bacaterus web banner retina

10 Fakta Menarik di Balik Suramnya Film Shutter Island

Ditulis oleh Erika Erilia

Shutter Island merupakan film garapan sutradara Martin Scorsese yang dirilis pertama kali pada tahun 2010. Film ini diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karangan Dennis Lehane yang terbit tahun 2003 silam.

Shutter Island mengisahkan tentang dua orang US Marshal, Teddy Daniels dan Chuck Aule, yang melakukan investigasi kaburnya seorang pasien dari rumah sakit jiwa Ashecliffe. Namun semakin jauh penyelidikan dilakukan, Teddy semakin sulit membedakan antara ilusi dan kenyataan.

Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor papan atas seperti Leonardo DiCaprio, Mark Ruffalo, dan Ben Kingsley. Shutter Island sendiri terbilang sangat sukses komersial dan berhasil mengumpulkan pendapatan Box Office hingga 294,8 juta dolar selama masa penayangannya.

Di balik kesuksesan Shutter Island, ternyata ada banyak fakta menarik mengenai film ini yang mungkin belum kalian ketahui. Mulai dari soal judul hingga petunjuk mengenai teka-teki di dalam film, ini dia 10 fakta mengenai Shutter Island yang harus kalian tahu.

1. Judul Awal dan Anagram dari Shutter Island

fakta-shutter-island-1_

Sebelum diberi judul Shutter Island, film ini awalnya akan diberi judul Ashecliffe yang tak lain adalah nama rumah sakit jiwa di dalam film. Namun pada akhirnya film yang diproduksi Paramount Pictures tersebut memilih memakai judul yang sama seperti judul novelnya, yaitu Shutter Island.

Fakta lain yang tak kalah unik adalah judul Shutter Island merupakan anagram dari "Truths and Lies" atau "Truths/Denials". Kata-kata tersebut juga sangat cocok dengan apa yang diceritakan dalam film dimana sang tokoh utama menyangkal kebenaran hingga akhirnya tak bisa membedakan antara ilusi dan kenyataan.

2. Gonta-Ganti Sutradara

fakta-shutter-island-2_

Shutter Island awalnya akan digarap oleh Wolfgang Peterson, sutradara yang sebelumnya sukses mengarahkan film-film blockbuster seperti Air Force One (1997), The Perfect Storm (2000), dan Troy (2004).

Peterson pun rencananya hendak mengemas Shutter Island dengan konsep yang jauh berbeda dengan novelnya dan menjadikannya sebagai film blockbuster bergenre action.

Pada akhirnya Wolfgang Peterson batal mengarahkan Shutter Island dan produser menunjuk David Fincher untuk duduk di kursi sutradara.

David Fincher sendiri merupakan sutradara asal Amerika yang sukses menggarap sejumlah film populer seperti Se7en (1995), Fight Club (1999), Panic Room (2002), Zodiac (2007), dan Gone Girl (2014).

Tapi, lagi-lagi Shutter Island kembali 'kehilangan' sutradaranya karena David Fincher juga batal menggarap film tersebut.

Sampai akhirnya Shutter Island dipercayakan kepada Martin Scorsese, salah satu sutradara paling berpengaruh di dunia film. Beberapa karyanya  yang memenangkan Oscar antara lain Taxi Driver (1976), The Departed (2006), dan The Wolf of Wall Street (2013).

3. Nyaris Dibintangi Brad Pitt dan Mark Wahlberg

fakta-shutter-island-3_

Saat David Fincher dipilih untuk menggarap Shutter Island, sutradara The Girl with the Dragon Tatto ini rencananya akan menggandeng aktor Brad Pitt sebagai tokoh utamanya.

David Fincher memang sudah berkali-kali bekerja sama dengan Brad Pitt di beberapa film, sebut saja Se7en (1995), Fight Club (1999), dan The Curious Case of Benjamin Button (2008).

Selain Brad Pitt, aktor Mark Wahlberg rencananya juga akan dilibatkan dalam film ini. Andai David Fincher benar-benar menyutradarai Shutter Island, Brad Pitt dan Mark Wahlberg pastinya akan memerankan pasangan tokoh utama Teddy Daniels dan Chuck Aule.

4. Mark Ruffalo Memerankan Chuck Aule Berkat Suratnya pada Sutradara

fakta-shutter-island-4_

Mark Ruffalo memerankan sosok Chuck Aule dengan baik, namun aktor 54 tahun ini bukanlah satu-satunya kandidat untuk peran tersebut. Mark Ruffalo pernah mengungkapkan bahwa ia mengirim surat kepada Martin Scorsese dan mengatakan bahwa ia ingin sekali bekerja sama dengan sutradara legendaris tersebut.

Siapa sangka ternyata surat itu benar-benar berhasil membuat Mark Ruffalo dipilih oleh Martin Scorsese untuk memerankan Chuck Aule.

Sebelum memilih Mark Ruffalo, sang sutradara sempat mempertimbangkan untuk menggandeng aktor lain seperti Robert Downey Jr. dan Josh Brolin. Fun fact lainnya, ketiga kandidat pemeran Chuck Aule ini sama-sama terlibat dalam film-film Marvel.

5. Sang Sutradara Terinspirasi dari Film Zombie

fakta-shutter-island-5_

Martin Scorsese pernah mengungkapkan bahwa ia membangun atmosfer film sekaligus menciptakan tone dan gaya visual Shutter Island dengan cara mengambil inspirasi dari film-film lain.

Film yang dimaksud ternyata adalah film horor lawas garapan Val Lewton yang dirilis tahun 1940-an, termasuk Cat People (1942) dan I Walked with a Zombie (1943).

Tak hanya itu, Martin Scorsese juga memutar film noir Out of the Past (1947) dan film garapan Alfred Hitchcock, Vertigo (1958), untuk ditonton para pemain dan kru Shutter Island. Hal ini dilakukan agar semua pemain dan kru paham tentang gaya film seperti apa yang diinginkan oleh sang sutradara.

6. Kesalahan dalam Film yang Disengaja

fakta-shutter-island-6_

Shutter Island menampilkan banyak goof atau kesalahan dalam filmnya. Kesalahan tersebut membuat tiap frame-nya jadi tidak konsisten dan terasa janggal. Beberapa kesalahan dalam film antara lain:

  • Di awal film saat Chuck membantu menyalakan rokok Teddy, terlihat Teddy mengenakan cincin kawin di tangan kirinya. Tapi di shot berikutnya, cincin itu menghilang begitu saja.
  • Ketika Teddy melakukan wawancara dengan pasien bernama Bridget Kearns, si pasien melakukan gerakan minum tapi tidak ada gelas yang dipegang.
  • Ny. Kearns sempat merebut buku catatan Teddy dan menuliskan sesuatu di halaman kiri buku. Namun saat Teddy menunjukkan buku catatannya pada Chuck, tulisan ‘run’ malah ada di halaman sebelah kanan.
  • Teddy bicara dengan George Noyce yang dikurung di balik jeruji. Bila di-shot dari depan, George terlihat meletakkan tangannya di kepala, tapi ketika di-shot dari belakang, tangan George justru memegang jeruji besi.
  • Teddy memegang gelas minuman ketika bertemu Dr. Cawley dan Dr. Naehring, lalu meletakkan gelas tersebut dan memasukkan tangan ke saku celana. Di shot berikutnya, gelas yang tadi ada di meja tiba-tiba sudah ada di tangan Teddy lagi.

Itu hanya sebagian kecil dari setumpuk kesalahan yang ada di film Shutter Island. Jika memperhatikan filmnya dengan seksama, penonton akan menemukan banyak goof bertebaran di sepanjang film. Jadi, apakah editor filmnya seceroboh itu? Tentu saja tidak.

Editing film ini dipercayakan kepada Thelma Schoonmaker, editor yang sudah lebih dari 5 dekade bekerja sama dengan Martin Scorsese. Ia juga berkali-kali masuk nominasi Academy Awards untuk kategori Best Film Editing, bahkan berhasil memenangkan 3 piala Oscar.

Alasan kuat kenapa Shutter Island memiliki banyak goof adalah karena semua kesalahan itu memang sengaja dibuat. Kesalahan dalam sebuah film akan membuat film tersebut terasa tidak nyata, dan hal inilah yang sedang dilakukan oleh Shutter Island.

Goof yang bertebaran seolah memberi tahu penonton bahwa apa yang mereka lihat adalah sesuatu yang tidak nyata, fiktif, atau hanya ilusi.

7. Syuting Dilakukan di Bekas Rumah Sakit Jiwa

fakta-shutter-island-7_

Lokasi syuting yang dipilih untuk Shutter Island adalah Medfield State Hospital yang ada di Massachusetts. Tempat ini dulunya adalah rumah sakit jiwa seperti yang digambarkan di film Shutter Island.

Karena itulah Martin Scorsese menilai bahwa bila Shutter Island adalah kisah nyata, maka di rumah sakit itulah seluruh peristiwa tersebut bisa terjadi.

Lokasi ini kemudian digabungkan dengan beberapa lokasi lain yang mendukung untuk latar belakang film. Mulai dari Acadia National Park hingga Peddock Island yang memiliki reruntuhan bangunan asli.

Dengan bantuan CGI, ditambahkan pula pegunungan di dalam pulau (terlihat di awal film). Seluruh kombinasi tersebut akhirnya menciptakan sebuah pulau fiktif bernama Shutter Island.

8. Perbedaan Ending antara Film dan Novel

fakta-shutter-island-8_

Film Shutter Island diadaptasi dari novel berjudul sama, tapi ending keduanya memiliki sedikit perbedaan. Baik film maupun novelnya sama-sama mengungkapkan tentang identitas asli Teddy Daniels, yaitu Andrew Laeddis yang merupakan pasien di Ashecliffe.

Akan tetapi, kalimat terakhir yang diucapkan Teddy di penghujung film sebenarnya tidak ada di versi novelnya. Dalam novelnya, Andrew Laeddis tidak berhasil sembuh dan tetap menganggap dirinya sebagai Teddy. Hal ini membuat rumah sakit memutuskan untuk melakukan lobotomi terhadapnya.

Sementara dalam versi filmnya, Teddy/Laeddis mengatakan, “mana yang lebih buruk? Hidup sebagai monster atau mati sebagai orang baik.”. Kalimat tersebut membuat ending film menjadi ambigu sehingga menimbulkan perdebatan mengenai kewarasan Teddy/Laeddis.

9. Penjelasan Ending Film Menurut Psikiater

fakta-shutter-island-9_

Ending dari film Shutter Island memang mengundang perdebatan. Ada yang yakin bahwa Andrew Laeddis masih gila dan menganggap dirinya sebagai Teddy, sama seperti akhir cerita di novelnya. Namun sebagian lagi meyakini bahwa Andrew Laeddis sadar dan hanya berpura-pura menjadi Teddy agar pihak rumah sakit melakukan lobotomi terhadapnya.

Opsi kedua bahwa Teddy sebenarnya sadar tentang siapa dirinya ternyata juga diamini oleh Dr. James Gilligan. Ia adalah psikiater asal Amerika, profesor di New York University, sekaligus penasihat psikiatri Martin Scorsese.

Menurut Dr. James Gilligan, treatment yang dilakukan Ashecliffe terhadap Laeddis sebenarnya berhasil. Teddy akhirnya sadar bahwa ia adalah Andrew Laeddis.

Namun karena penyesalan yang begitu hebat, ia memilih untuk bunuh diri. Bukan bunuh diri secara langsung, tapi dengan cara memberikan lampu hijau kepada pihak rumah sakit untuk melaksanakan lobotomi terhadap dirinya.

10. Petunjuk yang Bertebaran dari Awal Film

fakta-shutter-island-10_

Shutter Island termasuk salah satu film dengan plot twist besar. Film plot twist yang baik bukanlah film yang tiba-tiba membalikkan fakta di akhir cerita, tapi juga memberikan berbagai clue di sepanjang film.

Shutter Island berhasil melakukan itu semua dan menyisipkan banyak petunjuk pada penonton tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi tentu saja hal ini baru disadari ketika fakta yang sesungguhnya terungkap di akhir cerita. Semua petunjuk tersebut menjadikan plot twist di bagian ending terasa sangat masuk akal. Beberapa petunjuk yang dimaksud antara lain:

  • Petugas yang tegang

Saat Teddy dan Chuck baru tiba di dermaga pulau, semua petugas terlihat sangat tegang. Penonton awalnya mengira bahwa hal itu disebabkan oleh kedatangan Marshal dan adanya kasus misterius di Ashecliffe.

Faktanya, semua tampak tegang karena mereka tahu siapa Teddy sebenarnya. Ketika pasien Ashecliffe yang berbahaya dibiarkan berkeliaran, wajar bila semua petugas terlihat tegang.

  • Petugas yang malas melakukan pencarian

Teddy dan Chuck datang untuk menangani kasus hilangnya pasien bernama Rachel Solando. Ada adegan ketika keduanya melihat-lihat pantai berbatu dan banyak petugas di sana yang sedang melakukan pencarian.

Tapi alih-alih serius mencari, para petugas tampak biasa saja. Ada yang hanya berdiri, duduk santai, atau mengobrol. Para petugas bukannya malas mencari, tapi mereka tahu bahwa Rachel Solando tidak pernah ada dan mereka hanya sedang bermain peran.

  • Petunjuk tentang identitas Chuck Aule

Chuck Aule kesulitan menyerahkan senjatanya saat baru tiba di Ashecliffe. Selama beberapa detik ia meraba-raba sarung pistolnya dan membuat Teddy menatapnya dengan heran.

Adegan ini merupakan petunjuk bahwa Chuck bukanlah seorang Marshal atau orang yang akrab dengan senjata. Chuck sebenarnya adalah Dr. Sheehan yang menangani Andrew Laeddis di Ashecliffe.

Saat Teddy dan Chuck mewawancarai pasien bernama Peter Breene, sempat terjadi perselisihan yang membuat Teddy emosi.

Chuck langsung menahan Teddy dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menunjukkan gestur untuk memerintahkan petugas membawa Peter kembali ke bangsalnya. Hal ini memberi petunjuk bahwa Chuck sebenarnya punya wewenang di sana.

Petunjuk lainnya adalah ketika Teddy menanyai pasien lain yang bernama Ny. Kearns tentang Dr. Sheehan. Sang pasien sempat melirik ke arah Chuck dan kamera beberapa kali mengarah kepada Chuck seolah ingin memberi tahu penonton bahwa dialah Dr. Sheehan.

Selain itu, petugas selalu terlihat di belakang pasien dan Teddy, tapi tidak di belakang Chuck. Hal ini juga bisa jadi petunjuk bahwa Teddy dan pasien adalah orang yang harus diawasi, sedangkan Chuck tidak perlu dikawal karena ia adalah dokter di sana.

  • Petunjuk dari George Noyce

George Noyce yang ditemui Teddy sebenarnya memberikan petunjuk besar. Ia mengungkapkan bahwa investigasi yang dilakukan Teddy adalah fiktif, dan semuanya hanya permainan yang dirancang untuk Teddy.

Namun tentu saja penonton awalnya menganggap bahwa itu hanyalah ucapan orang gila. Kalaupun bukan, penonton akan mengira bahwa rumah sakit adalah pihak antagonisnya dan Teddy telah dijebak oleh mereka.

Itu dia 10 fakta menarik dari film Shutter Island yang digarap oleh Martin Scorsese. Meski sudah lebih dari 10 tahun, Shutter Island tetap menjadi salah satu film misteri paling memorable yang direkomendasikan oleh banyak penikmat film. Kamu punya fakta unik lain mengenai Shutter Island? Yuk, tuliskan di kolom komentar agar semua orang tahu!

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram