bacaterus web banner retina

Inilah 7 Fakta Menarik dari Film Asphalt Burning (2020)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi

Asphalt Burning seringkali dianggap sebagai Fast & Furious versi Norwegia. Meski memiliki tema tentang balapan mobil, film ini tidak luput dalam mengeksplorasi keindahan alam Norwegia, juga Swedia, Denmark dan Jerman sebagai negara yang mereka lalui.

Meski tidak didukung oleh jalan cerita yang bagus dan ritme film yang tidak stabil, film ini tetap bisa dinikmati, terutama bagi yang menyukai film dengan tema balapan mobil.

Bagi kalian yang tertarik dengan film ini, berikut fakta menarik yang ada di sekitar film Asphalt Burning. Langsung disimak saja, ya!

Baca juga: Urutan Film Fast and Furious yang Dirilis Sejak Tahun 2001

1. Film Ketiga dalam Franchise Burnout (Borning)

Film Ketiga dalam Franchise Burnout (Borning)

Setelah sukses di Norwegia lewat dua film sebelumnya, Borning (2014) dan Borning 2 (2016), sutradara Hallvard Braein mencoba menampilkan film ketiga ini untuk penonton internasional.

Salah satunya adalah menggunakan bahasa Inggris di banyak adegan, meski tidak secara keseluruhan. Begitupun dengan judul film yang didistribusikan oleh Netflix ini diberi tajuk Asphalt Burning.

Saat perilisan film Borning di tahun 2014 silam, film ini langsung dicap sebagai Fast & Furious versi Norwegia karena kesamaan tema balapan mobil.

Tapi dengan sempilan kisah hubungan antara ayah dan putrinya yang apik, kisah dalam film ini memiliki bobot drama yang baik. Terbukti dengan kemenangan di Amanda Award di kategori Best Film, Best Supporting Actor dan Best Sound Design.

Dengan kesuksesan film ini, maka dilanjutkanlah kisah Roy ke film sekuelnya, Borning 2 (2016). Dengan tim yang sama, kisah dalam film ini lebih menitikberatkan hubungan Roy dan Nina.

Tidak berhasil menyamai kualitas film pertamanya, film ini masih masuk nominasi Amanda Award di kategori Best Film, Best Visual Effects dan Best Sound Design.

Dan di film ketiga ini, Roy harus berhadapan dengan sosok dari masa lalu Sylvia yang menggagalkan pernikahannya. Untuk merebutnya kembali, Roy harus balapan dengan Robin di sirkuit Nurburgring.

Bisa dibilang, meski masih menyenangkan untuk disaksikan, kualitas film Asphalt Burning tidak sebanding dengan dua film pendahulunya.

2. Masih Diperankan oleh Bintang Dua Film Sebelumnya

Masih Diperankan oleh Bintang Dua Film Sebelumnya

Sama seperti film franchise pada umumnya, Asphalt Burning masih mempertahankan para pemeran utamanya. Anders Baasmo Christiansen, Sven Nordin, Otto Jespersen, Ida Husoy dan Trond Halbo hadir kembali membawakan karakter mereka masing-masing.

Rasanya tidak ada yang berubah dari penampilan mereka, kecuali Ida Husoy yang terlihat bertambah dewasa. Terakhir kali dia terlihat masih remaja di film Borning 2.

Karena fokus cerita lebih kepada perasaan cinta Roy kepada Sylvia, karakter lain hanya sebagai pelengkap saja. Bahkan karakter Doffen dan Nybakken seolah memiliki cerita sendiri yang tidak ada hubungannya dengan jalan cerita utama.

3. Menghadirkan Pemeran dari Tiga Negara

Menghadirkan Pemeran dari Tiga Negara

Berdasarkan perjalanan Roy dan timnya dari Norwegia ke Jerman, mereka harus melintasi dua negara lain sebelum sampai di Jerman.

Perjalanan darat dari kota Oslo ke sirkuit Nurburgring terentang lebih dari 1.300 km melintasi tepian negara Swedia dan Denmark. Tentu saja pemeran dalam film ini bukan hanya dari Norwegia, melainkan juga dari Jerman dan Swedia.

Dalam perjalanan ketika berada di Swedia, Roy mengangkut seorang pria setempat bernama Roy juga yang pada akhirnya terus ikut dengan mereka hingga ke Jerman.

Roy dari Swedia ini diperankan oleh aktor populer Swedia, Bjorn Kjellman. Sementara dari deretan pemeran Jerman, ada Alexandra Maria Lara, Henning Baum dan Kostja Ullmann.

Hanya sayang, tidak ada perwakilan pemeran dari Denmark, karena memang mereka diceritakan tidak melakukan persinggahan di negara ini.

4. Pergantian Pemeran Sylvia

Pergantian Pemeran Sylvia

Ada satu keganjilan dari deretan pemeran utama. Karakter Sylvia yang di dua film sebelumnya diperankan oleh Jenny Skavlan, di film ketiga ini diperankan oleh aktris pendatang baru, Kathrine Thorborg Johansen.

Mungkin memang sulit sekali bagi penggemar triloginya untuk menerima ini, tapi untungnya Johansen tampil cukup apik.

Johansen adalah salah satu aktris baru dengan talenta akting yang bagus. Dia berhasil menampilkan berbagai perasaan yang berkecamuk dalam diri Sylvia.

Kecewa, marah, cemburu dan rindu bercampur aduk di dalam hatinya yang bisa diperlihatkan pada ekspresi dan bahasa tubuhnya.

5. Menampilkan Keindahan Trollstigen

Menampilkan Keindahan Trollstigen

Di adegan pernikahan Roy dan Sylvia yang gagal, kita disuguhkan oleh keindahan alam dan jalan raya yang berkelok-kelok di sebuah pegunungan yang indah.

Pasti kalian bertanya-tanya apakah nama daerah itu? Trollstigen adalah nama daerah tersebut. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya adalah tangga troll.

Jalan raya ini mulai beroperasi sejak tahun 1936. Menghubungkan kota Andalsnes ke Valldal, Trollstigen menjadi salah satu objek wisata favorit bagi turis.

Tapi daerah ini tidak dibuka sepanjang tahun. Ketika masuk musim dingin, jalanan ditutup karena turunnya salju dan hujan yang deras, karena dikhawatirkan akan terjadi banyak kecelakaan jika dilalui.

Fasilitas untuk wisata di Trollstigen tersedia secara lengkap sejak tahun 2012. Sebagai bagian dari Reinheimen National Park, tidak sembarang bangunan bisa didirikan di wilayah ini.

Pemandangan di Trollstigen sangat indah. Ada beberapa jembatan yang melintasi air terjun yang membuat siapa saja yang melintas bisa maksimal menikmati perjalanan dan alam pegunungan disini.

6. Balapan di Sirkuit Nurburgring

Balapan di Sirkuit Nurburgring

Balapan puncak di film Asphalt Burning ini dilangsungkan di sirkuit Nurburgring, Jerman. Sirkuit ini mulai dibangun di tahun 1925 dan selesai serta pertama kali digunakan di tahun 1927.

Sedangkan untuk sirkuit Grand Prix dibangun pada tahun 1984. Sirkuit ini menjadi lokasi wajib dalam penyelenggaraan Formula One di setiap tahunnya.

Selain itu, sirkuit ini digunakan juga untuk European Grand Prix dan German Grand Prix. Berbagai balapan lain juga pernah dan masih diselenggarakan di sirkuit ini, seperti ADAC GT Masters, Superbike World Championship dan FIA European Truck Racing Championship.

Sejak tahun 2007, tikungan ke-8 dan ke-9 dinamakan Michael Schumacher S sebagai penghormatan kepada legenda balap Jerman Michael Schumacher yang pensiun setahun sebelumnya.

Namun, Schumacher yang kembali dari pensiunnya, melintasi tikungan atas namanya ini dua kali, di tahun 2010 dan 2011.

7. Pameran Mobil Modifikasi

Pameran Mobil Modifikasi

Meski banyak mobil balapan yang ditampilkan di awal film ketika menuju pernikahan di puncak Trollstigen, faktanya hanya ada dua mobil utama yang menjadi fokus dalam film Asphalt Burning ini.

Roy mengendarai Ford Mustang produksi 1967 yang nantinya akan dimodifikasi menggunakan mesin BMW 3 di Jerman. Sementara Robin mengendarai Porsche TechArt GTstreet RS produksi 2019.

Tentu kita juga penasaran dengan dua mobil lain yang ikut balapan puncak, bukan? Dua mobil itu ialah Toyota GT86 dan Corvette Pace Car produksi 1980.

Sedangkan bis wisata yang dikendarai oleh Philip Mork adalah Scania Touring HD produksi 2019. Dan mobil polisi Jerman ialah BMW i8 produksi 2014. Jika ditotal, ada 93 jenis mobil yang ditampilkan di film ini. Banyak sekali, ya!

Meski tampil sedikit mengecewakan, film Asphalt Burning tetap bisa mempertahankan keseruan balapan mobil ilegal yang terasa resmi karena melangsungkan balapan di sirkuit kelas internasional.

Bagi kalian yang sudah menonton dua film sebelumnya, maka film ini hukumnya wajib ditonton. Dan kalian yang baru menonton film ketiga ini, segera tonton dua film sebelumnya. Selamat menyaksikan!

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram