showpoiler-logo

7 Fakta dari Film Cyber Hell: Exposing an Internet Horror

Ditulis oleh Desi Puji Lestari

Menjadi korban eksploitasi seksual online dampaknya bisa dirasakan sampai kehidupan nyata. Mereka terikat karena diancam dengan foto-foto bersifat pribadi.

Alhasil, para korban semakin jatuh dalam jebakan pelaku. Kejahatan eksploitasi seksual skala besar ini menghebohkan Korea Selatan pada tahun 2020 lalu.

Dibuat berdasarkan kasus Nth Room Chat, film dokumenter Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) berkaitan dengan fakta kasus sebenarnya.

Film dokumenter Netflix tersebut memuat perjalanan pengungkapan dan penangkapan para pelaku kejahatan yang dikenal dengan nama Baksa dan Godgod. Apa saja fakta menarik dari dokumenter ini? Berikut informasinya untukmu!

1. Diadaptasi dari Kasus Nth Room Chat Korea Selatan

fakta cyber hell exposing an internet horror_Diadaptasi dari Kasus Nth Room Chat yang Hebohkan Korea Selatan_

Korea Selatan sempat dihebohkan dengan kasus eksploitasi seksual wanita-wanita muda bahkan di bawah umur pada tahun 2020 lalu. Kasus traumatis itu dikenal juga dengan nama Nth Room Chat.

Kegilaan itulah yang menginspirasi sutradara spesialis dokumenter, Choi Jin Song, untuk mendokumentasikannya.

Dalam durasi 1 jam 45 menit, melalui Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) kamu akan mendapat informasi lengkap mengenai kasus Nth Room Chat. Mulai dari bagaimana metode pelaku menjerat korban, bagaimana dia mengelola grup sampai tertangkap oleh pihak kepolisian.

Kasus ini sempat sangat heboh di Korea Selatan dan masyarakat pun bereaksi cukup keras dengan tindakan pelaku yang biadab.

Pelaku Nth Room Chat berstatus anonim dan sudah memeras, mengeksploitasi korban secara seksual lalu menjual video-video yang dibuat di bawah ancaman.

Pelaku lalu menjual konten-konten asusila tersebut melalui grup-grup obrolan di Telegram. Korban dari kasus ini diperkirakan puluhan wanita muda.

2. Pendekatan dari Kacamata Jurnalis

fakta cyber hell exposing an internet horror_Pendekatan dari Kacamata Jurnalis_

Fakta Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) yang akan kamu temukan saat nonton dokumenter ini adalah ia dibuat dari pendekatan kacamata para jurnalis.

Sutradara Choi mengaku memilih para jurnalis sebagai storyteller agar tidak mengganggu korban secara langsung. Choi memastikan selama proses pembuatan, dia berusaha untuk melindungi korban.

Dalam film dokumenter ini, jurnalis yang pertama muncul memberikan kesaksian adalah Kim Wan dari The Hankyoreh.

Tim The Hankyoreh kemudian membuat satuan khusus dan menerjunkan reporter Oh Yeon Seo sebagai rekan Kim Wan. Kim Wan menceritakan pertama kali mendapatkan informasi dari email-nya.

Dari Kim Wan, jurnalis selanjutnya adalah Team Flame yang ‘ditemukan’ secara tidak sengaja ketika Oh Yeon Seo dengan menginvestigasi lebih lanjut kasus ini. Rupanya sebelum The Hankyoreh, Team Flame sudah lebih dulu mengangkat kasus Nth Room Chat.

Team Flame bukan jurnalis profesional, melainkan tim jurnalis yang terdiri atas para mahasiswa. Mereka mengirimkan tulisan berisi penyelidikan terhadap Nth Room Chat untuk sebuah kontes jurnalistik.

Kerjasama The Hankyoreh dan Team Flame dalam mengangkat kasus ini rupanya tidak langsung berbuah manis. Faktanya, berita yang diangkat dari hasil kerjasama mereka dianggap seperti angin lalu oleh masyarakat.

Mereka perlu dua bulan sebelum dua stasiun televisi besar Korea Selatan, SBS dan JTBC, ikut andil dan menaruh perhatian pada kasus ini. Dari kacamata dua produser acara stasiun televisi tersebut, penelusuran mengenai pelaku sebenarnya berlanjut dan membuahkan hasil yang memuaskan.

3. Pelaku yang Tak Saling Kenal

fakta cyber hell exposing an internet horror_Pelaku adalah Dua Pemuda yang Tak Saling Kenal_

Pada bagian menjelang akhir film dokumenter Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022), terungkap fakta bahwa pelaku yang merusak banyak wanita muda Korea Selatan selama bertahun-tahun adalah dua pemuda berbeda.

Masing-masing menggunakan username Baksa dan Godgod. Mereka merupakan pemilik puluhan ruang obrolan di Telegram yang sama-sama mengeksploitasi wanita secara seksual.

Menariknya, dua pelaku itu tidak saling kenal. Keduanya justru seperti rival di dunia bisnis kotor semacam itu. Ketika Baksa tertangkap, Godgod dianggap merasa terusik dengan kalimat merendahkan yang diucapkannya.

4. Kekerasan Seksual Diikuti Ancaman

fakta cyber hell exposing an internet horror_Kekerasan Seksual Diikuti Ancaman_

Nonton Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) harus ekstra hati-hati, terutama jika kamu punya pengalaman traumatis menjadi korban pelecehan seksual secara online.

Alasannya kejahatan yang dilakukan Godgod dan Baksa bukan hanya eksploitasi seksual terhadap wanita muda yang tidak berdaya. Dalam dokumenter ini terlihat bahwa para pelaku juga melakukan pengancaman pada para korban menggunakan identitas pribadi.

Mereka membuat korban berada dalam kondisi yang terjepit dan tidak punya pilihan. Baksa dan Godgod berhasil menunjukkan kekuasaan mereka atas para korban, sehingga tak ada yang berkutik. 

5. Terungkap dari Penggunaan Mata Uang Krypto

fakta cyber hell exposing an internet horror_Terungkap dari Penggunaan Mata Uang Krypto_

Fakta Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) selanjutnya adalah dokumenter ini juga menyinggung soal penggunaan mata uang Krypto. Nth Room Chat yang menjadi sumber cerita dari dokumenter ini menggunakan mata uang Krypto sebagai alat transaksi.

Dua pelaku terungkap menggunakan bantuan perantara untuk mencairkan uang tersebut dan mendapatkannya dengan metode ‘lempar’. Menariknya, dari penggunaan mata uang Krypto jugalah identitas asli mereka perlahan mulai berhasil diungkap oleh kepolisian. 

Pihak kepolisian segera menemukan tempat penukaran mata uang Krypto yang digunakan oleh Baksa. Dari sana penyelidikan terus dilakukan hingga polisi menemukan nama-nama yang membantu Baksa mendapatkan uang hasil penjualan video eksploitasi seksualnya.

Lain Baksa, lain pula Godgod. Pemilik Nth Room Chat ini tertangkap menggunakan metode yang sama yang dia pakai untuk menjerat korban. Pihak kepolisian berhasil mendapatkan posisinya setelah Godgod mengklik tautan yang dikirimkan. Perjalanan keduanya pun berakhir.  

6. Dokumenter Memuat Kronologi Lengkap

fakta cyber hell exposing an internet Dokumentar Memuat Kronologi Lengkap_

Nonton dokumenter ini rasanya memuaskan karena Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) menyajikan kasusnya secara lengkap dan runut.

Dimulai dari penemuan kasus oleh tim The Hankyoreh, Team Flame, lalu oleh dua produser SBS dan JTBC. Penyelidikan yang dilakukan disajikan lengkap dengan tahapan yang mereka lakukan.

Saking detail-nya, pihak kepolisian bahkan menemukan fakta bahwa Baksa pernah terlibat kasus kejahatan lain berupa penipuan telepon, narkoba dan penipuan senjata api.

Bagian ketika Godgod akhirnya tertangkap pun dijelaskan secara runut. Prosedur penyelidikan yang rumit terkait dengan kejahatan di internet bisa mudah diikuti.

Dengan memperlihatkannya, dokumenter ini coba menyampaikan bahwa tak ada satu informasi pun yang dilewatkan untuk menangkap Baksa dan Godgod. Pihak kepolisian melakukan banyak cara untuk menangkap mereka. 

7. Dua Motif Berbeda Digunakan Pelaku

fakta cyber hell exposing an internet_Dua Motif Berbeda Digunakan Pelaku_

Setelah menonton Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) fakta Nth Room Chat yang terungkap adalah pelaku dari kejahatan massive yang mengorbankan banyak wanita muda ini adalah dua pemuda berbeda. Keduaianya menggunakan dua metode atau motif berbeda dalam menjerat korbannya.

Baksa dengan ‘Ruang Baksa’-nya menjerat korban dengan iming-iming pekerjaan paruh waktu. Korban yang butuh uang tidak menaruh curiga ketika Baksa meminta mereka berfoto sambil memegang KTP.

Padahal, saat itulah identitasnya sudah berpindah ke tangan Baksa dan bebas dia gunakan untuk bisnis kotornya.

Berbeda dengan Godgod yang menggunakan metode berupa ancaman sejak awal pada korban. Korban dipancing menggunakan link berisi foto-foto pribadinya.

Dari sana Godgod mendapatkan data yang dia butuhkan untuk memeras dan mengancam korban. Informasi tersebut tak luput disampaikan dalam dokumenter ini, sehingga penonton bisa ikut berhati-hati di kemudian hari. 

Fakta bahwa Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) menjadi tayangan Netflix nomor satu di Korea, memperlihatkan bahwa kasus ini masih menarik perhatian mereka.

Masyarakat Korea juga mengajukan petisi untuk mengungkap identitas pelaku pada publik di tahun 2020 lalu. Kini, dua pemuda pelaku kejahatan seksual dalam dokumenter ini sudah resmi ditahan puluhan tahun.

Sudah menonton filmnya? Kalau belum, kamu bisa membaca sinopsis dan reviewnya di artikel Sinopsis dan Review Cyber Hell: Exposing an Internet Horror ini.

Kategori:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram