bacaterus web banner retina

6 Fakta Menarik Docuseries In the Name of God: A Holy Betrayal

Ditulis oleh Desi Puji Lestari

Tayangan docuseries In the Name of God: A Holy Betrayal, seketika menimbulkan kehebohan di banyak tempat, terutama di negaranya. Fakta-fakta mengenai empat sekte sesat yang mengerikan dari Korea Selatan itu mengguncang banyak pihak, terutama para jemaat yang masih aktif. 

Jika kamu masih penasaran dengan sekte sesat yang mengerikan itu, kami kumpulkan beberapa info menarik terkait dengan serial dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal. Apa saja info yang bisa jadi membuatmu tambah speechless? Simak uraian berikut ini!

1. Ada 100 Lebih Gereja JMS di Korea Selatan

kisah nyata a holy betrayal_Ada 100 Lebih Gereja JMS di Korea Selatan_

Penayangan docuseries In the Name of God: A Holy Betrayal menimbulkan kehebohan, terutama di negara asalnya. Dilansir dari Daum, para korban memberikan tanggapan dengan membagikan alamat gereja-gereja JMS yang terletak di seluruh negeri. Sebuah posting-an di forum online fancafe khusus korban-korban JMS, membagikan alamat-alamat gereja JMS.

Dalam posting-an tersebut disebutkan setidaknya 90 nama dan alamat gereja JMS yang tersebar di 17 kota dan provinsi. Info itu disusul dengan posting-an dari netizen lain yang membagikan alamat 35 gereja JMS.

Menurut laporan, gereja JMS memiliki ciri-ciri yang khas. Logo gereja ditulis dengan strange cursive script dan seperti ada tanda tertentu yang bisa dilihat pada gedung. 

Bangunan gereja JMS tidak seperti gereja pada umumnya. Bangunan-bangunan itu tampak seperti gedung ruko atau kantor biasa. Saking biasanya, bahkan gak terlihat dari luar kalau ada kegiatan di dalamnya. Kadang gereja JMS juga memakai nama lain yang hanya diketahui oleh jemaatnya. 

2. Profesor Kim Do Hyeong, Melawan JMS 30 Tahun 

Profesor Kim Do Hyeong, Melawan JMS 30 Tahun__

Dalam serial dokumenter yang mengangkat empat kisah sekte sesat di Korea Selatan tersebut, kamu akan bertemu dengan sosok Kim Do Hyeong, seorang profesor di bidang Matematika dari Universitas Dankook yang melawan JMS selama puluhan tahun atau sekitar 30 tahun.

Profesor Kim ikut membagikan pengalamannya ketika di masa lalu, kekasihnya turut menjadi jemaat JMS. Kim Do Hyeong hampir menjadi salah satu jemaatnya tetapi dapat merasakan keanehan sejak awal dan memutuskan untuk melawannya.

Perlawanan sang profesor bukan main-main, karena dia bahkan sampai dijuluki iblis oleh JMS dan pengikutnya. Keselamatan Kim Do Hyeong dan keluarganya terancam sepanjang dia melakukan perlawanan dan berusaha membuka keburukan JMS.

Salah satu bukti nyata ancaman JMS adalah penyerangan yang diterima oleh ayah dari Profesor Kim Do Hyeong. Wajah sebelah kiri ayah Kim Do Hyeong dihajar menggunakan semacam tongkat besi hingga remuk dan menyebabkan sebelah wajah beliau mengalami kelumpuhan.

Sasaran sebenarnya dari penyerangan itu adalah profesor, tetapi saat itu sang ayah yang bisa ditemui para preman suruhan JMS.

Perlawanan Kim Do Hyeong terhadap ajaran sesat Jeong Myeong Seok tidak terbatas pada melindungi warga Korea saja. Pasalnya, profesor juga membantu wanita asing yang mengalami kekerasan seksual oleh JMS setelah Tuhan palsu itu dibebaskan dari penjara pada 2018 silam. 

Selama JMS meringkuk dalam penjara, Kim Do Hyeong menuangkan perjuangannya melawan JMS dari tahun 1995 ke dalam sebuah buku. Buku tersebut berisi fakta-fakta yang mengungkap kejahatan JMS secara rinci. Setidaknya Kim Do Hyeong berhasil menulisnya dalam dua jilid. 

Perjuangan puluhan tahun melawan JMS bukan perkara mudah, tetapi setiap kali dia merasa lelah, Kim akan mengingat penderitaan para korban.

Sang profesor merasa kasihan pada para wanita yang menjadi korban JMS dan mengingat bahwa mereka butuh bantuan, sehingga Kim Do Hyeong kembali melawan JMS dalam perang panjang secara habis-habisan.

3. JMS Bukan Nama Sebenarnya

JMS Bukan Nama Sebenarnya__

Nama sekte sesat JMS yang tayang dari episode 1-3 paling banyak disorot dalam serial dokumenter ini. Kamu pasti mengira nama ajaran sesat tersebut diambil dari nama pemimpinnya, yaitu Jeong Myeong Seok. Rupanya, hal tersebut salah bahkan Jeong Myeong Seok sendiri menyangkalnya.

Dilansir dari channel Youtube Korea Reomit, nama JMS merupakan kependekan dari Jesus Morning Star atau Jesus Messiah Saviour. Lebih lanjut disebutkan bahwa JMS sebenarnya hanya julukan karena nama asli dari sekte sesatnya sendiri kerap berubah-ubah.

Dari tahun 1980-1983, mereka menggunakan nama Gereja Aecheon, dari 1989-1996 mereka menggunakan nama Persatuan MS Pelajar Universitas Dunia.

Pergantian nama kembali terjadi di tahun 1996-1999 menjadi Persatuan Kristen Internasional, lalu pada 1999 hingga 2003 berganti lagi menjadi Gereja Kristen Timur Barat.

Setelah itu, dari tahun 2003 hingga sekarang (2023), nama yang ditetapkan adalah CGM atau Christian Gospel Mission. Oleh Asosiasi Agama Kristen di Korea, CGM sudah dinyatakan sebagai agama sesat.

4. Pengakuan Kyoung Yoon DKZ, Salah Satu Jemaat JMS

Pengakuan Kyoung Yoon DKZ, Salah Satu Jemaat JMS__

Terungkapnya ajaran sesat dari empat sekte di Korea Selatan dalam docuseries ini membuka banyak tabir yang selama ini samar.

Saat menontonnya kamu pasti penasaran apakah ada pesohor Korea Selatan yang menjadi jemaat mereka mengingat begitu besar dan kuatnya ajaran-ajaran sesat tersebut di kalangan masyarakat? Jawabannya ada, dalam hal ini jemaat JMS.

Salah satu jemaat yang sekaligus sebenarnya korban dari JMS adalah Kyoung Yoon DKZ. Pemuda kelahiran 2000 yang saat ini tergabung dalam grup vokal DKZ tersebut mengaku mendengar tentang JMS pertama kali melalui radio.

Selanjutnya Bibi Kyoung Yoon mengatakan bahwa JMS adalah orang yang menyampaikan firman Tuhan. Dia juga sudah khatam alkitab sebanyak lebih dari 2000 kali.

Kyoung Yoon menceritakan pengalamannya saat bergabung dengan JMS. Menurutnya, dia tidak percaya bahwa JMS adalah Tuhan, tetapi saat itu Kyoung Yoon merasa seperti dicuci otak.

Pemuda itu mendapat pengaruh dari para pengurus tentang kehebatan JMS. Mereka memberikan kesaksian tentang mukjizat yang dimiliki JMS.

Kyoung Yoon juga mengaku bahwa dirinya tidak berniat memilih agama apa pun; dia hanya mengikuti keluarganya, terutama sang ibu yang sudah terlanjur percaya pada JMS.

Pemuda itu bercerita bahwa dia sudah dikenalkan dengan ajaran JMS sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Selama menjadi jemaat, dia aktif mengikuti kelas dance, hip-hop dan menyanyi. 

Setelah melihat penayangan tentang JMS dalam dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal, Kyoung Yoon menyadari bahwa JMS yang mengaku sebagai Tuhan adalah orang gila.

Meski begitu Kyoung Yoon sempat ketakutan, dia khawatir bahwa apa yang selama ini dipercayai ternyata sesat, sehingga dia sempat menutup mata dan telinga. Atas sikapnya, Kyoung Yoon meminta maaf.

5. Synnara Record, Milik Sekte Sesat The Baby Garden of Death

Synnara Record, Milik Sekte Sesat The Baby Garden of Death__

Kim Ki Soon sebagai pemimpin sekte sesat The Baby Garden of Death, yang dalam serial dokumenter diungkapkan telah membunuh anak kecil dengan cara keji, rupanya menjalankan sebuah bisnis.

Bisnis tersebut hingga saat ini masih terus berjalan dan dikenal dengan nama Synnara Record. Jika kamu biasa membeli album-album k-pop, pasti tidak asing dengan namanya.

Kim Ki Soon memulai aksinya sebagai pemimpin sekte sesat pada 1978 saat dirinya berusia 38 tahun. Dilansir dari channel Youtube Korea Reomit, Kim Ki Soon mulanya bukan pemimpin sekte, melainkan jemaat dari sekte sesat pimpinan Lee Gyobu.

Ajaran sesat Lee Gyobu bubar tahun 1981 dan sejak itu Ki Soon mulai mengambil alih, termasuk para jemaat Lee Gyobu yang kehilangan arah. Ki Soon kemudian membeli tanah dan menamakannya sebagai Shinnara atau dalam bahasa Indonesia berarti negara baru. Nama sektenya sendiri adalah Agadongsang atau Taman Bayi.

Ki Soon mendirikan usaha untuk melanggengkan sekte sesatnya. Usaha pertama yang dia geluti bergerak di bidang logistik kemudian merambah ke dunia musik, tepatnya distributor album atau lagu-lagu. 

Bisnis musik yang dia geluti berkembang di Seoul, Daejeon dan Incheon. Tahun 2000, setelah lepas dari penjara, Kim Ki Soon tidak lagi bergelut di bidang keagamaan, melainkan mendirikan bisnis bernama Synnara Record, dan bisnis tersebut masih berjalan hingga saat ini.

6. Manmin Church Sempat Memiliki Cabang di Malaysia

Dalam tayangan dokumenter berseri In the Name of God: A Holy Betrayal, JMS bukan satu-satunya sekte sesat yang disorot. Selain itu, ada pula Manmin Central Church yang dipimpin oleh Lee Jae-rock.

Kesesatan yang disebarkan oleh Jae-rock rupanya sampai juga di Malaysia tepatnya di Selangor, dan hingga kini ajaran tersebut diklaim masih aktif.

Modus operandi yang dipakai Manmin Central Church di Malaysia sama dengan metode yang dipakai di Korea Selatan, yaitu menawarkan penyembuhan untuk berbagai penyakit. Tercatat pada 11 April 2018, Manmin pernah membuka semacam message and healing service di Penang, Malaysia. 

Semenjak ditayangkan Netflix, docuseries In the Name of God: A Holy Betrayal menimbulkan kehebohan luar biasa, termasuk di negaranya. Beberapa hal menarik mengenai sekte-sekte sesat itu pun bermunculan. Sebagian kami rangkum melalui artikel ini berdasarkan informasi pada sumber-sumber yang tersedia di internet.

Bila kamu belum menonton docuseries satu ini, sebaiknya mampir ke artikel Sinopsis & Review In the Name of God: A Holy Betrayal (2023) dahulu untuk tahu cerita lengkapnya.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram