bacaterus web banner retina

10 Fakta Pride and Prejudice, Film Adaptasi Novel Jane Austen

Ditulis oleh Siti Hasanah

Salah satu film adaptasi dari novel Jane Austen adalah Pride and Prejudice yang dirilis pada tahun 2005. Sutradara untuk film ini adalah Joe Wright, yang sebelumnya menyutradarai beberapa serial televisi Inggris.

Pride and Prejudice adalah film layar lebar pertama yang dia sutradarai. Adaptasi Joe Wright sukses membuat film ini mendapatkan empat nominasi Oscar. 

Para penggemar novel Pride and Prejudice sebelumnya begitu menggilai versi mini seri dari novel ini yang dibintangi oleh Colin Firth.

Jadi, begitu muncul Pride and Prejudice versi Joe Wright, mereka protes karena versi Joe Wright menghilangkan beberapa detail dari novelnya. Selain fakta yang disebutkan tadi, berikut ini adalah fakta lain di balik layar film Pride and Prejudice tahun 2005.

1. Joe Wright Tidak Membaca Novel Ataupun Menonton Versi Miniseri BBC 1995 

fakta-pride-and-prejudice-1_

Ketika Joe Wright pertama kali ditawari untuk menyutradarai Pride and Prejudice oleh perusahaan produksi Working Title Films, dia belum pernah membaca novelnya.

Dia juga belum pernah menonton versi mini seri dari novel Pride and Prejudice yang tayang di BBC pada tahun 1995. Satu-satunya versi adaptasi novel Pride and Prejudice yang dia tonton adalah versi film tahun 1940.

Film adaptasi Pride and Prejudice tahun 1940 dibintangi oleh Laurence Olivier dan Greer Garson. Joe Wright sempat berpikir kalau dia tak akan begitu peduli dengan cerita film tersebut. Namun ketika dia membaca skenarionya di sebuah pub, dia mulai menangis saat membaca halaman 60-an, ujarnya pada koran online The Harvard Crimson.

Saat menerima tawaran menjadi sutradara, Joe berusaha menahan diri untuk tidak menyaksikan mini seri-nya supaya dia tidak terpengaruh oleh serial tersebut. Alih-alih menonton miniserinya, dia malah menonton film adaptasi novel Jane Austen lainnya.

Joe Wright mempelajari film-film seperti Sense and Sensibility, Emma, Mansfield Park juga beberapa period drama lainnya

2. Elizabeth Membaca Novel Pride and Prejudice Versi Awal 

fakta-pride-and-prejudice-2_

Scene pembuka film ini memperlihatkan Elizabeth Bennet berjalan sambil membaca sebuah buku. Buku itu berjudul First Impressions. Para penggemar Jane Austen mengenali buku tersebut sebagai novel versi pertama dari Pride and Prejudice. Jane Austen kemudian mengubah judul novel tersebut menjadi Pride and Prejudice.

Film tersebut memperlihatkan halaman buku yang dibaca Elizabeth. Jika diperhatikan dengan teliti, itu adalah bab terakhir novel Pride and Prejudice. Yang berubah dari novel versi pertama adalah nama tokoh dan setting saja. Jadi, saat Elizabeth membaca buku itu di awal film, dia seperti sedang membaca ending film Pride and Prejudice

3. Salah Satu Film dengan Soundtrack Terbaik

fakta-pride-and-prejudice-3_

Soundtrack Pride and Prejudice terdengar berbeda dari soundtrack film lainnya. Mulai dari scene pembuka sampai kredit akhir film, terdengar alunan suara piano yang lembut dan menenangkan.

Pembuat lagu-lagu untuk film ini adalah komposer asal Italia, Dario Marianelli. Yang membawakan komposisi Dario adalah pianis Prancis, Jean-Yves Thibaudet, serta English Chamber Orchestra.

Di sepanjang film terdengar alunan musik klasik yang menenangkan. Musik ini dipadukan dengan latar berupa perbukitan serta tepi sungai yang indah. Soundtrack film ini berhasil mendukung suasana yang disajikan oleh film tersebut. Setelah Pride and Prejudice, Dario juga bekerja sama dengan Joe Wright untuk film Anna Karenina dan Darkest Hour

4. Matthew MacFadyen Merupakan Pilihan Pertama untuk Peran Mr. Darcy 

fakta-pride-and-prejudice-4_

Ternyata Joe Wright merupakan penggemar berat Matthew Macfadyen. Dia sudah menyukai Matthew sejak melihatnya dalam film TV berjudul Wuthering Heights serta Perfect Strangers. Matthew adalah tipe pria yang dia bayangkan untuk memerankan karakter Fitzwilliam Darcy. 

Produser film, Paul Webster, mengatakan pada The New York Times bahwa Matthew Macfadyen adalah pilihan pertama mereka. Namun ternyata eksekutif studio lebih tertarik pada nama yang lebih terkenal sehingga tim produksi pun tetap melakukan pencarian untuk aktor lain. Ternyata usaha itu sia-sia saja karena pilihannya kembali pada Matthew.

Selain itu, chemistry diantara Matthew Macfadyen dengan Keira Knightley akhirnya menjadi penentu kesepakatan untuk pemilihan Matthew. Menurut Joe Wright, seandainya saja pemeran Elizabeth bukan aktris terkenal, pemilihan Matthew akan mendapat penolakan. Pemilihan Matthew terbukti menjadi sebuah keputusan yang tepat. 

5. Matthew Macfayden Dibantu Bendera Merah 

fakta-pride-and-prejudice-5_

Matthew Macfayden ternyata mempunyai penglihatan yang tidak bagus. Ketika adegan Mr. Darcy berjalan menuju Elizabeth di pagi yang berkabut, Matthew dibantu untuk dipandu dengan bendera merah. Joe Wright berdiri di belakang kamera yang dilengkapi dengan bendera merah supaya Matthew tahu ke mana dia harus berjalan. 

Hal ini memperlihatkan betapa cerdiknya Joe Wright dalam hal pembuatan film. Namun ketika Matthew yang terlihat sedikit tersandung saat berjalan dan tampak tak tahu arah, justru membuat adegan jadi sempurna. Hasilnya terlihat baik di kamera dan film ini dianggap sebagai salah satu film adaptasi dari novel yang terbaik. 

6. Pemeran Mr Bingley dan Jane Bennet Pernah Berpacaran

fakta-pride-and-prejudice-6_

Sutradara Joe Wright sempat merasa skeptis ketika memilih Simon Woods untuk memerankan Mr. Bingley walaupun dia yakin Simon adalah aktor yang tepat untuk peran itu.

Alasan dibalik keraguannya adalah karena Simon dan Rosamun Pike yang memerankan Jane Bennet pernah berpacaran. Keduanya merupakan pasangan kekasih saat di universitas. 

Untuk meyakinkan dirinya, Joe Wright menelepon Rosamund dan menanyakan apakah dirinya keberatan jika beradu akting dengan Simon. Jawaban Rosamund sama seperti yang diprediksi banyak orang. Dia tak keberatan sama sekali.

Hasil akhirnya adalah chemistry yang sempurna antara Mr. Bingley dan Jane. Justru saat syuting film tersebut, Rosamund berkencan dengan Joe Wright.

7. Keira Knightley Dianggap Terlalu Cantik untuk Memerankan Elizabeth Bennet 

fakta-pride-and-prejudice-7_

Menurut Joe Wright, Keira Knightley yang pada saat itu berusia 20 tahun dianggap tepat untuk memerankan karakter Elizabeth Bennet. Usia tersebut merupakan faktor casting yang penting menurut Joe Wright. Selain itu, Keira juga terkenal berkat perannya dalam Pirates of the Caribbean yang dirilis tahun 2003. 

Pemilihan Keira ini tentunya memuaskan keinginan produser yang menginginkan bintang terkenal untuk film tersebut. Selain itu, Keira juga penggemar novel Pride and Prejudice dan tumbuh dengan mendengarkan cerita novel tersebut.

Keira juga senang memainkan replika rumah Pemberley dan Longbourn, yang menjadi kediaman Mr. Darcy dan Elizabeth Bennet.

Namun Joe Wright merasa khawatir kalau nantinya kecantikan Keira akan menutupi karakter Elizabeth. Ketika akhirnya bertemu dengan Keira, Joe berpendapat kalau Keira cocok untuk memerankan karakter Elizabeth.

Saat itu dia bertemu Kiera di sebuah bar yang gelap di Toronto saat Kiera syuting The Jacket. Dia melihat sisi tomboy dan kemandirian Kiera yang mirip dengan karakter Elizabeth.

8. Hampir Ciuman pada Adegan Lamaran

fakta-pride-and-prejudice-8_

Adegan saat Darcy mendatangi Elizabeth untuk melamar dirinya di bawah hujan lebat adalah salah satu adegan yang sangat romantis. Keduanya nyaris berciuman. Para fans film ini mungkin berpikir kalau itu adalah adegan dalam skenario. Kenyataannya adegan itu bukanlah adegan yang ada dalam skenario.

Adegan tersebut merupakan sesuatu yang muncul saat screen test antara Matthew Macfayden dengan Keira Knightley sebelum syuting. Hal tersebut muncul karena chemistry di antara keduanya.

Keputusan untuk tetap memunculkan adegan tersebut dalam film adalah pilihan yang bagus. Selain itu ada juga bagian tak terlupakan lainnya dari adegan itu yakni dialog antara Mr. Darcy dan Elizabeth yang berapi-api.

9. Banyak Memiliki Adegan Ikonik

fakta-pride-and-prejudice-9_

Tidak hanya ceritanya yang menarik, film ini memiliki banyak adegan yang benar-benar ikonik. Salah satunya adalah adegan ballroom saat Mr. Darcy dan Elizabeth bertemu pertama kali.

Ketegangan di antara keduanya begitu terasa. Mr. Darcy dan Elizabeth terlihat tak peduli satu sama lain saat itu. Karakter Mr. Darcy yang introvert terlihat saat dia mengatakan bahwa dia menghindari berdansa.

Meski di awal Mr. Darcy menolak untuk berdansa, di acara ballroom kedua dia akhirnya meminta Elizabeth untuk berdansa bersamanya.

Di saat berdansa, keduanya saling melemparkan beberapa kata-kata yang cukup agresif hingga tiba-tiba semua orang di ruangan menghilang. Keduanya terlihat saling menatap dalam-dalam satu sama lain. Adegan itu adalah adegan ikonik lainnya yang sempurna.

10. Emma Thompson Terlibat dalam Penulisan Naskah Film

fakta-pride-and-prejudice-10_

Ketika Joe Wright membutuhkan saran untuk menyutradarai Pride and Prejudice, ia meminta perusahaan produksi menghubungkannya dengan Emma Thompson.

Sebelumnya Emma pernah bermain dalam film Sense And Sensibility, yang juga merupakan film adaptasi novel Jane Austen. Emma berhasil memenangkan Oscar untuk penulisan skenario Sense and Sensibility.

Ketika bertemu dengan Emma, Joe Wright diajak ke Hampstead Heath, sebuah taman di London. Keduanya kemudian membedah naskah Pride and Prejudice. Ketika itulah Emma menjelaskan banyak hal pada Joe. Emma juga ikut mengedit naskah film. 

Adegan saat Charlotte memberi tahu Elizabeth kalau dia bertunangan dengan Mr. Collins, semua dialognya ditulis oleh Emma. Dia juga memberikan ide untuk adegan ketika Elizabeth berusaha memberi tahu Mr. Darcy dan keluarga Gardiner kalau Lydia kabur dengan Mr. Wickham.

Di adegan itu digambarkan Elizabeth masuk ke dalam ruangan, lalu keluar untuk menenangkan diri dan masuk lagi.

Itulah 10 fakta di balik layar film Pride and Prejudice, salah satu film adaptasi novel Jane Austen yang terbaik menurut beberapa kritikus. Ini terbukti dengan keberhasilan film ini dinominasikan untuk Oscar. Keira Knightley yang juga dinominasikan untuk Aktris Pemeran Utama Terbaik dalam acara penghargaan tersebut.

Film garapan Joe Wright sukses menggaet penggemar dari generasi baru dan juga penggemar lama yang sudah menonton Pride and Prejudice versi mini seri-nya. Banyak penggemar wanita yang jatuh cinta dengan tokoh Mr. Darcy. Apakah kamu salah satunya?

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram