

Dalam kepercayaan kelompok Rombong Bungo jika belajar baca tulis bisa membawa malapetaka bagi mereka. Namun Butet tak berhenti untuk mengajar Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo). Hingga sampai akhirnya Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba.

8. Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar

Merry Riana Mimpi Sejuta DolarSumber: justwatch.com

Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar mengisahkan perjuangan Merry Riana (Chelsea Islan) yang harus tinggal di Singapura karena kondisi keuangan tidaklah mudah. Di Singapura dia harus bekerja dan kuliah untuk bertahan hidup.

Sempat gagal dalam meraih mimpinya. Merry tak lama dalam keterpurukan. Bersama dengan Alva (Dion Wiyoko), Merry semakin gigih bekerja. Sampai usaha yang pantang menyerah Merry membawakan hasil satu juta dolar!

9. Athirah

Athirah

Kisah hidup Hj. Athirah Kalla, ibunda Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, dikemas di novel karya Alberthiene Endah. Kemudian rumah produksi Miles Films mengangkat kisah ini jadi film layar lebar berjudul Athirah.

Film ini mengisahkan saat Athirah (Cut Mini) berani menolak permintaan suaminya poligami. Dirinya memperjuangkan perasaannya dan mempertahankan keutuhan keluarganya. Tekad, usahanya, dan kegigihan Athirah  pun akhirnya berbuah manis.

10. 3 Srikandi

3 SrikandiSumber: efenerr.com

Film 3 Srikandi juga mengisahkan perjuangan wanita dalam mewujudkan mimpinya di bidang olahraga. Kata siapa jadi atlet hanya bisa dirasakan laki-laki? Lilies (Chelsea Islan), Kusuma (Tara Basro), dan Yana (Bunga Citra Lestari) dapat membuktikannya.

3 Srikandi mengisahkan kisah nyata atlet panahan Indonesia di Olimpiade Musim Panas 1988. Lilies, Yana, dan Kusuma harus berlatih fisik, mental, sampai emosi. Semangat mereka yang membara akhirnya digantikan dengan kemenangan.

11. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Raihan Segudang Prestasi di Skala Nasional dan Internasional

Zaman sekarang perempuan bukan mahluk yang lemah lagi. Kini dengan adanya emansipasi wanita dan kesetaraan gender, kaum hawa juga bisa sama hebatnya dengan laki-laki. Lewat film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak membuktikannya.

Film ini mengisahkan tentang Marlina (Marsha Timothy) seorang janda yang berhadapan dengan perampok. Mereka mengancam nyawa, harta, juga kehormatan Marlina. Akan tetapi dia tak menyerah, Marlina mulai mencari keadilan.

12. Kartini

Jika bicara emansipasi wanita tidak boleh melupakan perjuangan Kartini. Salah satu pahlawan perempuan ini kisahnya dijadikan film berjudul Kartini. Saat menonton film ini kamu akan merasakan bahwa wanita bukanlah mahluk yang rendah dan lemah.

Ya, film ini mengisahkan Kartini (Dian Sastrowardoyo) yang berjuang menyetarakan hak bagi semua orang, baik itu keturunan ningrat maupun bukan. Bersama saudarinya, Roekmini (Acha Septriasa), dan Kardinah (AyuShita), Kartini berjuang mendiri sekolah bagi masyarakat miskin. Kartini berusaha mengangkat derajat perempuan di tengah kasta sosial.

13. 27 Steps of May

27 Steps of May
Tahun Rilis 2019
Genre
Sutradara
Pemeran Raihaanun Lukman Sardi
Review Baca di sini

Film 27 Steps of May seakan mengajak wanita di luar untuk bersuara jika mendapat pelecehan seksual dari segi apapun. Ya, 27 Steps of May sendiri mengisahkan tentang May (Raihaanun) yang jadi korban pemerkosaan saat kerusuhan Mei 1998.

Rasa trauma yang dialami May dan keluarganya sukses menyentuh hati penonton. Butuh waktu lama membuat May kembali bersemangat jalani hidup. Bagi kamu yang alami seperti May, jangan takut untuk bercerita dan bersuara. Kamu berhak dapat perlindungan!

Nah itulah tadi film-film Indonesia yang menyuarakan emansipasi wanita. Banyak pesan-pesan yang bisa kamu ambil dari film di atas. Tentang mimpi, mengeluarkan pendapat, perjuangan mengangkat derajat perempuan, melawan untuk diinjak-injak, dan mencari keadilan.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram