bacaterus web banner retina

10 Fakta Film House of Gucci yang Menarik untuk Diketahui

Ditulis oleh Siti Hasanah

House of Gucci adalah salah satu film yang mengangkat dunia mode sebagai latarnya. Tayang pada 17 Desember 2021 di Indonesia, sutradara Ridley Scott menggandeng solois Lady Gaga sebagai pemeran utamanya.

Disandingkan dengan Adam Driver, Lady Gaga memerankan tokoh Patrizia Reggiani, mantan istri Maurizio Gucci (Adam Driver), anak keluarga Gucci.

Film berlatar tahun 1980-1990-an tersebut menampilkan insiden pembunuhan sang pewaris Gucci yang dilakukan oleh, Patrizia Reggiani. House of Gucci menyimpan banyak hal menarik.

Tidak hanya skandal yang menghebohkan tersebut, melainkan ada banyak fakta yang terkandung di dalamnya. Berikut ini fakta menarik dari balik layar film House of Gucci!

Baca juga: Seru! 10 Film Terbaik Adam Driver yang Wajib untuk Ditonton

1. Diangkat dari Kisah Nyata

 Diangkat dari Kisah Nyata

Pada tahun 1995, publik Italia dan dunia dihebohkan oleh adanya kabar mengenai pembunuhan pewaris kekayaan Gucci, Maurizio Gucci. Dalang dibalik pembunuhan tersebut adalah orang terdekat Maurizio, yakni Patrizia Reggiani.

Sara Gay Forden membukukan kisahnya menjadi sebuah novel yang berjudul The House of Gucci: A Sensational Story of Murder, Madness, Glamour, and Greed. Dari cerita yang ditulis oleh Forden itulah film House of Gucci dibuat.

Berdasarkan tulisan Forden, Patrizia membayar seorang pembunuh bayaran amatir yang sebetulnya adalah seorang pedagang pizza.

Namun, karena terlilit hutang, Benedetto Ceraulo, pembunuh tersebut, mau menerima tugas dari Patrizia. Ceraulo menembak Maurizio di depan kantor Gucci saat ia akan masuk ke kantornya.

Pembunuhan tersebut dipicu oleh rasa cemburu dan sakit hati Patrizia pada Maurizio. Ia takut kehilangan tunjangannya sebab apabila Maurizio menikahi Paola, tunjangannya akan berkurang setengahnya.

Itu berarti ia akan kesusahan membiayai hidupnya yang glamor. Selain itu, Patrizia pun sakit hati karena ia diceraikan Maurizio pada tahun 1994.

Pengadilan kemudian memutuskan Patrizia bersalah dan divonis hukuman 29 penjara. Namun, hukumannya mendapat pengurangan sebab ia berkelakuan baik selama di sel tahanan sehingga pada tahun 2016 ia dinyatakan bebas. Jadi, total masa hukuman Patrizia adalah 18 tahun penjara.

2. Perilisannya Tepat dengan 100 Tahun Gucci

Perilisannya Tepat dengan 100 Tahun Gucci

Fakta menarik dari film ini adalah waktu rilisnya bertepatan dengan usia rumah mode tersebut menginjak 100 tahun.

Sebelum nama Gucci menjadi sebesar sekarang, rumah mode itu awalnya hanyalah sebuah bisnis kecil. Pada tahun 1921, Guccio Gucci, sang pemilik terinspirasi membuat tas kulit saat ia bekerja di Hotel Savoy, London.

Selama bekerja di hotel tersebut, Guccio Gucci terpikat oleh rupa-rupa bentuk dan jenis koper yang ditenteng oleh tamu-tamu hotel yang datang ke sana.

Lalu, ia yang waktu itu masih remaja, pulang ke Florence dan mulai membuat tas. Guccio kemudian menerima pesanan sadel dan aksesoris menunggang kuda.

Koleksi Guccio ternyata banyak diminati dan pembelinya rata-rata berasal dari kalangan atas. Dalam mengerjakan pesanannya, Guccio sangat memperhatikan kualitas bahan dan kerapihan pengerjaan.

Selain itu, koleksinya selalu berupa buatan tangan. Prinsipnya dan standarnya dalam bekerja membawa koleksi Guccio terkenal.

Para pembeli yang sebagian besar berasal dari kalangan orang kaya merasa puas dengan koleksi Guccio. Selain itu, ia tidak pernah membuat koleksi dalam jumlah besar sehingga karyanya dilabeli eksklusif dan mewah. Rumah mode Gucci kemudian menjadi brand mode besar saat dipegang oleh anak-anaknya.

3. Konsepnya Dirilis Sejak Tahun 2006

3. Konsepnya Dirilis Sejak Tahun 2006

Ide dan konsep film House of Gucci sebenarnya sudah dibuat sejak tahun 2006. Saat itu, Ridley Scott sudah diberi tugas untuk menggarap film ini, namun pihak keluarga Gucci menolak proyek tersebut.

Dalam proses pengerjaannya, House of Gucci juga banyak mengalami kendala yang membuat produksi film ini terus mengalami keterlambatan.

Kendala-kendala yang muncul kala itu, di antaranya adalah adanya pergantian skrip, sutradara dan pemain yang berkali-kali. Setelah itu pilihan akhirnya jatuh pada Lady Gaga dan sutradara Ridley Scott dengan skrip seperti yang ditampilkan sekarang.

4. Mendapat Penentangan dari Keluarga Gucci

4. Mendapat Penentangan dari Keluarga Gucci

Pada awal Desember, keluarga Gucci menyatakan bahwa mereka menentang perilisan film House of Gucci. Bahkan mereka berbicara bahwa sejak awal mereka tidak mengizinkan film tersebut dirilis. Keluarga menilai film tersebut adalah sebuah penghinaan terhadap keluarga Gucci dan bisnisnya.

Pihak keluarga punya beberapa catatan terkait film tersebut sebab meskipun dilabeli “kisah nyata”, faktanya banyak yang tidak akurat.

Selain itu, pihak keluarga mengungkapkan bahwa tidak ada konsultasi pada ahli waris sebelum menggambarkan Aldo Gucci (presiden Gucci selama 30 tahun).

5. Lady Gaga Tidak Bertemu Patrizia Reggiani

5. Lady Gaga Tidak Bertemu Patrizia Reggiani

Patrizia Reggiani mengungkapkan bahwa ia menyukai Lady Gaga sebagai seorang artis. Namun, ia sempat kecewa sebab sang artis tidak menemuinya terlebih dahulu.

Bukan karena masalah royalti, tetapi ini terkait respek. Namun, produser House of Gucci menyatakan bahwa hal itu dilakukan karena itu adalah keinginan sang produser. Ia tidak mau disebut mendukung seorang kriminal.

Namun, untuk memperdalam aktingnya, Lady Gaga mempelajari karakter Patrizia Reggiani dari video rekaman wawancara.

Pelantun lagu “Poker Face” itu juga mengungkapkan bahwa karakternya pasti akan menyakiti keluarga Gucci. Oleh sebab itu, ia harus memperhitungkan dampaknya jika ia bertemu dengan Patrizia secara langsung.

6. Improvisasi Lady Gaga

Improvisasi Lady Gaga

Dalam menggarap filmnya, sutradara Ridley Scott tidak menerapkan set yang ketat. Ini berarti pemain dapat mengeksplorasi perannya sendiri-sendiri. Ia juga tidak melarang adanya improvisasi dalam berakting.

Lady Gaga adalah salah satu aktris yang banyak melakukan improvisasi dalam melakoni perannya, terutama dalam dialog ikoniknya, yakni “Father, Son and House of Gucci.” Dialog tersebut kemudian menjadi tagline de facto untuk film tersebut.

Ia sering berlatih mengucapkan dialog dalam trailer-nya dan melakukan ad-lib di bagian yang menurutnya cocok. Roberto Bentivegna, penulis film ini, pun menyukai ad-lib yang dilakukannya dan memutuskan untuk mempertahankan dialog tersebut lantaran dirasa cocok dengan filmnya.

7. Metode Akting Penuh Lady Gaga

7. Metode Akting Penuh Lady Gaga

Lady Gaga menggunakan metode akting penuh saat menampilkan karakter Patrizia di depan kamera. Sang bintang dilaporkan mempertahankan logat dan gaya bicara Patrizia selama sembilan bulan saat syuting. Ia juga mempelajari tingkah laku dan pola pikir Patrizia agar terlihat mirip dengannya.

Dalam proses latihannya Gaga pergi ke tempat gelap untuk mendapatkan emosi yang diinginkan. Itu memberinya pendalaman akting yang sempurna.

Komitmen tersebut sejatinya memang mengagumkan, namun dapat menyebabkan semacam jeda saat ia kembali ke kenyataan.

Seseorang yang menggunakan metode akting penuh akan mengalami kesulitan membedakan yang nyata dan tidak. Dalam kasus Gaga, menyelidiki pola pikir seseorang yang merencanakan sebuah pembunuhan bisa sangat mempengaruhi kondisi psikis aktris yang memerankannya.

8. Improvisasi Adegan Intim dengan Adam Driver

Improvisasi Adegan Intim dengan Adam Driver

Adam Driver dan Lady Gaga dikenal sebagai seseorang yang total dalam melakukan sesuatu. Dan ketika melakoni adegan intim, kedua pemeran utama itu melakukan improvisasi yang lebih jauh lagi.

Keduanya seperti kompak melakukannya agar keberanian dan keintiman mereka terlihat lebih tegas dan nyata.

Setelah berminggu-minggu melakoni perannya, Driver dan Gaga mengaku telah merasa nyaman menjalani adegan intim seperti layaknya pasangan asli.

Khusus untuk Driver, sang aktor yang terkenal kontemplatif dan introspektif ini tidak hanya puas dengan rasa nyaman terhadap lawan mainnya.

Ia dengan senang hati membagikan detail adegan intimnya secara terbuka. Menurut sang aktor, hal itu penting dilakukan agar perasaan dan emosi mereka lebih terlihat.

9. Adegan Lucu Saat Salma Hayek Mandi Lumpur

9. Adegan Lucu Saat Salma Hayek Mandi Lumpur

Salma Hayek mengalami kejadian yang lucu saat ia menjalani adegan mandi lumpur. Hayek yang memerankan karakter Giuseppina “Pina” Auriemma seharusnya membuat tubuhnya tenggelam dalam lumpur. Tapi, bukannya tenggelam, tubuhnya malah mengambang di permukaan lumpur.

Semakin ia menggeliat, lumpur malah membuat tubuhnya tertahan di permukaan. Demi membuat tubuhnya tenggelam, ia meminta Lady Gaga untuk menenggelamkan tubuhnya.

Adegan yang dilakukan berbarengan dengan Gaga itu akhirnya berhasil. Itu karena dirinya menuruti saran Gaga untuk membiarkan lumpur menyelimuti tubuhnya, alih-alih banyak bergerak.

10. Jared Leto Mirip Paolo Gucci

Jared Leto Mirip Paolo Gucci

Jared Leto adalah seorang scene stealer yang luar biasa. Di film ini, ia memerankan karakter Paolo Gucci. Transformasi dirinya ke dalam karakter Gucci sulit dipercaya. Ia mengubah dirinya menjadi pribadi yang berbeda.

Aktor kelahiran tahun 1971 itu benar-benar menjiwai perannya sampai-sampai tidak ada yang mengenalinya. Leto mengaku jatuh cinta pada karakter Paolo dan ia menghargai semangat sang tokoh yang diperankannya, fisiknya dan juga prinsip hidupnya.

Itu dia 10 fakta menarik dari film House of Gucci. Di tengah kendala yang menerpanya, film garapan Bron Creative dan Scott Free Production ini menjadi salah satu film yang cukup diperhitungkan. Lady Gaga dan para aktor yang terlibat menampilkan akting yang memukau.

Chemistry yang dibangun dengan para aktor membuat karakter mereka terlihat lebih emosional. Untuk kamu yang menyukai drama tragis yang emosional, House of Gucci bisa jadi pilihan yang tepat.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram