bacaterus web banner retina

Inilah 8 Fakta Menarik di Film Edge of Tomorrow (2014)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi

Edge of Tomorrow mengambil konsep yang menarik untuk sebuah film sci-fi action. Terperangkap dalam waktu yang berulang membuat karakternya harus mencari cara agar bisa keluar darinya. Tapi kondisi ini dia manfaatkan juga untuk mencari kelemahan musuh yang sulit untuk ditaklukan.

Film action yang seru ini ternyata memiliki banyak fakta menarik yang layak untuk kalian ketahui. Apa saja fakta itu? Langsung simak artikel berikut, ya!

Baca juga: Review dan Sinopsis Film Edge of Tomorrow (2014)

1. Adaptasi Novel Jepang

Adaptasi Novel Jepang

Edge of Tomorrow merupakan adaptasi dari novel karya Hiroshi Sakurazaka yang diterbitkan Shueisha di bulan Desember 2004.

Dengan ilustrasi yang dikerjakan oleh Yoshitoshi Abe, novel ini menjadi populer dan diakui kualitasnya oleh sesama penulis novel sci-fi di Jepang.

10 tahun kemudian, sebuah manga adaptasi diterbitkan secara berseri di majalah Weekly Young Jump dari bulan Januari 2014 hingga Mei 2014.

Ditulis oleh Ryosuke Takeuchi dan ilustrasinya ditangani oleh Takeshi Obata, manga ini juga hadir di majalah Weekly Shonen Jump.

Kemudian penerbit Viz Media membukukan manga ini menjadi sebuah edisi koleksi yang berisi keseluruhan serinya.

Edisi koleksi manga ini diterbitkan sebagai pendamping filmnya yang tidak hanya diserbu pembaca di Jepang saja, bahkan terjual laris di Amerika juga. Secara garis besar jalan ceritanya sama, hanya saja ada beberapa perbedaan di sisi karakternya.

Jika di film, William Cage adalah seorang perwira miter, sementara di novelnya Keiji Kiriya adalah seorang tentara yang baru bergabung ke United Defense Force.

Meski beda latar belakang, kedua karakter ini sama-sama belum pernah memiliki pengalaman berperang. Perbedaan lainnya adalah pada akhir ceritanya.

Jika di film, William mengulang waktu lagi setelah meledakkan Mimic Omega karena terkena darah alien tersebut. Sementara di novel, Keiji memusnahkan semua Mimic di pertempuran akhir dan dinyatakan sebagai pahlawan tanpa mengulang waktu.

2. Kombinasi Dua Film Populer Hollywood

Kombinasi Dua Film Populer Hollywood

Premis film Edge of Tomorrow merupakan penggabungan dua film sci-fi populer, yaitu Groundhog Day (1993) dan Starship Troopers (1997). Hal ini diakui sendiri oleh Doug Liman sebagai sutradaranya.

Aspek yang sama dari film Groundhog Day sudah tersemat di dalam novelnya, dimana Keiji selalu terbangun jam 6 pagi, sama seperti yang terjadi pada karakter Bill Murray setiap mengulangi harinya.

Begitu juga kalimat “same old, same old” yang diucapkan oleh Bill Murray dalam film tersebut diucapkan pula oleh Keiji. Tapi di dalam filmnya kedua hal ini tidak ditampilkan.

Setidaknya tema time loop menjadi garis besar ceritanya. Sedangkan elemen yang diambil dari film Starship Troopers adalah nuansa perang dan alien yang menjadi musuhnya.

Meski berbeda jenis alien, di Starship Troopers mirip dengan kumbang dan di film ini seperti symbiote bertentakel, tapi kekuatannya nyaris sama.

Apalagi ternyata efek visualnya dikerjakan oleh Sony Pictures Imageworks, studio animasi yang sama dengan pencipta efek visual Starship Troopers.

3. Baju Perang yang Berat

Baju Perang yang Berat

Selama adegan pertempuran yang seru, kita melihat pasukan dari United Defense Force memakai baju perang yang dilengkapi dengan senjata berat.

Mungkin kita mengira baju perang itu terbuat dari bahan plastik yang ringan sehingga mudah dipakai dan digerakkan. Ternyata bukan seperti itu.

Kepala desain produksi film ini, Oliver Scholl, bekerja sama dengan desainer kostum Pierre Bohanna dalam merancang baju perang ini.

Hasilnya adalah baju perang berbahan besi dengan berat 39 kg dan jika ditambah dengan persenjataan beratnya bisa mencapai 59 kg. Tim produksi membuat 120 baju perang dalam tiga jenis selama 5 bulan.

Sebelum memakai baju perang ini, para pemeran dipersiapkan dengan latihan fisik yang berat selama 3 bulan agar bisa dengan luwes menggunakannya.

Bahkan Emily Blunt membutuhkan latihan tersendiri dengan menambahkan bela diri asal Israel, Krav Maga.

Untuk menggunakan baju perang ini, masing-masing pemeran dibantu oleh 4 orang asisten yang memakaikan baju perang tersebut selama 30 menit dan melepaskannya selama 30 menit pula.

4. Syuting di Studio Leavesden

Syuting di Studio Leavesden

Film Edge of Tomorrow melangsungkan sebagian besar syuting di studio Leavesden, London. Warner Bros pernah menggunakan studio itu selama 10 tahun untuk 8 film Harry Potter.

Karena pernah menggunakan studio itu selama satu dekade, Warner Bros seolah memiliki tempat semi permanen di studio tersebut.

Sehingga mudah bagi tim produksi untuk bebas berekspresi dalam membangun seting untuk film ini. Selain itu, syuting juga dilakukan di luar studio walau dalam waktu singkat saja.

Seperti syuting di Trafalgar Square yang dilakukan hanya satu hari saja, membuat lokasi itu ditutup untuk umum demi kelancaran proses syuting.

Pangkalan militer Barton Stacey di Hampshire juga digunakan selama dua minggu untuk beberapa adegan di awal film.

5. Memperingati Pertempuran di Pantai Normandy

Memperingati Pertempuran di Pantai Normandy

Setelah menyaksikan adegan pertempuran dahsyat yang terjadi berulang-ulang, mungkin banyak yang membandingkannya dengan adegan pembuka di film Saving Private Ryan (1998).

Dan memang menurut Doug Liman sendiri bahwa dia memang terinspirasi oleh pertempuran Normandy tersebut, sehingga apa yang ditampilkannya di film ini kurang lebih memiliki semangat dan nuansa yang sama.

Dan kebetulan pula film ini dirilis tepat pada peringatan 70 tahun invasi D-Day di Perang Dunia II dimana salah satunya adalah pertempuran di Normandy.

Uniknya, penayangan perdana film ini di London dilangsungkan tepat pada pukul 6 pagi, sesuai dengan waktu mulainya pertempuran tersebut.

6. Kesalahan Fakta Tentang Bendungan

Kesalahan Fakta Tentang Bendungan

Saat mencari celah kelemahan alien, William mendapat penglihatan dalam mimpinya, yaitu keberadaan Omega di sebuah bendungan.

Noah Carter kemudian mengidentifikasi bendungan itu ialah bendungan Curnera di Jerman. Faktanya, memang ada nama bendungan seperti itu, yaitu Lai da Curnera. Tetapi bendungan itu bukan berada di Jerman, melainkan di Swiss.

Sementara itu, untuk menampilkan adegan di bendungan, tim produksi dan efek visual mengambil lansekap dari bendungan yang ada di Taman Nasional Torres del Paine, Chili. Mereka membangunnya di studio dengan penambahan CGI untuk melengkapi tampilannya di dalam film.

7. Alasan Rita Tidak Menggunakan Senjata Api

Alasan Rita Tidak Menggunakan Senjata Api

Sergeant Rita Vrataski adalah pahlawan di pertempuran Verdun. Dia lalu menjadi ikon bagi United Defense Force untuk merekrut pasukan baru.

Uniknya, Rita jarang menggunakan senjata api, melainkan sebilah pedang besar yang selalu ditentengnya. Alasannya hanya satu, yaitu karena dia kesal apabila kehabisan peluru saat menggunakan senjata api.

8. Aktor dan Aktris yang Sempat Dipertimbangkan

Aktor dan Aktris yang Sempat Dipertimbangkan

Sebelum Doug Liman memutuskan untuk memilih Tom Cruise dan Emily Blunt sebagai pemeran utama film Edge of Tomorrow ini, ada beberapa aktor dan aktris yang sempat dipertimbangkan. Mau tahu siapa saja mereka?

Untuk memerankan William Cage, Brad Pitt pernah dipertimbangkan untuk memerankannya. Bahkan aktor ini adalah pilihan pertama Doug Liman.

Tidak terungkap alasan yang tepat mengapa Brad Pitt menolak peran ini. Ryan Gosling juga sempat terlintas, tapi dianggap terlalu muda. Jadi pilihan jatuh kepada Tom Cruise yang setuju dan membawa semangat baru di film ini.

Sementara itu, untuk memerankan Rita Vrataski, aktris Prancis Berenice Bejo yang namanya meroket berkat aktingnya di film The Artist (2011) sempat dijadikan pilihan utama.

Entah ada penolakan atau tidak mencapai kata sepakat, pihak Warner kemudian melakukan negosiasi lain dengan Emily Blunt untuk memerankannya.

Perlu diketahui, saat melakukan syuting dengan memakai baju perang yang berat, Emily Blunt sempat menangis karena merasa tidak sanggup.

Tapi Tom Cruise mendekatinya dan berbicara padanya hingga berhasil membuatnya kembali bersemangat dan melanjutkan syuting.

Itulah beberapa faktor menarik yang ada di film Edge of Tomorrow. Semua kelelahan dan kesulitan selama proses syuting terbayar dengan kesuksesan film ini.

Ada rencana untuk membuat film sekuelnya, tetapi banyak kendala yang membuat proyek ini tidak mengalami kemajuan.

Pada Februari 2022, pihak Warner mengumumkan perkembangan kelanjutan proyek Edge of Tomorrow yang akan ditampilkan dalam bentuk serial dan akan ditayangkan di HBO Max.

Pasti kalian tidak sabar untuk menontonnya, bukan? Sambil menunggu, sebaiknya tonton lagi film Tom Cruise yang dahsyat ini.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram